NMF S2 40: Berubah 2

1.2K 63 7
                                    

Warning adult stories!

HAPPY READING 😋

============================

"Benar-benar, kemana dia?"

Seorang pria yang masih mengenakan pakaian kantornya mondar-mandir menunggu telepon darinya diangkat. Sudah hampir sepuluh kali ia menekan tombol call namun sang penerima tak kunjung mengangkat panggilannya.

"Ah Nino! Sudah berapa kali Papa bilang buat jangan nge silent handphone kamu!" ucap pria itu dengan nada yang cukup meninggi. Sang penerima hanya diam tak menyahuti Erlangga hingga suara yang cukup dikenal pun terdengar.

"Kami sedang berada dilantai bawah tadi. Handphone miliknya tertinggal dilantai dua."

Erlangga tertegun sejenak. Suara yang sudah lama memerintahnya, terdengar diseberang sana. "Baiklah kalau begitu, dimana dia sekarang?"

"Dia sedang tidur."

"Bisa kau bangunkan? Lalu suruh dia untuk pulang secepatnya!"

Daniel tak langsung menjawab mantan anak buahnya itu. Ia melirik Nino yang baru saja terlelap diatas tempat tidur. Memang, Erlangga tidak cocok menjadi orangtua. Ada baiknya lelaki itu mati saja. "Aku baru saja menidurkannya. Tak mungkin aku bangunkan lagi," jawab Daniel akhirnya terdengar dingin.

============================

"Kalau udah pulang sekolah, langsung pulang! Jangan bikin orang khawatir!"

"I--iya, Pa. Nino minta maaf."

Dengan segala unek-unek kepala yang sudah dikeluarkan, Erlangga pun menjauh dari remaja yang tengah menunduk itu. Nino melirik punggung Erlangga yang kian menjauh. Akhirnya, ia bisa bernafas normal setelah sebelumnya terdengar ditahan didalam.

"Papa kenapa sih? Gitu banget," ungkap Nino terlihat kusut, berjalan menghampiri pintu kamarnya yang sedaritadi terbuka. Ia mendaratkan tubuhnya diatas ranjang miliknya seraya mengecek notif yang masuk kedalam ponselnya.

Daddy
Kamu tidak apa-apa kan? Apa Erlangga memarahi mu karena tadi?

Daddy
Jika iya, apa Daddy harus memarahinya kembali?

"Gak usah!" bentaknya tanpa sadar pada orang yang tak ada dihadapannya. Hidupnya yang buruk terasa terulang kembali. Padahal, baru juga kemarin ia merasakan bagaimana rasanya hidup seperti anak-anak kebanyakan. Ia kembali dimarahi oleh orang yang ia sayangi setulus hati. Sama seperti dulu, ia menyayangi kepala panti yang baik padanya, hingga semua rasanya menghilang dari permukaan.

Nino meletakkan kembali benda pipih itu kembali keatas nakas, tanpa membalas pesan dari Daniel. Ia langsung merebahkan tubuhnya dan menghadap kearah samping, dengan tangannya menumpu kepala. Nino tidak langsung memejamkan mata. Mengingat hal yang baru saja ia dapatkan dari ayah sambungnya membuatnya berpikir dangkal seperti remaja kebanyakan. Apakah mati lebih baik?

============================

Violet
Tunggu aku ya.

Sudah hampir setengah jam menunggu kekasihnya, kini perasaan Erlangga benar-benar jengah dan bosan. Tadi, wanita itu mendesak agar ia segera menjemputnya disalah satu rumah penginapan terkenal di kota. Setelah tiba disana, wanita itu meminta agar Erlangga menunggu sebentar karena ia masih ada urusan sebentar lagi.

Erlangga membuka layar ponselnya untuk mengecek waktu hari ini. Tak sengaja, ia melihat notifikasi penting yang ia stel dari dua tahun lalu. Jangan lupa, besok adalah ulangtahun anakmu. Pria itu menarik senyum tipisnya disana. Tak terasa, Nino akan menginjak umur delapan belas tahun esok hari. Kejutan yang berbeda tentu saja ia beri padanya. Termasuk hari ini, pertama kali dalam hidupnya ia memarahi anak itu dengan lantang. Padahal, jika ibunya tau hal itu mungkin ia akan langsung bertemu tuhan sesudahnya.

NOT MY FATHER! (1821)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang