Chapter 23

504 99 15
                                    

"Eh, eh, siapa ini tarik-tarik?" Seru Gavya ketika seseorang menarik lengannya saat dia ingin berbelok ke arah kelasnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Eh, eh, siapa ini tarik-tarik?" Seru Gavya ketika seseorang menarik lengannya saat dia ingin berbelok ke arah kelasnya.

Gavya mendongak, menatap Sandya yang sedang tersenyum kecil padanya. "Ih kakak jelek, ngapain tarik-tarik aku?" Tanyanya membuat Sandya terkekeh kecil.

"Kenapa sendirian? Axio mana?" Ujar Sandya hingga Gavya memicingkan matanya dengan menunjuk wajah Sandya.

"Kenapa nanyain Axio? Yang di depan ini pacar kamu loh! Kok nanyain orang lain?" Ujar Gavya dengan nada sewot.

"Engga gitu sayang, maksudnya kan biasanya kamu sama Axio. Kok sekarang sendirian?" Jelas Sandya agar Gavya tidak salah paham.

Gavya bersedekap dada, ujung kakinya ia gerakkan seperti mengintimidasi pada Sandya. "Bilang saja kakak jelek suka sama Axio!" Kesal Gavya.

"Engga. Kamu salah paham." Sandya ingin menggapai tangan Gavya, tetapi Gavya dengan cepat menjauhkan tangannya.

"Tidak boleh pegang-pegang! Kakak jelek abis bikin aku kesal, jadi tidak boleh pegang selama 1 bulan."

Sandya mengernyitkan dahinya, merasa hukumannya terlalu berat. "Lama banget, 1 hari aja ya?" Negonya.

"No! No! No! Terserah aku lah!" Sandya tersenyum lembut, dia mengacak gemas lembut Gavya hingga pria manis itu memekik.

"Ish! Sudah aku bilang tidak boleh pegang-pegang!" Seru Gavya sambil menepis tangan Sandya dari kepalanya.

"Ya udah, kamu ke kelas sekarang." Gavya melengos, tanpa menjawab pertanyaan Sandya, dirinya segera pergi dari sana. Sementara Sandya menatap punggung Gavya hingga pacarnya itu masuk ke dalam kelas.

***

"Gavya masih di kelas ngga?" Tanya Sandya pada salah satu teman kelas Gavya yang hendak keluar dari kelasnya.

"Gavya udah keluar dari tadi kak," balasnya membuat Sandya mengernyitkan dahinya bingung.

"Ooo, makasih." Anak itu mengangguk lalu pergi dari sana bersama temannya. Sedangkan Sandya mengambil ponselnya untuk menghubungi Gavya.

Berulang kali Sandya berusaha menelpon Gavya, tetapi nomor pria manis itu tidak aktif. Sandya berdecak kesal, sepertinya Gavya benar-benar marah padanya.

Biasanya ketika bel pulang berbunyi, Gavya duduk di depan kelas menunggu Sandya menjemputnya, tetapi hari ini pria manis itu tidak seperti biasanya.

Sandya berjalan cepat menuju parkiran, hingga di sana bertemu dengan Reiga dan Owen yang sudah naik ke motor masing-masing.

"Kala mana? Kok ngga sama Lo?" Tanya Reiga bingung. Biasanya sepupunya itu selalu menempel pada Sandya.

"Udah pulang kayaknya, lagi ngambek," ujar Sandya sambil naik ke atas motornya.

"Ngambek? Ngambek kenapa?" Seru Owen penasaran. Merek berdua menatap Sandya yang sedang memakai helm dengan buru-buru.

"Cemburu." Setelah mengatakan itu, Sandya segera menjalankan motornya meninggalkan kedua sahabatnya yang terdiam.

Intense Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang