Chapter 21

776 93 5
                                    

Perjalanan yang macet dan beberapa kali singgah, membuat Salwa, Randy dan Nando baru tiba di puncak setelah menempuh 4,5 jam perjalanan.

Nando membelokkan mobil memasuki halaman vila Salwa dan teman-temannya. Di depan sana, sudah ada Novelin yang menunggu kedatangan Salwa.

"Gue kira tadi yang turun bukan lo. Perasaan waktu itu mobil Randy gak kayak gini kan" ujar Novelin begitu Salwa turun dari mobil.

"Iya, ini mobil Papanya Randy. Kok sepi sih? Anak-anak pada kemana?"

"Yang cowok pada sholat di masjid. Yang lain lagi bersih-bersih. Barang-barang lo mana?" Tanya Novelin begitu menyadari Salwa turun dari mobil dengan tangan kosong.

Salwa menoleh, menunjuk dengan dagunya pada Randy dan Nando yang muncul dari bagian belakang mobil seraya membawa beberapa barang. Randy membawa tas pakaian milik Salwa dan kantong plastik berisi makanan ringan. Sementara Nando membawa sebuah kardus berukuran besar yang berisi minuman soda.

"Wuih party lah kita malam ini" celetuk Novelin.

"Taro disana aja kak" Novelin menunjuk meja kayu panjang yang ada di samping pintu.

"Makasih Kak Nando" ucap Salwa membuat Randy mendelik padanya.

"Gue nggak?"

"Makasih" ucap Salwa ketus.

Nando tertawa melihat respon Salwa pada Randy. Sedetik kemudian ia menggeser tubuhnya ke sebelah Salwa. Tangannya terangkat untuk membisik, "Sal, temen lo yang satu mana?"

"Yang mana?" Tanya Salwa ikut berbisik

"Yang di cafe"

"Oh, Nadhira. Dia gak ikut, kita kan beda angkatan. Kenapa emangnya?"

"Heh! Kenapa jadi bisik-bisik? Ngomongin gue ya?" Tegur Randy yang sedari tadi memperhatikan Salwa dan Nando.

"Laki lo kepedean banget sih" celetuk Nando seraya menjauh dari Salwa.

"Tau tuh. Udah sana kalian balik sebelum temen-temen gue pada muncul"

"Ayolah, udah diusir kita Nan. Selamat bersenang-senang kalian"

"Makasih banyak ya Kak Randy, Kak Nando. Maaf ngerepotin"

"Santai Nov" balas Randy sebelum masuk ke dalam mobil.

Tepat setelah mobil Randy meninggalkan halaman vila, teman-teman Salwa juga kembali dari masjid.

"Mobil tadi yang anterin lo?" Tanya Adit.

Salwa hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Gila! Nemu dimana lo travel yang nganter pake pajero? Gue mau dong balik dari sini naik itu juga.  Daripada naik mobil Adit, dikit-dikit mogok" ucap Teguh, salah satu teman mereka dengan heboh.

"Gak bisa, yang punya orang kaya gabut. Terima penumpangnya sesuai mood" Jawab Salwa asal lalu menarik Novelin untuk masuk.

Tak lama, ia kembali muncul di pintu.

"Ohiya, itu ada makanan ringan sama soda hadiah dari drivernya. Kalian tata deh, sekalian siapin alat bakaran. Yang cewek mau nyiapin bahan-bahan dulu" ucap Salwa lalu kembali ke dalam.

***

"Udah keliling-keliling, ternyata dapat vilanya disini sini juga" ujar Nando seraya melihat-lihat sekeliling vila yang beberapa menit lalu selesai dirapikan oleh penjaganya.

Vila yang mereka tempati berada persis di depan Vila Salwa dan teman-temannya. Hanya saja, ukuran vila Randy dan Nando sedikit lebih kecil.

Randy masih duduk di kursi teras. Dari posisinya, ia dapat melihat teman-teman Salwa tengah menyalakan api pada alat bakaran.

MengapaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang