NMF S2 25: Transaksi

2.1K 110 10
                                    

Warning adult stories!

Menerima request-an alur🤏

HAPPY READING 😋

============================

Nino terus menarik sebuah jas agar menutup dirinya dengan sempurna. Ruam kulitnya membuatnya berada dirumah sakit ini bersama dengan pria asing. Bukan dia yang meminta kesini, namun pria ini yang memaksanya kemari.

"Jangan cemberut seperti itu!"

"Dih ngatur! Terserah gue lah mau apa!"

Benar-benar anak yang keras kepala. Selain menjengkelkan, ia juga tidak tau terimasuap. Jika bukan karena pria yang berjalan disampingnya sekarang, mungkin kondisi kulitnya akan semakin parah dan memburuk akibat alergi. Nino juga tak punya sopan dan santun. Ia tak menawari pria itu datang kerumah sebagai bentuk balas budi, atau apapun untuk membalas kebaikannya.

Disisi lain, seorang anak tengah mendorong seorang pria lain, dilorong rumah sakit yang Nino kunjungi. Anak itu, alias Ziko terus-terusan mendorong tubuh Daniel agar mau diperiksa kejiwaannya oleh dokter. Pasalnya sebelum hujan berhenti, pria itu sempat-sempatnya membuat luka gores didekat nadinya, dan memperhatikan darah yang mengalir itu tanpa ada niat ingin mengobatinya.

"Untuk apa kita kesini?" tanya Daniel masih tidak mengerti.

"Nan--ti gue jelasin! Perta--ma tama, gunain kaki lo buat jalan dulu please!"

Daniel tak menggubris perintah anak itu. Ia tetap kekeuh diam seraya didorong oleh anak tak berdosa dibelakangnya. Nafas Ziko terdengar ngos-ngosan, namun Daniel tak kunjung peka. Ia biarkan anak itu mendorongnya, tanpa ada niat berjalan sendiri menggunakan kedua kakinya.

"Huh huh capek! Lo gajah apa beruang sih om!?" omel Ziko seraya berkacak pinggang. Tetesan keringat kini mengucur ditubuhnya. Dapat dilihat jika rambut anak itu, sudah basah oleh air keringat.

"Huh, yasudah. Sebagai balas budi akan saya belikan minuman di kantin," ucap Daniel berlalu dari sana.

"Beli yang dingin!"

Disela-sela Ziko mengipasi wajahnya menggunakan tangan, seseorang yang sepantaran dengannya pun menyapa dan membuat ia mengalihkan atensinya kepada anak didepannya. Seorang remaja, yang tertutup oleh jas membuat Ziko berkerut. Dan juga, seorang pria matang yang berdiri disampingnya membuat anak itu semakin terkejut.

"Bukannya lo pacar Renata!? Kenapa lo bisa jalan sama om-om kayak gini!? Renata gak kasih nafkah lahir batin!? Kenapa gak bilang ke gue? Nanti bakal gue lempar masuk sumur belakang sekolah!"

Pertanyaan beruntun itu hanya membuat Nino tersenyum kecut. "Gue gak ada jadian sama Renata," balas Nino singkat dan mewakili banyak pertanyaan darinya. "Lo ngapain disini, Den?" tanya Nino yang kebingungan.

"Lagi bantuin om-om juga, tapi dia lagi ke kantin. Kayaknya kejiwaannya terganggu," balas Raden, alias Ziko tadi.

"Ketemu dimana?"

"Dekat jurang. Kayaknya mau lompat. Dia bilang dia depresi ditinggalin calon pacarnya. Dia udah nyari jauh-jauh kesini karena dia ketemu orangtua dari pacarnya itu, disekitar sini. Waktu mau ngebuntutin lebih jauh, dia malah hilang jejak," jelas Raden dengan tangan yang dimainkan. Nino hanya mengangguk paham hingga pria disampingnya memintanya untuk kembali berjalan keluar dari tempat orang sakit ini.

"Udah ya den, gue duluan." Nino berjalan lebih dekat kepada Raden agar ia bisa berbisik pelan. "Kayaknya dia gak sabar nunggu gue buat habisin hartanya," sambungnya lagi membuat Raden bergidik ngeri. Setelahnya, anak itupun pergi dengan Raden yang masih melambai saat Nino sudah berhasil keluar dari sana.

NOT MY FATHER! (1821)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang