NMF S2 38: Bertemu

1.6K 88 17
                                    

Warning adult stories!

Menerima request-an alur🤏

HAPPY READING 😋

============================

Pagi yang cerah telah diselesaikan dengan banyaknya tugas-tugas rumah tangga seperti biasa. Mulai dari mencuci piring, menyapu rumah dan melayani anaknya dan suami sebelum berangkat ke kantor dan sekolah.

Seperti janji, Violet telah bersiap-siap menemui seseorang yang sudah lama tak ia jumpai. Tumben sekali pria itu mengajaknya bertemu mendadak seperti itu. Walaupun mendapat pesan saat malam hari, namun bagi Violet itu rasanya sangat mendadak ditambah ia yang harus mengambil cuti dadakan karena acara pertemuan seperti ini.

Taksi yang ditumpangi wanita yang memakai dress putih itu, tepat berhenti disalah satu rumah penginapan terkenal di kota. Sebuah penginapan mewah dan elegan yang sama sekali tidak menguras kantong yang banyak. Violet celingukan melihat kiri dan kanan. Tampaknya, pria itu sudah lebih duluan tiba karena mobilnya yang terparkir di halaman depan.

"Permisi," gumam Violet lirih membuka pintu. Ia kembali menutupnya perlahan dan meliarkan pandangannya melihat kesekeliling ruang tamu. Tampak seperti tak ada orang. Tapi ia yakin, mobil yang tadi adalah milik pria yang ingin bertemu dengannya sekarang ini.

Violet meletakkan tas yang ia bawa diatas sofa. Kaki gontainya berjalan menelusuri setiap ruangan yang ada dirumah. Hingga, seorang pria yang tengah sibuk memasukkan adonan kedalam cetakan membuatnya kembali memanggil. "Al?"

Pria itu sama sekali tak menggubris seolah-olah Violet tak ada disana. Setelah menghias dua buah cupcake buatannya, ia pun berbalik badan dan memasukkannya kedalam oven berukuran sedang disana. "Bagus, kau sudah datang," sambutnya datar masih membelakangi Violet.

"Ada perlu apa, sampai harus bertemu seperti ini?" tanya Violet mengawali percakapan. Pria itu berjalan mendekati Violet yang sedang berdiri didekat meja makan. Ia mengambil duduk disana dan mempersilahkan wanita awet muda itu untuk duduk bersamanya.

"Kenapa bisa, Nino bermesraan dengan seorang pria?" tanya pria itu terdengar biasa saja. Violet kaku. Dia kebingungan mengolah kata yang harus ia ucapkan kepadanya. "Memangnya kenapa?" tanya balik Violet, membuat pria tersebut menaikkan sebelah alis tebalnya.

"Memangnya kenapa kau bilang?"

Satu hentakan tangan keatas meja membuat Violet sedikit terkejut. Wajahnya terlihat sangat marah kepada wanita itu. Tangan kekarnya langsung mengeluarkan urat-uratnya. Pria itu berdiri dari duduknya. Dengan wajah bringas yang masih terpasang, ia menunjuk-nunjuk Violet seolah menjatuhkan harga diri wanita itu sekarang.

"Apa kau lupa, dia juga milikku!" tegasnya membuat Violet mendongak. "Jika aku tak ada, maka dia juga tidak!"

"Bukankah kau tidak peduli dengannya!?" Tak terima disalahkan sendirian, Violet ikutan berdiri dan ikutan memberi pria itu sebuah tatapan yang tajam. "Kau pikir selama ini kau peduli, hah!?"

Plaakkk,,,

Satu tamparan keras tepat mengenai sisi wajahnya hingga ia menoleh ke samping. Tak ada rasa bersalah pria itu saat berhasil melayangkan tangannya. "Kau kira selama ini, dia dirawat oleh siapa!?"

"Aku memang terlihat tak peduli, tapi aku diam-diam memperhatikannya asal kau tahu! Melihatnya berduaan dan bermesraan dengan seorang pria tentu saja membuat aku murka!"

Pria berkemeja itu, keluar dari kursinya. Ia berjalan mendekati Violet dengan dagu mulus itu, ia cengkram dengan kuat. "Kau adalah ibu yang buruk! Setelah menelantarkannya, sekarang kau merestui hubungannya, tanpa sepengetahuan dariku!"

============================

Tengah hari yang panas membuat seluruh siswa mengerubungi sesuatu yang dingin di luaran sana. Semua murid malah melangkahkan kaki ke stand minuman yang menyejukkan sebelum pulang kerumah. Begitu juga Nino. Ia ikut mengantri dan membeli beberapa makanan dan minuman, hingga Daniel keteteran karena ia disuruh membawa semuanya ke mobil.

"Benar-benar seperti anak kecil."

Keduanya kini telah memasuki mobil milik Daniel. Nino langsung membuka ponselnya dan mencomot salah satu makanan yang ia beli, dari Daniel. Pria itu menatap sebentar, setelahnya ia meletakkan seluruh jajanan yang ada di pahanya ke kursi belakang.

Satu kesalahan yang diperbuat membuat Nino harus menanggungnya hari ini. Ia yang masih fokus dengan ponselnya, tak memperhatikan jika makanan yang ia comot tadi sudah tak ada ditempatnya. Ia malah meraba bagian milik pria itu berada, seolah-olah meminta jatahnya saat itu juga.

Keduanya saling diam. Daniel masih terus memperhatikan tangan kecil yang menyentuh miliknya, yang beralaskan celana dasar. Nino pun sama diamnya. Ia melirik dengan lamban kearah samping dan mendapati tangannya yang mendarat ditempat yang sangat rawan dan berbahaya.

Remaja itu langsung menarik tangannya kembali. Ia menggeleng kuat tanda ia tak sengaja saat Daniel menatap penuh pertanyaan. Melihat pria itu yang hanya diam, ia segera membuang wajahnya dan kembali fokus pada ponselnya.

Plis, tadi beneran gak sengaja.

Daniel menarik senyum tipisnya. Ia kemudian menggeleng pelan lalu melajukan kendaraannya untuk berpacu dijalanan siang itu.

============================

"NINO GAK SENGAJA!"

"Tidak mau tau. Kamu membuatnya bangun dari tidur nyenyak nya!"

"TAPI KAN GAK SENGAJA!"

Daniel langsung mendorong anak itu keatas tempat tidur. Ia mengunci tangan kecilnya diatas kepala dengan satu tangan yang lain melonggarkan dasinya. Nino ketakutan. Wajah penuh nafsu itu kembali keluar setelah dua tahun tak pernah melihatnya. Lidah milik pria itu tergerak menjilati bibir atasnya sendiri yang terasa kering.

"Jangan liat kayak gitu," pinta Nino terdengar memelas. Daniel mendekati wajah manis itu. Tangannya yang kekar kini menangkup pipi mulus didepannya. Tangannya bergerak, memasukkan jempol miliknya kedalam mulut yang terasa hangat dan menggoda itu sekarang.

Kini, keduanya berada dirumah yang pernah dibeli oleh Daniel waktu itu. Sebuah rumah yang rencananya akan ia jadikan sebagai tempat tinggal mereka berdua nanti setelah menikah. Alasan Daniel membawanya kemari tentu saja karena anak itu yang seperti nya sengaja memancing nafsunya agar keluar saat itu juga.

"Nnggghhh g-gak sengaja!"

"Dasar cabul," gumam pria itu didekat kedua gendang telinga Nino. Kata yang sering diucapkan anak itu padanya, kini berbalik kepada dirinya sendiri. Ia mencoba membenarkan diri jika yang tadi itu benar-benar tidak sengaja. Ia kira, jajanan nya masih ada diatas paha pria itu, ternyata Daniel sudah menyingkirkan nya dan malah membuatnya menyentuh milik pria itu yang beralaskan celana.

Daniel kembali menegakkan tubuhnya. Ia segera membuka bajunya hingga tubuhnya yang sangat sempurna kini terhampar bebas dihadapan Nino. Anak itu terus saja menggeleng pelan karena tak ingin melakukan hal yang lebih. Melihat ototnya yang besar, membuat Nino menelan salivanya sangat kuat.

"Apa ini yang kau inginkan, Honey?"

Remaja dengan kancing bajunya yang sudah lepas itu, seketika ngos-ngosan dengan bola matanya yang membulat sempurna. Sebuah benda berukuran besar dan juga sedikit berurat itu kini terpampang dihadapannya. Sebuah benda yang tak sengaja ia sentuh tadi hingga membuat nafsu pria itu bangkit dan langsung memuncak.

"Mama,,,"

============================

Gk kerasa, bentar lagi end💀mweheheh

Jangan terlalu percaya pada manusia. Harapan yang terlalu tinggi hanya membuat anda jatuh lubang sedalam Palung Mariana.

Tidak ada gunanya amenazar😋🤙

Jan lupa follow 😋

See you next time 💋

NOT MY FATHER! (1821)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang