NMF S2 31: Pengakuan Daniel

1.8K 104 9
                                    

Warning adult stories!

Menerima request-an alur🤏

HAPPY READING 😋

============================

Suasana rumah yang sepi membuat Nino semakin nyaman untuk duduk diatas sofa dengan selimut yang menutup badannya. Teh hangat lemon dan bubur orang sakit kini hanya tersisa setengah saja, diatas meja. Nino keasyikan menonton kartun yang ada di televisi.

Waktu yang menunjukkan pukul sembilan pagi, tidak membuat Nino beranjak dari duduknya. Pukul sembilan? Ya, itu adalah waktu yang dijanjikan Daniel sampai kerumahnya. Ia tak peduli. Nanti jika Daniel benar-benar tiba, ia tinggal menyuruh pria itu menunggu untuk berganti pakaian.

Om om mesum

Nino
Daddy sudah didepan pintu

Yaudah masuk aja
Pintunya gak dikunci

Setelah percakapan singkat itu, seorang pria berkemeja putih dengan lengan yang terlipat, masuk kedalam rumah. Nino tak bergeming sedikitpun bahkan ia tak menoleh pada Daniel. Setelah suara tertawaan yang cukup kencang keluar, barulah ia mengambil remote untuk mematikan televisi lalu turun dan membuka selimut hangatnya.

"Gak usah cabul!" peringat Nino yang melihat Daniel menatapnya penuh makna. Bantal sofa yang dilempar oleh anak itu, ditangkap dengan mudah oleh Daniel. Ia menghembuskan nafasnya pelan. Kemudian berjalan mendekati sofa dan menata kembali bantal kecil berwarna abstrak tersebut.

"Tidak usah mandi. Nanti kamu semakin demam." Tak sadar, ternyata Daniel telah berdiri tepat dihadapannya. Ia memegangi kening mulus yang terasa sedikit panas itu. Tentu saja, Nino yang kembali sadar langsung menepisnya kasar dengan dua alisnya yang saling bertautan.

"Gak usah cari kesempatan!" bentak Nino kepada Daniel. Remaja berpiyama biru muda itu terlihat sangat lucu. Apalagi bagian celananya yang sudah memendek akibat dirinya yang tumbuh tinggi, terekspos indah disana.

"Daddy tidak mencari kesempatan. Sudahlah tidak usah keluar. Daddy akan jelaskan disini saja," ujarnya mendekati keresek berwarna hitam yang ia bawa diatas meja makan. Nino mengerut. Mereka tidak jadi keluar? Berarti tidak ada makanan enak? Mereka tidak jadi keluar? Berarti tidak ada foya-foya? Alamak janganlah! Tolong Nino sudah memikirkan apa-apa saja yang hendak dibelinya menggunakan uang milik Daniel. Yang benar saja mereka tidak jadi keluar? Sia-sia dong semua daftar belanjaan yang rencananya akan ia bawa pulang.

Nino benar-benar tidak punya rasa malu. Setelah membuat orang sedih karena tidak menerima pernyataan cintanya, ia malah mempeloroti uang milik orang tersebut dengan sangat tidak elegan.

"Masa iya kita gak jadi keluar!? Gue bosan tau dirumah. Yok yok keluar yok om," pintanya merengek gemas. Melihat tidak ada reaksi apapun, Nino langsung berlari kecil menghampiri Daniel. Ia menarik-narik kemeja putih itu layaknya seorang anak kecil yang diminta belikan permen kepada ayahnya. Ia butuh Daniel yang peka. Peka jika ia benar-benar bosan dan butuh asupan belanja, walaupun ia tau mereka berdua bukanlah siapa-siapa.

"Tidak mau. Nanti demam kamu semakin tinggi," jawab Daniel rendah tak menoleh sedikitpun.

"Gue gak sakit! Gue udah sembuh! Ayok keluar jajan," rengeknya yang benar-benar mirip seperti anak kecil. "Om ayolah kita keluar. Tadi lo ngajakin gue kan? Yaudah ayo!"

Daniel pasrah. Bajunya yang ditarik-tarik membuatnya jengah. Ia mengeluarkan sesuatu dari keresek yang ia bawa, lalu menggunakannya untuk menyumpal mulut Nino agar tidak terus-menerus berisik.

NOT MY FATHER! (1821)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang