NMF 3: Kalau tidak?

9.7K 537 9
                                    

⚠️ ADULT STORIES!
Udah follow belum kalau belum follow dulu dong. Jangan lupa vote+komen biar aku rajin update dan semangat.

Jangan lupa masuk perpus biar dapat notif dari aku TERCINTAH💋

JANGAN SIDER!

Bejir lah banyak banget yang sider. Lama lama ku hancurkan dunia

____

Dengan wajah yang sangat tidak enak dilihat, Nino menyingkirkan tangan kekar yang sedari tadi terus saja memeluknya. Ia menyingkirkannya hati-hati karena takut membangunkan sang pemilik tangan. Setelah terlepas, ia pun beranjak dari kasur king size itu menuju pintu secara perlahan.

Nino menutup pintu, lambat sekali. "Huft, dasar om-om pedo. Mana mesum lagi," umpatnya mengingat beberapa kejadian tidak enak diingat.

"Ayolah, cium sekali saja."

"Apasih om-om genit!?"

"Ayo, cium disini."

Nino menatap Daniel dengan jijik. Pria itu terus saja memohon-mohon untuk diberikan ciuman selamat tidur kepadanya. Tentu saja Nino tak akan semudah itu memberikan sesuatu yang berharga bagi seseorang.

Pupil mata elang itu kian membesar. Tangan kekarnya pun saling menggenggam didepan dada. Nino yang melihat pemandangan itupun membuang wajahnya kearah lain seraya bersedekap dada. Tatapan nyeleneh pun tak lupa ia tampilkan didepan pria berumur tiga puluh tahun itu.

"Yaudah, sekali ini aja!" Sontak Nino pun memberikan ciuman selamat tidur di pipi pria tersebut sesuai permintaan Daniel. Daniel membulatkan matanya kagum dengan senyum yang merekah setelah keinginannya dipenuhi. Nino menatap lekat bekas ciuman yang ia berikan sebelum ia benar-benar menjauhkan kepalanya dari wajah pria itu.

Nino mengangkat sebelah alisnya menatap pria dengan senyum yang masih merekah disana. "Lagi," celetuk Daniel berucap dengan mata yang membulat sempurna. "Dih," Nino pun kembali membuang wajahnya dengan tangan terlipat didada.

"Loh loh loh loh. Mas mas!"

Wajah yang sama yang ia lihat pertama kali itu muncul kembali. Secara tiba-tiba Daniel mendekat kearahnya dan langsung menghempaskan tubuh kecil Nino dan mengunci pergerakannya. Daniel membawa naik tangan itu dan kemudian mengikatnya dengan sebuah dasi yang dikaitkan kesebuah pengait. "Maksud e opo Iki," cetus Nino meminta penjelasan dan masih berusaha mencoba melepaskan tangannya, dengan cara digerakkan guna melonggarkan dasi yang melilit itu. Namun, lilitan dasi terlalu kuat hingga usahanya pun tak berguna melepaskan dirinya.
Tepat didepannya, Daniel melepas kaos lengan panjang berwarna putih dari tubuhnya. Nino dapat melihat tubuh atletis itu sangat menawan dimatanya.

Wajah Daniel telah berubah. Ia tidak lagi melihat senyuman penuh nafsu itu di wajah Daniel. Yang ia lihat hanya wajah datar dengan tatapan yang penuh makna. Setelah Nino menelan salivanya kuat, pria itu mulai mendekat menarik garis di bibirnya.

Nino menampilkan ekspresi seperti orang muntah setelah mengingat dirinya dipermainkan habis-habisan, namun entah kepada siapa. Setelahnya ia pun berjalan ke lantai dasar melewati tangga yang dialasi karpet. Tak lupa tangan lentiknya senantiasa menyentuh handrails yang terlihat mewah dan elegan itu. Setelah sampai dilantai dasar, ia pun berbelok kearah dapur dengan niat ingin mengisi perut kecilnya. Sedari tadi ia tak mengingat waktu untuk makan karena kerjaannya yang hanya tidur, tidur dan cum. HEH!

Seorang bocah seumurannya yang tampak sedang menulis, mengalihkan pandangannya kepada Nino. Ia mengangkat satu alisnya dengan maksud bertanya untuk apa Nino berada disini malam-malam begini.

NOT MY FATHER! (1821)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang