"Gimana ya Ran?" Tanya Salwa setelah menceritakan tentang tanah milik ayahnya."Coba aja dulu ngomong baik-baik ke Tante Ratih, siapa tau dia beneran lupa. Kalau nantinya dia gak ngakuin, baru kita ke Tante Mirna buat ngumpulin bukti. Kalau memang akhirnya harus dibawa ke pengadilan, nanti gue siapin pengacara buat lo"
Salwa mengangguk mendengar saran Randy.
"Makasih ya"
"Hm"
"Ya udah sih, gue kesini cuma mau ngomong soal itu. Gue balik ya" ujar Salwa seraya berdiri dan memasukkan kembali kotak makanan mereka ke dalam paper bag.
"Eh bareng aja, Sal. Gue juga udah mau balik" Randy ikut berdiri.
"Cepet banget"
"Kan gue masih cuti. Kalau hari ini gak ada meeting penting juga gue gak bakal ngantor"
"Gimana kalau lo ada kerjaan tambahan lagi? Gak takut dimarahin pulang cepet?"
"Siapa yang mau marahin?"
"Ya bos lo lah!"
Randy tertawa mendengar ucapan Salwa. "Lo tau gak sih gue kerjanya apa?"
"Manager? Kepala divisi? Gue gak ngerti sih posisi-posisi kerjaan di kantor ginian. Tapi kayaknya lo cukup penting ya sampai harus buat janji dulu biar bisa ketemu"
Randy menggeleng pelan. "Lo harusnya riset sebelum nikah sama orang. Udah ayo balik" ajaknya
"Tapi gue bawa motor sendiri"
"Terus kenapa? Motor lo gak bisa buat boncengan?"
"Bisa sih. Emang lo bisa bawa motor? Tangan lo aja bengkak gitu"
"Emang lo gak bisa boncengin orang?"
"Bisa sih"
"Ya udah ayo"
"Hah?"
Randy menarik tangan Salwa keluar ruangan disaat gadis itu masih mencerna obrolan mereka barusan. Begitu membuka pintu, Randy dan Salwa dikejutkan dengan kehadiran seseorang di hadapan mereka. Dengan spontan Salwa melepas genggaman Randy dari tangannya.
"Stefany?"
***
Ganta masih duduk di depan kelas saat teman-temannya satu persatu mulai pulang. Hari ini anak-anak kelas VII pulang lebih cepat, karena nilai ujian untuk mata pelajaran sejarah yang mereka dapatkan di atas KKM, sehingga tidak ada yang remedial.
"Ta, ngapa belum balik?"
"Kakak gue belum balik"
"Kenapa nggak nunggu di gedung SMA aja? Emang lo berani sendirian disini?"
"Apaan sih Ul. Gak usah nakutin deh, masih jam 10 pagi ini"
"Siapa yang nakutin sih? Gua cuma ngasih tau yee. Kelas kita kan paling belakang"
"Ck. Gue gak mau ke gedung SMA. Ntar dikerjain lagi sama anak-anak SMA"
"Ya udah lo balik bareng gue aja. Mau nggak?
Melihat Ganta yang masih berpikir, Paul kembali berucap, "Udah nggak ada siapa-siapa loh disini. Kalau nggak mau, gua duluan nih"
"Eh. Jangan gitu dong. Masa lo ninggalin gue"
"Ya ngapain juga gua nungguin lo. Mending gua balik"
"Ya udah deh, gue ikut lo. Gue kabarin Kak Gilang dulu" Ganta akhirnya memutuskan untuk ikut dengan Paul. Ia mengeluarkan ponselnya untuk mengirimkan pesan pada Gilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengapa
FanfictionSalwa Auliah. Gadis cantik dan mandiri yang berasal dari keluarga sederhana. Sebagai mahasiswa akhir, ia ingin cepat lulus agar bisa mendapatkan pekerjaan yang bagus sehingga dapat membantu membiayai sekolah adik-adiknya. Namun meski sederhana, hid...