NMF 17: Pahlawan kesiangan

2.4K 125 0
                                    

WARNING ADULT STORIES!

Udah follow belum? Kalgau belum follow dulu dong+masukkan ke perpus biar dapat notif dari aku TERCINTAH💋

Jangan hanya baca, tinggalkan vote+komen kalian.

JANGAN SIDER!

____

Sepatu hitam mengkilap kini berjalan ditengah-tengah mayat orang-orang berpakaian mewah dengan beberapa material hancur disekitarnya. Beberapa makanan juga berserakan dilantai dengan beberapa orang pelayan resto terkapar tanpa nafas. Aliran listrik dari kabel yang terputus menimbulkan bunyi decitan khas listrik.

Langkah seorang pria berhenti untuk menatap sekeliling ruangan seraya berpikir keras, apa yang terjadi di restoran mewah ini. Seorang pria yang tergeletak didepannya kini menarik perhatiannya. Ia pun berjongkok untuk mengenali mayat yang terbaring dengan mata terbelalak. Ia adalah pemilik restoran terkenal ini. Setelah memeriksa denyut nadinya, pria tadi pun kembali berdiri dengan dua jari yang ia gosokkan ke celana dasar hitamnya untuk membersihkannya. Tak lama kemudian, pria itu teringat akan sesuatu. Sesuatu yang membuatnya datang ke restoran ini karena janji yang sudah disepakati. "Bos!" kagetnya meneriakkan kata tersebut. Setelahnya dengan secepat kilat ia pun pergi berlari menaiki tangga menuju lantai dua.

Pintu ganda dengan papan yang bertuliskan 'VVIP ROOM' kini tergantung disampingnya. Setelah ia membuka pembatas ruangan itu, ia sedikit kaget melihat ruangan yang sudah porak poranda bak kapal pecah. Beberapa meja pun kini berada tidak sesuai dengan tempatnya. Lampus kristal yang tadinya tergantung indah, kini sudah jatuh dan pecah. Ia tak tertarik dengan itu semua. Namun, salah satu meja dengan papan kayu kecil bertuliskan angka '23', membuatnya mendekati meja tersebut.

"Ini? Pasti punya Bos," terka nya memegangi sebuah jam tangan mewah yang hanya terkena cipratan darah. Pria tersebut mengambil ponselnya dengan tujuan untuk menghubungi nomor seorang pria yang selalu di sanjungnya.

"Ckk! Ditolak?" decihnya kesal karena teleponnya yang sengaja ditolak. Ia berpikir keras. Selama ini panggilannya tak pernah ditolak oleh Bosnya itu. Apakah ada sesuatu yang terjadi pada dirinya? Ia ingin mencarinya sekarang juga karena kekhawatirannya. Namun, bagaimana cara menemukannya dengan cepat?

"Gelang? YA GELANG ITU!"

____

Plaakkkk!

"Sepertinya memang kekerasan yang harus dilakukan."

Setelah gerakan alis sebagai kode, salah satu dari mereka yang berpakaian hitam pun maju dan mengarahkan ujung pedang miliknya, ke leher mulus milik Nino. Anak itu menelan salivanya kuat. Ia dapat melihat pantulan bayangan wajahnya dari pedang bersih nan mengkilap itu. Aku akan mati, disini? batinnya dengan wajah lebam dan tangan yang terikat kuat ke kursi.

Menyadari dirinya yang tak baik-baik saja, ia pun menutup erat netra indah miliknya. Keringatnya bercucuran karena pertama kalinya ia dihadapkan dengan sebuah senjata. Dikursi kecil itu dengan tangan yang diikat kuat, Nino mungkin bisa saja menemui ajalnya dan akhirnya ikut berkumpul dengan orang yang dicintainya.

"Kau harus ingat satu hal. Sampai kapanpun, tidak ada yang boleh mengganggu,,,"

"Mengganggu siapa hm?"

Bisikan yang terdengar berat itu membuat pria yang selalu menghujam Nino dengan pertanyaan yang sama, tegang. Matanya tergerak ke samping kanan dan kiri tanpa kepala yang bergerak sedikitpun. Beberapa orang yang diduga anak buahnya kini telah terkapar dilantai tanpa darah ataupun bekas luka menghiasi mereka. Pria tersebut menelan salivanya kuat. Kemudian wajahnya digerakkan kebelakang dengan sangat pelan hingga rasa perih dilehernya itu membuat sedikit menjerit kesakitan.

NOT MY FATHER! (1821)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang