NMF S2 36: Pantai (2)

1.5K 89 31
                                    

Warning adult stories!

Menerima request-an alur🤏

HAPPY READING 😋

============================

"Jangan ditutup-tutupin dong."

Benar-benar, rasanya sangat aneh bertelanjang dada didepan mereka semua. Seolah, ia berbeda kelamin dengan mereka. Nino berusaha menutupi tubuhnya yang terekspos begitu saja dengan tangannya. Walaupun tak ada gunanya karena tangannya yang kecil tak dapat menutup seluruhnya.

"Beneran mulus," decak kagum Nathalio mencondongkan tubuhnya kedepan, dengan dua tangan yang masuk kedalam saku celana. Tak dapat dibohongi, jika tubuh itu benar-benar sangat sempurna. Kulitnya putih dan sangat bersih. Hanya otot yang sangat kecil saja yang ada disana, sebagai penanda bahwa ia masih seorang laki-laki.

"Ih udah jangan diliatin terus!" pekik Nino ketika mereka malah menjadi tertarik padanya sekarang. Blush on alami yang timbul diwajahnya membuatnya semakin cantik. Ditambah dengan pinggangnya yang sangat ramping, membuat siapa saja ingin menariknya kedalam pelukannya.

"Aahhh~!"

Nino langsung membekap mulutnya ketika tidak sengaja mengeluarkan suara nikmatnya. Semua berdecak kagum. Suara tadi seolah menjadi racun untuk membuat mereka semakin tertarik. Nino memutar wajahnya kebelakang. Ternyata, dalang yang membuat ia mendesah nikmat ada dibawah air. Evan menyengir kala aksi nya yang ingin menyentuh pinggang ramping Nino lagi, ditangkap basah oleh sang korban.

"Evan! Kamu ngapain sih!?" tanyanya dengan nada tidak suka. Bocah imut itupun keluar dari air. Ia menunjuk salah satu kakaknya yang berdiri didepan Nino. "Bang Ed yang nyuruh," ucapnya jujur tanpa beban.

"Anak setan," umpatnya dengan nada suara yang sangat rendah. Ia langsung menerima tatapan maut dari kakak dan juga adiknya. "Gue cuma penasaran sama suaranya woi!" ujar Edward membenarkan dirinya. "Lo juga, ngapain natap body nya kayak gitu," tunjuk lelaki bercelana Hawai itu kepada Natha. Ia tak mau disalahkan sendirian. Dalang dari ini semua sebenarnya adalah Nathalio.

"Udahlah. Semua udah terjadi." Natha berjalan maju mendekati Nino. "Anggap aja ini kali terakhir kita cuci mata, ya gak?" sambungnya membawa pinggang Nino mendekat padanya. "Ramping juga, sama gue aja. Ngapain sama si tua itu," bisik Natha pelan membuat Nino langsung merinding.

Edward ikut mendekat. Tanpa Nino sadari, ia sudah membawa tangan kecil Nino, melayang ke udara. "Iya nih. Sayang banget kalau lo emang harus sama dia," tambahnya membuat Nino merinding, dengan akhiran menciumi punggung tangan miliknya.

Sungguh, adegan seperti ini membuat Nino tegang dan takut! Padahal, rasanya saat sedang bersama Daniel mereka biasa melakukan hal demikian. Namun kali ini tidak. Bukannya tergoda yang tumbuh, malah rasa jijik dan takut yang menjalari hati Nino yang terletak jauh didalam tubuhnya. Apalagi Natha juga ikut-ikutan menciumi kepalanya dan si batu Alvarez ikut menyentuh bagian teramping pinggangnya.

Daddy, tolongin Nino.

"Apa kalian pernah dengar, larangan mendekati orang yang sudah berstatus sebagai tunangan?"

Perlahan tapi pasti. Ketiga lelaki beda umur itu segera menjauhkan tangan mereka dari Nino. Suara bariton yang terdengar dari arah belakang membuat semua kompak menoleh. Seorang pria berpakaian Hawai dan celana pendek tengah berdiri didalam air, seraya melipat kedua tangannya. Kakinya di hentakkan ke permukaan secara bergantian. Matanya pun jeli dan tajam menatapi masing-masing keponakannya dengan mengerikan.

Sebelum Daniel meledak, Renza dan Evan lebih dulu mengangkat tangan hingga membuat semuanya menoleh padanya. "Enja sama adek gak terlibat dalam aksi pemerkosaan. Jadi, kami berdua mau pergi dulu. Bye-bye," adu Renza melambai ria yang kemudian menarik tangan adiknya, menuju Jeano yang tengah menonton dari kejauhan.

NOT MY FATHER! (1821)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang