NMF 15: Kelam

3.7K 182 11
                                    


⚠️WARNING ADULT STORIES!

Udah follow belum? Kalau belum follow dulu dong+masukkan ke perpus biar dapat notif dari aku TERCINTAH💋

Jangan hanya baca, tinggalkan vote+komen kalian.

JANGAN SIDER!

____

Seorang pria berkemeja putih dengan lengan baju yang dilipat, masih sibuk dengan kegiatan mencuci tangannya di wastafel. Sesekali, ia melirik bilik pintu kayu yang tepat berada dibelakangnya seraya menunduk memperhatikan air yang mengalir membasahi tangannya yang hampir keriput.

Bunyi kunci yang diduga dari bilik, membuat pria itu segera bersikap biasa saja. Matanya mencoba melirik dari cermin besar didepannya. Disana, ia melihat seorang anak kecil yang tengah mengelap bibir sexi nya menggunakan jempol miliknya. Setelah anak itu keluar dari kamar mandi, seorang pria berwajah datar pun keluar dari bilik WC seraya membenarkan sabuk celananya. Tentu saja melihat hal yang demikian semakin membuat pria itu yakin dengan apa yang ia dengar beberapa menit yang lalu.

____

Beberapa hari berlalu dilewati oleh Nino seperti biasa. Kalau tidak di kasur ya diruang tamu. Kalau tidak di mansion, berarti dirumah yang satunya. WOI!

Kini, Daniel tengah menggendong Nino yang demam tergesa-gesa, dengan perasaan yang tak karuan. Tadinya, mereka berniat untuk mencari makan diluar mansion. Namun, kenaikan suhu tubuh Nino yang mendadak membuat pria itu menyuruh bawahannya banting setir ke rumah keduanya yang berada tak jauh dari jalanan yang mereka lalui.

Pria itu merebahkan tubuh ringkih Nino diatas kasur king size nya. Setelahnya, ia pun menarik selimut yang berada di kaki putih Nino, dan menutupi anak itu hingga sebatas dada. Daniel berlutut seraya menatap lekat wajah yang penuh dengan peluh keringat. Ia mengambil tangan mungil yang terasa sangat dingin baginya. Nino kini bernapas tak karuan. Ia seperti cacing kepanasan dengan sakit kepala yang menyerangnya habis-habisan.

"Kita ke rumah sakit ya?" ajak Daniel lagi setelah sebelumnya ditolak anak itu. Nino membuka kelopak matanya perlahan dan menatap sendu seorang pria yang tengah menggenggam tangannya. Gelengan dari Nino berhasil membuat Daniel menunduk. Ia merasa sangat bersalah sekarang. Entah apa yang membuatnya seperti itu, ia pun tidak tahu.

Daniel meletakkan kembali tangan itu ke tempatnya semula. Ia kemudian menarik kembali selimutnya hingga menutupi leher mulus milik Nino. Daniel berencana ingin memasak makanan orang sakit di dapur. Namun niatnya malah urung ketika belakang bajunya, ditarik pelan oleh Nino.

"Daddy mau kemana?" tanya Nino dengan nada suara yang lumayan lemah. Daniel berbalik setelah beberapa saat terdiam mendengar panggilan yang terdengar tulus itu. Ia kembali berlutut dan menggenggam tangan yang menarik bajunya tadi. "Daddy mau buatin sesuatu yang bisa kamu makan, sayang."

"Nggak. Jangan tinggalin Nino. Nino gak mau sendirian!"

Perlahan, isakan kecil mulai terdengar dengan air mata yang mengucur cukup deras. Daniel langsung membenarkan dirinya jika ia tak akan pernah meninggalkan anak itu. Namun bukannya berhenti menangis, Nino menyingkirkan selimutnya dan memeluk Daniel dengan erat.

Suara isakan masih terdengar dari anak itu, meski wajahnya sudah bersembunyi di dada bidang yang teralas oleh kaos rumahan yang biasa Daniel kenakan. "Jangan. Jangan pergi. Nino gak mau Daddy pergi," lirih bocah itu seraya menangis. Daniel termenung sebentar. Entah kenapa, pikirannya mendadak menjadi kosong sekarang. Hingga beberapa saat, tangan kekar miliknya pun terangkat untuk membalasi pelukan hangat yang ia dapat dari Nino. "Daddy, tak akan pernah meninggalkan mu, honey."

NOT MY FATHER! (1821)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang