"Assalamualaikum. Ayah! Ibu!" Salwa mengetuk pintu rumahnya dan memanggil orang tuanya untuk yang ketiga kalinya dengan suara yang lebih keras dari sebelumnya hingga terdengar suara kunci yang diputar. Perlahan, pintu di hadapan gadis berjilbab coklat muda itu terbuka.
"nggak usah teriak gitu, Kak. Entar tetangga pada bangun nyinyirin anak gadis baru pulang jam segini. Adik-adik kamu juga udah pada tidur, besok pagi ada kegiatan di sekolahnya" omel Sari.
Salwa tidak menjawab, ia hanya mencium punggung tangan ibunya lalu beralih menutup pintu dan menguncinya.
"Kak, baru aja Ayah mau pergi cari kamu. Kok jam segini baru pulang? Nggak ngabarin lagi" ujar Wahyu yang baru keluar dari kamar sambil memasang jaketnya. Salwa berjalan mendekat untuk salim pada Ayahnya.
"tadi bimbingannya lumayan lama Yah, soalnya barengan sama yang lain. Terus abis itu kita disuruh revisi dan harus dikirim malam ini draftnya. Jadi kakak sama temen-temen ke warkop dulu buat kerja revisian sekalian ngewifi" jelas Salwa.
"terus gimana? udah aman?" tanya Wahyu.
Salwa bergerak menuju sofa dan duduk disana. Ia melepas peniti pada jilbabnya sebelum mengangguk. "alhamdulillah judul sama bab 1 udah di ACC, tapi Bab 2 sama 3 nya masih mau dibaca ulang sama dosen kakak"
"berarti udah mau sidang?" sahut Sari.
"YaAllah Bu, belum. Masih jauh ini. Kalaupun udah beres sampai bab 3, Kakak baru bisa ujian proposal. Setelah itu penelitian, seminar hasil, baru sidang akhir."
"ya kan ibu nggak ngerti. Kakak udah makan belum? Kalau belum, biar Ibu angetin makanannya" ujar sari.
"tadi cuma ngemil sih di warkop. Emang Ibu masak apa?"
"tadi Ibu eksperimen buat soto ayam. Mau nggak?"
"nggak usah deh Bu. Tadi siang udah makan soto ayam, kemarin juga, bentar lagi muka kakak mirip soto ini. Kakak mau langsung tidur aja"
"Kak! Kakak harus makan malam, entar maagnya bisa kambuh kalau gak makan. Ayah beliin sate kambing kesukaan kamu, mau?"
"Mauuuu! Kakak ikut ya" Salwa menjadi semangat mendengar tawaran dari Wahyu.
"nggak usah, biar Ayah aja. Kakak pasti capek. Bersih-bersih gih, biar entar langsung makan. Abis itu tidur deh. Ibu mau juga nggak?"
"Nggak usah deh, Ibu masih kenyang. Mau tidur aja. Kak, jangan lupa nanti abis makan lampu dapur dimatiin" ujar Sari sebelum masuk ke kamar.
"iya Bu."
Setelah Wahyu keluar, Salwa mengunci pintu. Ia kemudian masuk ke dalam kamarnya untuk menyimpan barang-barang lalu mengambil handuk dan pakaian bersih. Saat akan ke kamar mandi, Salwa berhenti di depan kamar adik-adiknya begitu mendengar suara orang seperti sedang berbisik-bisik. Salwa langsung membuka pintu kamar tersebut.
Kondisi kamar yang gelap, membuat cahaya redup dari ponsel adiknya langsung menarik atensi Salwa. Ia mendekat lalu menarik selimut yang menutupi seluruh badan hingga sebagian wajah adiknya, Ganta.
"Heh! Ini udah jam sebelas malam. Kata Ibu kamu udah tidur, besok ada kegiatan di sekolah. Kenapa ini malah main hp?" omel Slawa.
"Ganta itu ada musuh. Ngapa diem bae lu"
"hahaha si Ganta lagi diomelin mbaknya njirrr"
Suara teman-teman Ganta terdengar dari ponselnya yang masih menyala, menampilkan game yang sedang Ganta mainkan.
"oh baguuus. Jadi sampai jam segini nggak tidur itu karena main game? Mau kamu hpnya kakak sita?" di tengah gelapnya kamar, Ganta masih bisa melihat Salwa yang sedang berkacak pinggang karena pantulan cahaya dari ponselnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengapa
FanfictionSalwa Auliah. Gadis cantik dan mandiri yang berasal dari keluarga sederhana. Sebagai mahasiswa akhir, ia ingin cepat lulus agar bisa mendapatkan pekerjaan yang bagus sehingga dapat membantu membiayai sekolah adik-adiknya. Namun meski sederhana, hid...