"AISH! JANGAN AMBIL MAKANAN AKU KAKAK!" Pekik Gavya kesal karena Reiga mencuri kentang gorengnya.
"Pelit amat cil, lagian gue ngambil satu doang elah. Nanti kalo pelit kuburan Lo sempit loh," balas Reiga dengan santainya.
Gavya merengut, dia memeluk piring yang masih terisi kentang goreng. "Ngga bakalan sempit, kan aku kalo mati di gradasi," ucapnya membuat semua orang yang ada di meja itu bingung.
"Gradasi apaan?" Seru Owen membuat Gavya menoleh sambil memasukan kentang goreng ke mulutnya. "Itu loh kak, yang jadi abu gituuu."
"Bukan gradasi Gavya, tapi marinasi," celetuk Axio membuat semua orang tertawa, kecuali Gavya, karena pria manis itu masih merasa bingung. "Eh iya, namanya marinasi," balas Gavya dengan polosnya.
"Lo kira masakan mau di marinasi?" Ujar Owen dengan kekehan yang masih keluar dari bibirnya. "Apa sih namanya? Gue jadi lupa anjir."
"Fermentasi ngga sih?" Tanya Reiga yang semakin mengundang tawa. Bahkan Owen sampai memukul meja karena dia membayangkan Reiga yang menjadi tape.
"Itu buat tape kak Reiga, kakak kalo mati mau jadi tape? Mending aku lempar ke sungai," Ucap Gavya sambil mengerjapkan matanya polos.
Di saat mereka sedang kebingungan, tiba-tiba Sandya yang entah dari mana duduk di samping Owen. Pria itu menatap Owen dengan dahi mengernyit.
"San, orang kalo mati terus di bakar itu namanya apa ya?", Tanya Reiga pada Sandya. Semua mata menatap Sandya menunggu pria itu menjawab.
"Kremasi," balasnya singkat.
"Oh iya, kremasi kakak! Kalian ini tidak pintar. Gitu aja tidak tau namanya apa," seru Gavya dengan PDnya.
Reiga, Owen, dan Axio mengelus dadanya sabar. Padahal pria manis itu terlebih dahulu yang salah ngomong, tetapi bibir Gavya terlalu enteng untuk menyalahkan mereka bertiga.
"Gavya." Semuanya menoleh saat Atalla menghampiri meja mereka. Gavya yang melihat itu pun segera beranjak dan menghampiri kakak kelasnya tersebut.
"Gavya, maafin gue ya? Kemaren gue ada urusan mendadak terus ngga sempet ngabarin Lo," ucapnya penuh sesal.
Gavya menggelengkan kepalanya, bibirnya tersenyum manis hingga menampakkan deretan giginya. "Tidak apa kak Atalla. Aku paham kok," balasnya membuat Reiga mencibir.
"Udah polos, mana bego lagi," gumam Reiga yang masih bisa di dengar oleh Sandya dan Owen.
Atalla ikut tersenyum, tangannya terangkat untuk mengelus kepala Gavya. "Nanti gue traktir es krim pas latihan oke?" Tawarnya yang di angguki oleh Gavya.
"Siap!! Nanti kalo kak Atalla lupa, bakal aku tendang sampe keluar lapangan," ancam Gavya pada Atalla.
Atalla terkekeh pelan, dia mengangguk lalu berpamitan untuk pergi ke meja teman-temannya. Sementara Gavya kembali duduk di tempat semula.
KAMU SEDANG MEMBACA
Intense Love
Fanfiction⛔JANGAN SALAH LAPAK!⛔ INI LAPAK BXB! Seorang laki-laki manis yang merasa kesal karena ciuman pertamanya dicuri oleh seorang pria asing. Saat dia pindah sekolah, kejutan mengejutkan datang ketika dia mengetahui bahwa orang yang mencuri first kissny...