Chapter 23

927 101 4
                                    


Randy melihat Salwa yang menjauh dari teman-temannya. Diam-diam, ia mengikuti kemana gadis itu pergi.

Rupanya ke kebun teh.

Salwa melangkah menuju satu batu yang cukup besar kemudian duduk dengan posisi memeluk lututnya. Randy masih berdiri di tempatnya, tak berniat mendekat. Hanya memantau.

Sebenarnya Randy masih bingung, apa yang ia lakukan disini? Mengapa saat tadi pagi ia tak sengaja mendengar salah satu teman Salwa mengatakan mereka akan ke Gunung Mas, ia jadi ingin ke tempat ini juga? Dan entah mengapa ada rasa khawatir saat melihat gadis itu memisahkan diri dari teman-temannya. Randy tidak tahu apa yang terjadi pada dirinya, yang jelas saat ini ia hanya mengikuti apa yang hatinya inginkan.

Randy mengernyit melihat tangan Salwa terangkat menutupi wajahnya. "Dia nangis?" gumamnya

Randy meraba kantong celana dan jaketnya mencari sesuatu, namun tidak menemukan apapun selain dompet, handphone dan kunci mobil. Ia melihat sekitar namun tidak menemukan adanya penjual. Ia kemudian teringat, sebelum ke area kebun teh ia sempat melewati beberapa kios penjual. Dengan langkah cepat Randy pergi ke kios itu.

Setelah mendapatkan apa yang ia cari, Randy berlari kembali ke tempat Salwa berada. Namun langkahnya memelan dan akhirnya terhenti ketika melihat sudah ada tangan lain yang menyodorkan tisu pada Salwa. 

Ia terlambat.

***

"Kenapa sih? Ada masalah di kantor?" Tanya Nando begitu ia dan Randy berada di dalam mobil.

"Gak ada" Jawab Randy datar. Ia lalu membuka jaket dan melemparnya ke jok belakang. Setelah itu, Randy mulai menyalakan mesin mobilnya.

"Terus kenapa buru-buru balik sih? Aaarghh rainbow slide gue" Nando mengerang kesal.

"Gue udah lama banget pengen nyobain wahana itu tapi gak pernah kesampean. Giliran ada kesempatan, udah di depan mata malah gak jadi. Padahal tinggal dua orang lagi, abis itu giliran gue. Mana udah ngantri lama" lanjutnya menggerutu.

Nando masih kesal namun Randy tidak peduli. Randy hanya fokus mengendarai mobilnya, ingin segera sampai di vila dan tidur.

Tak butuh waktu lama untuk sampai. Randy segera turun dari mobil setelah meminta kunci vila pada Nando.

"Nan"

Nando menoleh tepat saat Randy melemparkan kunci mobil padanya. Untung saja Nando memiliki refleks yang bagus. Dengan gerakan cepat, ia berhasil menangkap kunci tersebut. Jika lambat sepersekian detik saja, wajah tampan Nando pasti menjadi korban.

"Buat apa?"

"Balik sono ke rainbow slide lo! Puas-puasin! Kalau perlu nginap sono sekalian!" Randy masuk ke dalam vila lalu menutup pintu dengan keras membuat Nando terlonjak.

"Kenapa sih itu orang? Aneh banget marah-marah gak jelas, kayak cewek lagi PMS" Nando heran dengan perubahan sikap Randy. Padahal tadi dia yang paling semangat mengutarakan idenya untuk ke Gunung Mas dan memaksa Nando ikut. Tapi sekarang dia juga yang ingin cepat pulang.

"Balik lagi aja deh, daripada di vila gak ngapa-ngapain. Rainbow slideku, I'm coming!!!"

***

Saat sore menjelang, Salwa dan teman-temannya kembali ke vila. Mereka kemudian mengatur antrian untuk membersihkan diri mengingat vila ini hanya memiliki 3 WC. Setelah itu mereka mulai merapikan barang-barang yang ada, memisahkan barang pemilik vila dengan barang yang mereka bawa.

"Kita makan malamnya mie cup ajalah, capek cuci piring mulu" Ujar Novelin dan disetujui oleh teman-temannya.

Setelah makan malam, mereka melakukan aktivitasnya masing-masing. Ada yang membuat video yang sedang tren di sosial media, ada yang asik bergosip, bermain uno, bermain monopoli, bermain game mobile, bahkan ada juga yang sedang tadarusan di dalam kamar.

MengapaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang