NMF S2 22: Dejavu?

2.5K 112 29
                                    

Warning adult stories!

Welcome di NMF S2

Menerima request-an alur🤏

HAPPY READING 😋

============================

Acara sarapan pagi yang dilakukan kecil-kecilan terasa sangat hening. Nino menyibukkan dirinya dengan makanan yang ada didepannya. Erlangga sibuk mengotak-atik laptopnya dengan secangkir kopi menemani. Sementara Violet, menyibukkan diri dengan mencuci perkakas dapur yang kotor sebelum berangkat bekerja.

Violet segera mematikan keran air dan mengelap tangannya yang basah. Celemek yang ia gunakan pun dilepaskan dan digantungkan dipaku sebelah wastafel. Violet mendekat dan mengambil duduk sebelah Nino. Makanan yang sudah mulai dingin itupun ia makan hingga akhirnya bersuara memecah keheningan.

"Mama sama Papa mau keluar kota selama dua hari. Adek gapapa kan, dirumah sendiri?" tanya Violet pada Nino yang masih sibuk mengunyah makanan. Nino melirik Violet sebentar kemudian tersenyum manis padanya. "Iya Ma, gapapa kok. Emangnya Mama sama Papa ngapain kesana?"

"Ada pesta pertemuan penting Papa. Trus Mama harus ikut buat jadi partner Papa sayang."

Nino mengangguk paham dengan penuturan mamanya tadi. Matanya tergerak menatap langit-langit dapur. Otaknya sibuk memikirkan sesuatu yang tiba-tiba saja muncul. Oh ya. "Setau adek, pesta mah cuma satu hari penuh. Kenapa Mama sama Papa perginya dua hari?"

Byyyuuuurr,,,,

"Uhuk-uhuk!"

"Eh? Papa gapapa kan? Ih Papa kalau minum itu pelan-pelan! Kan jadinya tersedak!" Nino segera berdiri mengambil tisu dan mengelap bagian yang terkena muncratan kopi milik Erlangga. Sementara Nino sibuk membersihkan, Erlangga dan Violet saling tatap. Tatapan yang penuh arti dan makna hanya diketahui oleh dua manusia beda umur tersebut.

"Haruskah memberitahunya?"

"Sebaiknya jangan sekarang."

============================

Hari yang seharusnya menyenangkan malah berbanding terbalik dengan apa yang diharapkan. Nino yang berencana ingin malas-malasan dihari Minggu ini setelah beberes rumah, malah dihancurkan oleh datangnya salah satu teman kelasnya. Bak jelangkung, murid itu datang tiba-tiba tanpa diundang, tidak mau pergi sebelum Nino mengancam.

Nino menarik nafasnya lelah. Kini ia tengah berada diatas pangkuan Renata yang duduk diatas sofa seraya menonton film. Nino ingin lepas dari sana. Namun setiap ia bergerak sedikit, ada sesuatu yang menonjol, yang terasa menusuk bokong belakangnya.

Bahkan dia lebih mesum dari pria itu. batin Nino mengingat tadi ia yang sempat ingin kabur, malah tidak jadi.

"Ren, lepasin gue!" pinta Nino masih fokus pada layar televisi. Renata tak menanggapi permintaan Nino kepadanya. Ia malah memeluk Nino sekencang-kencangnya hingga benjolan itu terasa kembali menusuknya.

"Aarrrgghhh kendaliin diri lo, mesum! Gak usah pake bangun segala!"

"Gue gak bisa. Lo terlalu imut Na."

"Na!? Siapa Na?"

"Lo, Na. Diambil dari nama belakang lo. Gue gak suka nyebut nama depan lo. Jadi gue panggil lo, Nana."

Nino semakin tidak habis pikir dibuat oleh remaja itu. Bisa-bisa namanya diubah seenak jidat. Ia sempat berpikir, kenapa waktu itu ia menerima permintaan Renata untuk belajar bersamanya? Renata kan, juga salah satu tiga murid terbaik dikelas. Mana diposisi nomor satu pula.

NOT MY FATHER! (1821)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang