chapter 7

558 104 35
                                    

Di tengah kerumunan yang padat di tribun, tiga individu terlihat tengah asyik memperhatikan jalannya pertandingan sepakbola di lapangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di tengah kerumunan yang padat di tribun, tiga individu terlihat tengah asyik memperhatikan jalannya pertandingan sepakbola di lapangan.

Hari itu, sekolah tempat mereka belajar menggelar pertandingan sepakbola antar sekolah. Gavya, tanpa diragukan lagi, turut serta dalam pertandingan tersebut.

"Liat noh, sepupu Lo petantang petenteng, tengilnya minta ampun," seru Owen yang di angguki oleh Reiga.

"Cara Gavya ngerebut bola itu narik baju lawannya. Mana ekspresinya gemes banget ya tuhan," ucap Axio yang merasa gemas pada temannya sendiri.

"Dia emang tengil, tontonannya aja Masha and the bear," tambah Reiga, yang masih fokus memperhatikan pertandingan di depan mereka.

Sementara itu, Sandya terlihat tengah asyik dengan aktivitasnya sendiri. Dengan penuh konsentrasi, ia beberapa kali mengarahkan kamera yang dibawanya ke objek yang selalu menarik perhatiannya.

Setelah melihat hasil jepretannya, Sandya tidak hanya mendapatkan satu atau dua foto, melainkan lebih dari sepuluh potret yang berhasil ia abadikan.

"TIDAK! TIDAK MAUU!!!" pekik Gavya membuat Sandya mendongak. Pria itu melihat Gavya yang berlari menjauhi Atalla.

"Buruan Gavya! Gue mau pergantian pemain," seru Atalla sambil berusaha mengejar Gavya. Dia berusaha memakaikan ban kapten di lengan pria manis itu.

"Yang lain aja kak Atalla! Aku tidak mau jadi kapten! Aku maunya jadi pacar kakak!" Pernyataan itu membuat para penonton terkejut dan berteriak, tidak percaya dengan keberanian Gavya.

"Iya, iya nanti kalo menang jadi pacar gue, sekarang jadi kapten dulu." Gavya pun tersenyum senang, dia mendekati Atalla dan membiarkan pria itu memakaikan ban kapten di lengannya.

"Goblok banget sepupu gue," gumam Reiga, merasa frustrasi dengan sikap Gavya. Dia merasa kebingungan tentang langkah apa yang harus diambil untuk membuat pria manis itu sadar.

Sandya terdiam, tenggelam dalam pikirannya sendiri. Merasa bingung, dia tidak bisa berbuat banyak karena pria manis itu masih kesal padanya.

Atalla pergi ke tempat di mana timnya berkumpul, sementara Gavya kembali ke lapangan untuk melanjutkan pertandingan yang tertunda.

"Kak Sandya nih ngga sat set, buruan kak tembak Gavya!" seru Axio dengan semangat, membuat Sandya menoleh ke arahnya dengan malas.

Bukan tanpa alasan, Sandya sebenarnya telah tertarik pada Gavya sejak kejadian sebelumnya. Namun, melihat respons Gavya saat ini, Sandya merasa takut, khawatir bahwa tindakannya akan semakin membuat Gavya membencinya.

"Ah dia lebih milih liat Gavya sama orang lain. Dari pada di perjuangin," sindir Owen menyinggung Sandya.

Reiga menatap Sandya yang duduk di sebelahnya, pria itu lalu berbisik pada Sandya. "Lo ngga mau kejadian yang dulu terulang lagi kan?" Tanya Reiga yang di angguki Sandya.

Intense Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang