Chapter 21

556 101 33
                                    

Gavya membereskan buku-bukunya setelah selesai belajar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gavya membereskan buku-bukunya setelah selesai belajar. Pria manis itu merentangkan tangannya ke atas guna melemaskan otot yang terasa kaku karena terlalu lama duduk.

"Jam berapa sekarang?" Tanya Gavya pada Sandya yang sedang bermain ponsel. Ngomong-ngomong sepanjang belajar, Gavya duduk di pangkuan Sandya.

"Jam setengah 10," balas Sandya yang di angguki oleh Gavya.

Gavya menguap hingga matanya berair. Dirinya lalu membalikkan badannya dan masuk ke dalam Hoodie yang di pakai oleh Sandya.

Sandya menunduk guna melihat apa yang sedang pacarnya lakukan. Detik kemudian kekehan keluar dari bibirnya saat Gavya menyembulkan kepalanya.

"Hehe." Gavya tersenyum seperti bayi, mata bulatnya sangat polos hingga Sandya tak tahan untuk tidak menciumnya.

Sandya meletakkan ponselnya di atas meja. Dia yang awalnya duduk di karpet, kini berpindah ke atas sofa dengan sedikit kesusahan.

"Aku berat tidak?" Tanya Gavya penasaran. Tangan kecil memeluk tubuh Sandya dengan erat.

"Engga sayang," balas Sandya sembari membenarkan posisi Gavya yang berada di pangkuannya. Sekarang Gavya terlihat seperti bayi koala yang menempel di ibunya.

"Aku ngantuk tau, kakak jelek tidak ada inisiatif puk-pukin aku?" Rengeknya dengan menyandarkan kepalanya di pundak Sandya.

"Kan udah aku peluk, masih kurang hm?" Seru Sandya yang di angguki oleh Gavya. "Uhm, harusnya di puk-pukin juga, biar cepet tidur."

Sandya terkekeh pelan, tangannya ia bawa untuk menepuk punggung Gavya sesuai permintaan pria manis itu. "Tidur sini aja ya?" Pinta Sandya yang di angguki oleh Gavya. "Aku juga males kalo harus pulang."

Sandya tersenyum lebar mendengar itu, dia mengecup leher Gavya hingga Gavya merinding di buatnya. "Eunghh, jangan kecup-kecup," serunya sambil mencubit pelan pinggang Sandya hingga Sandya meringis kecil.

"Hari ini kakak jelek sayang aku tidak?" Bisiknya dengan mata yang terpejam. Sebelah tangannya naik untuk memeluk leher Sandya.

"Sayang dong, ngga hari ini doang. Tapi kemaren, besok, dan seterusnya," balasnya lembut.

Gavya tersenyum kecil tanpa sepengetahuan Sandya, lalu kembali bertanya, "kalo aku nanya kayak gitu terus tiap hari kakak jelek bosan tidak?"

"No, I'll answer anything you ask, even if it's the same question every day," ujarnya yang lagi-lagi membuat Gavya tersenyum.

Perut Gavya seperti banyak kupu-kupu yang beterbangan setiap kali Sandya melemparkan gombalan kepadanya.

"Udah ayo tidur, katanya ngantuk." Gavya mengangguk, menyamankan posisinya dan menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Sandya.

Sementara Sandya menepuk lembut punggung Gavya sambil menatap layar tv yang sedari tadi menyala.

"Mochi sama Joy udah di kasih makan belum ya?" Sandya mengerutkan keningnya mendengar itu, bukannya Gavya yang memberikan makanan pada kedua hewan tersebut? Kenapa dia bertanya kembali?

Intense Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang