Chapter 25

609 99 28
                                    

"KAK REIGAA!!!" Pekik Gavya sambil berlari menghampiri Reiga yang sedang duduk di depan kelas dengan senyum yang mengembang di bibirnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"KAK REIGAA!!!" Pekik Gavya sambil berlari menghampiri Reiga yang sedang duduk di depan kelas dengan senyum yang mengembang di bibirnya.

Reiga menatapnya bingung, apalagi melihat Gavya yang begitu bahagia saat menghampirinya. "Kenapa ni bocil?" Gumamnya sangat pelan.

Gavya berdiri di depan Reiga, tak lupa memberikan hasil ulangan matematikanya pada pria itu. "Liat, nilai aku udah naik tau!" Ucapnya berseri-seri.

Reiga mengambil kertas tersebut, menelitinya dengan seksama. Setelahnya dia mendongak menatap Gavya. "Hasil nyontek kan?" Tanyanya santai.

Gavya merengut, susah payah dia berjuang mengerjakan soal-soal matematika. Tetapi saat hasilnya cukup bagus, Reiga malah menuduhnya menyontek.

"Sembarangan! Aku mikir sendiri tau!" Ujarnya sewot sembari mengambil lembar ulangannya dengan kasar.

"Nggak percaya gue, kalo nilai yang waktu itu gue percaya," serunya semakin membuat Gavya kesal.

Gavya membalikkan badannya dan berjalan menghampiri Sandya yang berdiri tak jauh dari mereka. Bibirnya melengkung ke bawah karena Reiga terus menuduhnya.

"Kakak jelek, masa aku di tuduh nyontek? Ini aku beneran ngerjain sendiri loh sampe kepala aku keluar asap. Aku juga belajar sama kakak jelek sampe nangis-nangis kan? Tapi kak Reiga tidak percaya ini hasil mikir aku," adunya seperti anak kecil.

Sandya menganggukkan kepalanya pelan, mengangkat dagu pacarnya itu agar menatapnya. "I know, congrats on acing it," puji Sandya yang mengembalikan senyum Gavya.

"Makasih kakak jelek!" Seru Gavya sebelum memeluk Sandya dengan erat. Sementara Reiga mendengus kesal melihatnya. "Udah, udah woy! Ini di sekolah!" Sentaknya.

Gavya melirik Reiga lalu menjulurkan lidahnya mengejek pria itu. "Kak Reiga selalu saja iri liat aku sama kakak jelek. Peluk aja kak Owen, dia kan nganggur," ucap Gavya sambil menunjuk Owen menggunakan dagunya.

Reiga menatap Owen yang sibuk mengupil. Dirinya bergidik kecil melihat Owen yang sangat jorok.

"Apa Rei? Mau peluk atau mau upil?" Tanyanya membuat Reiga memperagakan seperti orang muntah. "Huek!"

Owen menatap Reiga dengan horor. Reiga yang melihat itu pun meneguk ludahnya kasar. Tak lama Owen mendekati Reiga membuat Reiga terus menggeser dirinya agar Owen menjauh.

"Wen! Wen! Sadar anjir!" Serunya tetapi Owen masih menatapnya seperti ingin memakannya.

"Owen! Gue gebuk lu ya!"

Happ!

"Aaaaaa!!" Reiga memekik ketika Owen berhasil memeluknya dari samping. Reiga kemudian berusaha melepaskan diri dari dekapan Owen.

"Aku Lanang Wen! Lepasin anjing! Geli gue," ujar Reiga berusaha melepaskan tangan Owen yang memeluknya erat.

"Lah itu Lanang bisa, masa kita ngga bisa?" Seru Owen sembari menaik turunkan alisnya. Reiga yang melihat itu pun semakin takut pada Owen.

Intense Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang