Randy bergegas menuju parkiran. Hari ini ia akan melakukan meeting lanjutan di salah satu hotel ternama yang ada di Jakarta. Karena pada meeting sebelumnya ia terlambat datang, maka kali ini ia yang akan menghandle semuanya sebagai bentuk pertanggungjawabannya atas ketidaknyamanan klien kala itu. Sementara Nando, sudah ia tugaskan untuk menghandle hal lain.
"Ingat ya, jam tujuh kalian udah harus ada di sana juga" Ucap Nando saat berpapasan dengan Randy di depan lift.
Randy meninju pelan pundak Nando. "Iya bawel. Udah sono! Pastiin semuanya berjalan sesuai rencana"
"Tenang aja. Semua aman di tangan gue sama Nadh"
"Ada Novelin juga kalo lupa" Sahut Randy membuat Nando menyengir.
"Oh iya. Udah ah, gue cabut. Semangat untuk proyek baru kita!" Seru Nando namun tidak ditanggapi lagi oleh Randy.
***
Salwa keluar dari sebuah gedung dengan senyum yang merekah. Akhirnya waktu empat jam menunggu Pak Ali tidak terbuang sia-sia. Meski lelah, ke-hectic-annya hari ini membuahkan hasil.
Sejak pagi ia sudah berada di kampus untuk membantu Bu Eka menyusun data-data pelengkap yang dibutuhkan dalam mengurus akreditasi baru jurusan. Setelah itu, barulah ia bisa melakukan sesi bimbingan bersama Bu Eka. Siang harinya, ia langsung bergegas menemui Pak Ali yang ternyata sedang ada rapat di sebuah gedung pertemuan. Untungnya Salwa berhasil mendapat ACC dari kedua pembimbingnya. Besok, ia tinggal mengajukan kepada staf admin jurusan agar segera mengaturkan jadwal seminar hasil untuknya.
"Masih jam lima, ngopi dulu lah" Salwa melihat ada sebuah coffe shop tepat di depan gedung pertemuan ini. Ia hanya perlu menyeberang dan berjalan kaki untuk tiba di sana.
Salwa memesan segelas cappucino dan sepotong blueberry cheesecake. Ia kemudian membuka laptopnya untuk memperbaiki beberapa bagian dari draftnya yang tadi dicoret oleh Pak Ali dan Bu Eka.
Belum ada sepuluh menit Salwa di sana, tiba-tiba hujan turun begitu saja tanpa adanya tanda-tanda mendung. Salwa menoleh melihat kondisi jalanan dari balik dinding kaca.
"Untung melipir kesini dulu. Kalau nggak, bisa kehujanan di jalan gue sama abang ojol" gumamnya.
***
Setelah menurunkan Nadh dan Novelin di depan resto, Nando langsung menancap gas untuk menjemput Ibu dan adik-adik Salwa.
"TAAAA, LAAAANG, BANG NANDO UDAH NYAMPE. CEPETAN KALIAN" Teriak Sari begitu mobil Nando memasuki pekarangan rumah mereka.
"Bu, boleh pakai baju kaos aja gak sih? Ganta gerah pakai kemeja" protes Ganta yang masih mengenakan baju kaosnya.
"Gak boleh! Semua orang pakai baju rapi ya, masa kamu kaosan doang. Gak malu apa? Sana ganti! Tuh si Gilang udah ganteng pakai kemeja" Omel Sari membuat Ganta langsung masuk untuk berganti, meski bibirnya sudah maju beberapa senti. Sedangkan Gilang hanya diam tanpa ekspresi.
"Assalamualaikum tante, udah siap semua?" Tanya Nando setelah menyalami Sari.
"Tunggu bentar ya, Ganta mau ganti baju dulu. Ayo masuk nak, Ibu buatin minum"
"Eh gak usah repot Bu, nanti kan juga minum di sana. Sayang kalau udah kembung duluan hehe"
***
Sudah lebih dari satu jam Salwa berada di coffe shop itu. Namun, belum ada tanda-tanda bahwa hujan akan berhenti. Memang sudah tak sederas tadi, tapi jika diterobos tetap akan membuat Salwa basah kuyup di jalanan.
Salwa mengeluarkan ponselnya untuk mengecek tarif taksi online. Matanya melotot melihat angka yang tertera, hampir tiga kali lipat dari harga normal ojek online.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengapa
FanfictionSalwa Auliah. Gadis cantik dan mandiri yang berasal dari keluarga sederhana. Sebagai mahasiswa akhir, ia ingin cepat lulus agar bisa mendapatkan pekerjaan yang bagus sehingga dapat membantu membiayai sekolah adik-adiknya. Namun meski sederhana, hid...