Chapter 29

914 98 6
                                    

Salwa sudah berada di bandara untuk menjemput Randy. Ia diantar oleh Pak Bayu, supir pribadi Ralin. Satu jam yang lalu, Randy mengabari jika sebentar lagi pesawatnya akan lepas landas.

"Masih lama kayaknya. Pak, saya mau ke toilet dulu. Titip ya Pak"

"Iya non"

Salwa berlalu setelah menitipkan tote bag berisi risol dan donat buatan Sari yang ia bawa dari rumah.

***

"Hah lega" Salwa berjalan keluar toilet sambil memasang kancing cardigannya. Namun karena terlalu fokus, ia tidak melihat ada anak kecil yang berlari ke arahnya.

Anak kecil itu menabrak kaki Salwa hingga terpental jatuh ke lantai. Sedetik kemudian terdengar isakan kecil dari anak itu.

"Eh ya ampun. Dek maaf ya tante gak lihat" Salwa berjongkok untuk melihat kondisi anak itu. Untungnya tidak ada bagian tubuhnya yang lecet. "Rara? Kamu gapapa? Ada yang sakit gak?"

Rara menggeleng dan mengusap air matanya. "Maaf aunty, tadi Rara lari-lari kejar kupu-kupu. Aunty temennya Uncle Ran yang waktu itu ya?" 

"Iya, kamu disini sama siapa?" Salwa membantu Rara untuk berdiri dan membersihkan bagian rok anak itu.

"Sama-"

"Sayang" Bara berlari menghampiri Rara. "Loh Salwa. Kok bisa sama kamu?"

"Papa!" Seru Rara lalu memeluk kaki Bara.

"Mas, Mbak, tolong anaknya jangan dilepas sendirian lari-lari di bandara ya. Tadi ada yang ngeluh karena hampir ketabrak sama anaknya" tegur salah satu petugas bandara yang menghampiri mereka.

"Oh iya, maaf Pak" balas Bara dan petugas itu pun kembali melangkah.

"Gue juga minta maaf karena udah bikin Rara jatuh. Permisi"

"Sal"

Salwa menatap tajam tangan Bara yang melingkar di pergelangan tangannya, membuat Bara sadar dan segera melepaskan tangannya. "Eh sorry"

"Apa kabar Sal? Gimana? Udah ketemu sama tante kamu?"

"Kayaknya gak etis ngebahas masalah itu disini" ucap Salwa dingin.

"Maaf. Gue cuma nyari bahan obrolan"

 "Di luar permasalahan itu, gue rasa gak ada yang perlu kita obrolin Kak. Dan tolong jangan asal pegang tangan gue. Gue gak mau istri lo ngelihat dan jadi salah paham"

Bara menarik napas dalam-dalam lalu berkata, "Mamanya Rara udah gak ada Sal. Dia ninggalin kita semua setelah ngelahirin Rara. Kandungannya terlalu lemah karena stress"

Salwa tertegun mendengarnya. Ia kemudian melirik Rara yang juga sedang menatapnya.

"Mama Rara udah di surga" ucap Rara seraya memamerkan deretan giginya yang rapi.

Melihat wajah polos Rara membuat Salwa merasa sedih. Ia berjongkok dan menarik anak itu ke dalam dekapannya. "Maafin aunty ya, aunty gak tau"

"Gapapa aunty" Rara menepuk pelan punggung Salwa.

"Maaf" lirih Salwa. Ia segera menyeka air matanya yang mulai keluar.

"Sal" panggil Bara.

"Ekhm sorry Kak, gue harus balik. Kayaknya Randy udah keluar. Bye Rara" Salwa mengusap kepala Rara dan berlari pergi tanpa menatap Bara.

"Kenapa auntynya sedih, Pa? Rara aja udah bahagia" Rara mendongak, melihat Bara yang sedang menatap Salwa. 

"Gapapa sayang. Aunty emang agak cengeng. Ayo, kita cari Oma" Bara menggendong Rara dan berjalan berlawanan arah dengan Salwa.

MengapaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang