Chapter 16

553 112 38
                                    

Terhitung sudah 3 hari Gavya mendiami Sandya, bahkan pria manis itu cenderung menjauhi Sandya ketika Sandya mendekatinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terhitung sudah 3 hari Gavya mendiami Sandya, bahkan pria manis itu cenderung menjauhi Sandya ketika Sandya mendekatinya.

Sandya pun uring-uringan, dia bingung harus bagaimana. Karena ia tak tahu alasan pasti Gavya marah kepadanya.

Dug!

"Ah maaf pak," seru Sandya yang tak sengaja menabrak petugas yang sedang membawa berkas, hingga berserakan. Sandya dengan cepat pun membantu petugas tersebut.

"Mas Sandya kayaknya lagi banyak pikiran ya? Bapak perhatiin mas Sandya ngelamun terus dari tadi," ujar petugas itu pada Sandya.

Sandya hanya tersenyum tipis, tangannya dengan terampil mengambil kertas-kertas yang berserakan lalu menatanya.

"Beberapa hari yang lalu ada cowok yang ngintip ke ruangan mbak Shafira loh mas," celetuk petugas itu membuat Sandya mendongak.

Dia memang sedang berada di rumah sakit jiwa untuk menjenguk Shafira, namun pikirannya melayang memikirkan orang lain.

"Cowok?" Gumam Sandya yang di angguki oleh petugas itu. Kebetulan sekali petugas yang di tabraknya adalah petugas yang bertemu dengan Gavya waktu itu.

"Iya, dia lucu banget pengen jadi pasien di sini. Padahal dia lebih cocok masuk ke Playground," ujar petugas itu sambil terkekeh pelan.

"Maaf pak, bisa bapak sebutin ciri-cirinya?" Pinta Sandya dengan memberikan kertas-kertas yang sudah rapi pada petugas tersebut.

"Mmm seragamnya sama kayak mas Sandya, matanya bulat, sedikit tinggi, tasnya warna abu-abu. Wajahnya lucu, kayak bayi," jelas petugas itu sambil mengingat-ingat wajah Gavya.

"Dia juga tanya sedikit tentang mbak Shafira," lanjutnya membuat Sandya mengerutkan dahinya bingung. "Tapi bapak baru jelasin sedikit, dia udah pamit mau pulang."

"Bapak bilang hubungan aku sama Shafira ngga?" Petugas itu menggelengkan kepalanya. Sandya yang melihat itu pun menghela nafasnya pelan.

"Ya sudah bapak anterin berkas-berkas ini dulu ya mas," ujar petugas itu tetapi Sandya menahan lengannya.

"Pak tolong nanti abis anterin berkas, anterin ini ke ruangan Shafira ya, bilang ke dia juga kalo aku ngga bisa Dateng hari ini. Ada urusan," seru Sandya sambil memberikan barang bawaannya.

Petugas itu mengangguk, kemudian melanjutkan jalannya. Dahinya mengernyit saat melihat Sandya yang pergi dengan terburu-buru.

Sandya yakin sekali kalau orang yang diceritakan oleh petugas tadi adalah Gavya. Terlihat dari ciri-ciri yang di sebutkan olehnya.

Tapi kenapa Gavya sampai tahu? Apa pria manis itu mengikutinya?. Apa yang pria manis itu pikirkan tentang dia dan Shafira? Sejak kapan dia mengetahui ini semua?

Kepala Sandya terlalu banyak berbagai macam pertanyaan hingga membuatnya pusing sendiri. Apa ini alasan di balik Gavya menjauhinya?

Sandya memakai helmnya, kemudian menancapkan gas menuju apartemen. Entah kenapa dia merasa harus meluruskan hal ini pada Gavya, padahal keduanya tidak ada hubungan apa-apa.

Intense Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang