NMF S2 26: Kebetulan bertemu

2K 116 6
                                    

Warning adult stories!

Menerima request-an alur🤏

HAPPY READING 😋

============================

Makan malam kali ini, terasa sangat berkesan bagi Raden. Sudah lama ia tidak makan makanan mewah seperti yang Daniel buatkan untuknya. Selain rasanya yang enak, rasa simpati dari Daniel mengingatkan Raden akan ayahnya yang sudah lama meninggal dan menyebabkannya hidup sebatang kara didunia.

Jika semuanya bertanya dimana ibunya, tentu saja ia tidak tau. Dari kecil ia dirawat oleh ayahnya yang sudah cukup berumur. Ia curiga. Pasti ayahnya dulu kaya raya hingga ibunya mau menikah dengannya. Walaupun Raden tak pernah bertemu, setidaknya Raden tau jika ibunya dua puluh lima tahun lebih muda umurnya dari dari ayahnya.

Raden menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi meja makan. Ia menepuk pelan perutnya yang sedikit membuncit akibat kekenyangan. Tak lama kemudian, ia pun melirik Daniel yang tengah mencuci alat masak yang ia gunakan sebelumnya.

"Udahlah om, biarin aja. Kan Lo udah masak tadi, berarti sekarang giliran gue buat cuci piring."

Daniel tak menghiraukan Raden. Ia masih sibuk bergelut dengan sabuk cuci piring dan air. Setelah selesai, ia pun mencuci tangannya menggunakan sabun cuci piring dan memainkan ponselnya yang sedang diisi daya didekat meja makan.

"Setelah semua yang gue lakuin, lo masih kaku ya om sama gue," ujar Raden meminum air yang ada didekatnya. Daniel menyudahi aktivitasnya melihat handphonenya. Kemudian, ia pun duduk berseberangan dengan Raden dan mulai menjawab.

"Saya sangat membenci sesuatu yang kotor. Terlebih lagi dibiarkan hingga bertumpuk. Selama saya masih bisa membersihkannya, maka pasti akan segera saya lakukan."

Raden mengangguk paham seraya bertepuk tangan. Jarang-jarang ia melihat laki-laki yang peduli akan kebersihan. Sebelumnya ia berpikir jika Daniel tak lebih dari makhluk pemalas yang kerjanya hanya memainkan handphone saja. Ternyata Daniel adalah pria yang rajin juga.

"Apa kau tidak takut, tinggal dirumah seseram ini?" tanya Daniel mengalihkan pembicaraan.

"Tidak. Ini rumah punya nenek gue. Kata ayah, apapun yang terjadi jangan sampai diwarisi ke orang lain."

"Maksudnya tidak boleh dijual?"

"Ya begitulah." Raden berdiri dan mendekatkan wajahnya kearah Daniel. "Seram-seram gini, harganya fantastis lho om," bisiknya kepada Daniel yang datar.

Suara ketukan pintu dari arah depan serempak membuat keduanya menoleh kearah sana. Raden kembali ke tempat duduknya. Setelah memastikan, ia berlari dari dapur menuju depan untuk membukakan pintu. Terlihat didepan matanya, dua orang yang ia temui sore tadi, dengan salah satu dari mereka melambai heboh kearahnya.

"Tumben? Biasanya sama Renata. Ini pacar baru lo?" tanya Raden to the point yang melihat Nino bersama orang lain.

"Sebelum banyak tanya, suruh gue masuk kek. Aneh tau gak ngomong disini."

Raden menatap Nino dengan tajam. "Gak boleh. Lo gak di undang. Ini kalau cuma numpang duduk doang gue tutup nih pintunya." Raden yang sudah menutup pintunya setengah, tertahan oleh tangan mungil Nino. "TUNGGU DULU!"

"Yaudah deh to the point. Lo udah resmi jadi punya nya om Andra."

Raden tak merespon. Ia mengangkat sebelah alisnya tanda bertanya penuh apa maksud dari ucapannya. Nino pun mendekat untuk membisikkan apa tujuannya datang kemari.

"Lo, gue jual ke orang itu."

"Anjir beneran? Kenapa bisa-bisanya lo ngejual gue?"

"Awalnya sih gue kira gue ditraktir, ternyata enggak. Semua barang yang gue ambil totalnya sejuta setengah. Lo tau kan kalau gue misquen? Gak mungkin juga gue minta ke nyokap bokap buat bayar."

NOT MY FATHER! (1821)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang