NMF S2 29: SPESIAL R×A

1.6K 78 4
                                    

Warning adult stories!

Menerima request-an alur🤏

HAPPY READING 😋

============================

Eps.2 : Kabur berdua

Malam yang tenang membuat Lisa bisa lebih rileks dan melupakan rasa sakit hatinya sekejap. Tak seperti biasanya Raden mengingkari janji sejak mereka pacaran. Apa mungkin Raden benar-benar sibuk, bekerja? Secara ia yang hidup sebatang kara membuat Lisa berusaha memaklumi semuanya.

Shit! Shit! Acaa! Shit!

Suara desitan yang terdengar diluar jendela membuat Lisa berdiri. Ia memperhatikan jendela yang tertutup tirai berwarna biru itu sebentar. Ia kembali dipanggil. Setelahnya ia pun berlari kecil dan membuka tirai dengan cepat.

"Kai!" panggilnya pada seorang remaja yang tengah bergelantung pada ranting pohon disebelah jendelanya. Lisa segera memberikan tangannya dan menarik remaja itu hingga ia bisa masuk kedalam kamar miliknya bernuansa putih tersebut. "Maaf ya Acaa, gue tadi gak datang ke taman," pintanya meminta maaf kepada gadis yang memakai piyama itu. Lisa tersenyum. Ia sudah memaafkan Raden dari sebelum lelaki itu meminta maaf. Ia kini tengah senang dan malu hingga pipi putihnya terlihat merona.

"Gapapa, Kai. Acaa ngerti kok."

"Hehe. Maaf ya, gue ganggu malam-malam gini. Anggap aja ganti dari yang tadi siang."

Woi bucin! Nanti dulu mesra-mesranya! Sekarang bantu gue badjingan!

Lisa memiringkan kepalanya. Terlihat disana ada Nino yang kesusahan meraih jendela kamarnya. Dengan cepat ia menyuruh pacarnya untuk segera membantu anak itu agar tak disangka maling, oleh masyarakat yang lewat disekitar sana.

"Lo bawa kan semua makanannya?"

"Bacot! Gue yang hampir meregang nyawa malah makanan yang lo tanyain ada apa enggak!"

Raden mengusap belakang lehernya. "Hehe, jadi pesta kan? Katanya lo mau bebas dari Daddy lo semalem. Kalau gak mau gue bisa pulangin lo ke Daddy lo lagi."

"Nggak!" Sanggah Nino cepat. Ia kemudian berdiri dan membawa kresek yang penuh dengan makanan dan membawanya mendekat kepada Raden dan Lisa. "Nih makanannya," senyum Nino pada Lisa yang mengerti. Mereka berdua memang sering melakukan hal-hal seperti ini dikala senggang. Tentu saja donatur dari acara ini adalah Nino semata, karena dia yang lebih beruang dari mereka berdua.

============================

Mata elang milik Daniel kini liar didepan rumah tua milik Raden. Ia sebelumnya celingukan melihat kearah jendela yang gelap. Dengan keyakinan penuh ia pun melangkah menuju pintu utama yang didominasi oleh kaca.

Langkahnya terhenti ketika lampu diruangan yang bisa dilihat dari luar, menyala. Secara kasar, gagang pintu besi tua itu terbuka dan menampilkan sosok Andra yang juga tengah kebingungan sekarang. "Kau lagi?" tanya Andra menutup pintu.

"Aku hanya mencari Nino," delik Daniel tajam hendak kembali maju. Andra mencegah menggunakan tangannya. "Orang asing dilarang masuk kedalam sini!" peringatnya dingin dengan wajah datarnya bak tembok.

Tanpa duga, senyum smirk milik Daniel terangkat. Ia melipat tangannya didada dengan tatapan nyelenehnya. Keadaan malam yang sangat sunyi itu membuat semuanya kelihatan menyenangkan. Apalagi mencari perkara dengan seorang pria yang pernah bermain main dengan kesayangannya.

"Kau juga sama asingnya dengan saya. Lantas mengapa kau bisa masuk dengan mudah, hm?"

"Saya tidak punya waktu untuk menjelaskan. Kai masih diluar dengan waktu yang sudah hampir menunjukkan pukul satu malam."

Tanpa banyak berkata-kata lagi, Andra langsung mengunci pintu dan berjalan menuju mobilnya. Daniel memperhatikan, dengan senyum smirknya yang masih ada disana. Setelahnya ia pun mengeluarkan kunci mobilnya dan berjalan masuk kearah mobilnya yang terparkir diseberang tempat mobil Andra.

Didalam sana, keduanya terfokus pada jalanan dengan mata tajamnya yang menyalang. Daniel tersenyum ria ketika melihat Andra yang mengebut dan mendahului dua truk tangki BBM disana. "Akan aku saksikan saat kau terbakar disana," kata Daniel menancap gas untuk menyusul pria didepannya.

============================

Pintu kamar yang terbuka menampilkan Lisa yang tengah membawa minuman dingin dari bawah. Raden tak bisa bangun dari duduknya, karena ia yang dipeluk sangat erat oleh Nino dengan kaki yang melingkari pinggangnya.

"No, bangun. Kita bentar lagi harus pulang."

Nino tak menjawab. Ia hanya melenguh panjang dengan nada penolakan. Matanya yang dihiasi oleh bulu mata yang lentik, setia terpejam dipundak Raden. Tak ada yang bisa dilakukan Raden sekarang selain mengusap pelan puncak kepala anak dipangkuannya.

"Aku yakin, dimasa depan kamu pasti jadi ayah yang baik," beo Lisa tanpa sadar. Tangannya ikut terjulur menyingkirkan sebagian rambut yang menutupi mata Nino. "Ah bisa aja. Lo juga pasti bakal jadi ibu yang cantik nantinya," balas Raden pelan membuat pipi Lisa menjadi merah.

Setelah obrolan kecil terjadi antara mereka, Raden akhirnya pamit untuk pulang. Pepohonan besar dan gelap tak membuatnya ciut. Lampu mobil yang awalnya kecil, kini membesar dan berhenti didepannya. Seorang pria yang dikenal oleh Raden keluar seraya membuka kacamata hitamnya. Tak butuh waktu lama, tanpa basa-basi ia meminta Raden agar memberikan Nino kepadanya lalu berlalu dari sana dengan segera.

"Cepatlah pulang kerumah. Pacarmu tengah menunggu sekarang," ucap pria itu tak menatap Raden sedikitpun. "Pacarku hanya Lisa," gumam Raden menjawab memperhatikan mobil yang kian menjauh darinya. Terasa helaan nafas memasuki telinganya. Pundak kecilnya terasa ditopangi oleh sesuatu. Raden tak menoleh. Hingga suara yang terdengar membuatnya menghembuskan nafasnya lelah.

"You're right. You're just my slave."

Terimakasih sudah sabar menunggu lanjutan bab sebelum bab spesial. Temukan Raden (Kai) dan Andra (Zave) dilapak mereka sendiri. Semoga harimu menyenangkan. Jangan lupa ramaikan bab ini

============================

Jangan lupa follow🤏

See you next time💋

NOT MY FATHER! (1821)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang