Randy mengerjapkan matanya saat mendengar suara teriakan Nando dan grasak grusuk di depan kamarnya.
"RAN! BANGUN WOI! INGAT KITA BALIK HARI INI"
"Ck berisik" Randy membuka mata dengan malas kemudian duduk untuk mengumpulkan nyawanya.
Randy meraih ponselnya di atas bantal untuk melihat jam. Ternyata sudah jam 07.12. Diliriknya Salwa yang masih tertidur lelap di sampingnya. Padahal biasanya di jam-jam seperti ini Salwa sudah mandi dan siap memulai aktivitasnya.
Tapi untuk kali ini Randy memaklumi. Semalam mereka baru tiba di vila sekitar jam 2 lewat, dan baru tertidur di jam 3 setelah berdebat perkara Salwa yang ingin pulang bersama teman-temannya. Randy menyuruh Salwa naik di mobilnya, tetapi Salwa ingin naik di mobil temannya.
"Ran, gue mau cari sarap-- BANGSAT!" Umpat Nando. Matanya melotot pada Randy yang sedang mengungkung seseorang di bawahnya.
Nando yang tiba-tiba membuka pintu kamarnya membuat Randy refleks melompat untuk menutupi kepala Salwa yang tidak mengenakan jilbab.
"Aak" Salwa meringis merasakan sesuatu menimpa wajahnya. Ia tersentak begitu membuka mata dan disambut dengan kalung Randy yang hampir mencolok matanya. Randy menunduk melihat Salwa yang melotot padanya.
"Ada Nando di pintu" bisiknya membuat Salwa mengangkat kepalanya untuk mengintip dari celah lengan Randy.
"Brengsek lo Ran! Bisa-bisanya lo bawa cewek ke vila pas gue lagi tidur"
Randy menoleh. Ia memutar matanya malas mendengar umpatan Nando. "Berisik banget sih"
"Berisik? Parah lo! Gue bilangin Salwa lo ya! Gue tau kalian belum saling suka, tapi gak gini juga caranya Ran! Hargain Salwa lah, vila bini lo ada di depan woi! Kalo gak bisa nahan seenggaknya jangan disini, jangan pas ada gue njing! Gue gak mau jadi saksi dosa lo!" Bahu Nando naik turun karena emosi. Ia tidak menyangka jika sepupu sekaligus sahabatnya akan bertindak sebrengsek ini.
"Udah ngomelnya? Sono gih laporan ke Salwa" tantang Randy membuat Nando semakin marah.
Salwa yang sudah merasa sesak karena setengah badan Randy menindihnya, akhirnya memukul dada pria itu untuk segera menyelesaikan drama pagi ini. "Udah jangan dipancing lagi!"
"Kak Nando ini gue! Makasih banyak karena udah ngebela gue. Tapi boleh tolong keluar dulu gak? Soalnya gue lagi gak pake jilbab. Gue udah sesek ini!"
Nando melongo saat mendengar suara Salwa. Rahangnya terasa seperti jatuh ke lantai. Wajahnya memerah menahan malu karena sudah berpikiran macam-macam dan menuduh Randy.
"Bangsat ya lo berdua! Kenapa gak ngomong dari tadi sih. Nyesel gue ceramah pagi-pagi!" Omel Nando lalu menutup pintu kamar Randy dengan membantingnya.
Brak!
"Lah? Kok gue jadi kena juga? Lo sih! Minggir! Gue mau balik ke vila" Salwa segera mendorong tubuh Randy dan beranjak untuk memakai jilbabnya.
Sementara Randy? Ia hanya tertawa. Setelah ini ia akan mengejek Nando habis-habisan.
***
"Sal, lo gapapa kan?" Pertanyaan Adit langsung menyambut Salwa begitu ia memasuki vila.
"Gapapa. Emang kenapa?"
"Hadehhh masih aja lo Dit" ucap Novelin yang baru keluar dari kamar. Gadis itu sudah rapi dengan makeup tipis di wajahnya.
"Kenapa sih?" Tanya Salwa pada Novelin.
"Udah gapapa, sono mandi! Anak-anak udah pada selesai tuh" Novelin memberikan sebuah handuk pada Salwa. "Barang-barang lo udah gue rapiin"
"Asik. Thank you Nop! Gue mandi dulu ya Dit. Ngomongnya lanjut nanti aja" Salwa mengambil handuk tersebut kemudian melenggang pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengapa
FanfictionSalwa Auliah. Gadis cantik dan mandiri yang berasal dari keluarga sederhana. Sebagai mahasiswa akhir, ia ingin cepat lulus agar bisa mendapatkan pekerjaan yang bagus sehingga dapat membantu membiayai sekolah adik-adiknya. Namun meski sederhana, hid...