Saat Salwa terbangun, ia langsung memegang kepalanya yang tidak tertutupi jilbab. Ia menghembuskan napas lega. Rupanya tidak seburuk yang ia pikirkan. Semalam setelah menyelesaikan pekerjaannya, Randy langsung saja tidur tanpa membahas apapun mengenai jilbabnya.Salwa melirik Randy yang masih tertidur dengan posisi meringkuk, memeluk erat gulingnya. Pria itu bahkan tidak meminta selimutnya yang dipakai Salwa. Padahal jika dalam kondisi normal, Randy pasti akan menarik selimut itu tanpa peduli apakah Salwa sudah tidur atau belum.
Kasian banget anak orang kedinginan. Apa dia shock banget ya lihat gue gak pake jilbab sampai lupa minta selimutnya? Batin Salwa setelah sadar kedua selimut ada padanya.
Salwa terlalu gugup semalam. Ia tidak sadar jika yang ia tarik adalah selimut milik Randy. Sementara selimutnya sendiri, tertindih dibalik tubuhnya.
"Ran, bangun!" Salwa mengguncang lengan Randy pelan.
Tidak sulit membangunkan Randy. Buktinya pria itu mulai mengerjapkan mata dan mengumpulkan nyawanya setelah panggilan yang kedua.
"Hah" pekik Randy setelah nyawanya terkumpul. Ia terkejut melihat Salwa dengan posisi setengah menunduk di sampingnya.
"Kenapa sih kayak lihat setan aja" kesal Salwa. Ia meraih bantal di sebelahnya untuk memukul kepala Randy.
"Aduh! Sorry, gue belum biasa ngelihat lo tanpa jilbab"
"Jelek ya?"
"Gak kok. Bagus" jawab Randy. "Kenapa tiba-tiba?"
"Di suruh Ibu"
Randy mengangguk lalu berkata, "Tapi emang kayak setan sih tadi. Pas buka mata liat lo duduk kayak gitu. Mana rambut lo panjang, gimana gak kaget ya"
"Lo bisa berhenti nyebelin gak? Masih subuh Randy! Baru aja tadi lo bilang gue bagus, njing!" Salwa menjejal bantal ke wajah Randy, meluapkan kekesalannya sebelum beranjak dari kasur untuk mengambil air wudhu.
Bukannya marah, Randy justru tertawa diperlakukan seperti itu. Dalam hati ia bersyukur, suasana subuh ini tak secanggung semalam.
***
"Mau kemana lo?" Tanya Randy ketika selesai mandi dan melihat Salwa tengah memasukkan beberapa baju ke dalam tas.
"Mau cabut"
"Ck. Serius Sal"
"Mau ke puncak, anniv angkatan"
"Kok gak bilang?"
"Udah kok. Kan waktu itu bayarnya minjem duit lo. Ohiya bentar" Salwa beranjak mengambil dompetnya di atas meja rias.
"Nih. Utang gue waktu itu"
Randy melirik empat lembar uang pecahan seratus yang Salwa sodorkan padanya. Lagi-lagi seperti ini.
Tlak!
"Awh! Ngapa gue disentil sih" pekik Salwa mengusap dahinya.
"Bandel banget! Orang tuh kalau udah dikasih gak usah dibalikin lagi, gak ngehargain banget" omel Randy melangkahkan kakinya mengambil kemeja yang Salwa letakkan di atas kasur.
Gadis itu hanya diam memperhatikan.
"Ya udah kalau gak mau. Rejeki anak yatim, duitnya balik lagi" ucap Salwa lalu memasukkan kembali uang tersebut ke dalam dompetnya.
Setelah membereskan tas yang akan ia bawa, Salwa kemudian beralih untuk menggunakan skincare paginya. Tepat setelah ia duduk, ponsel Randy yang ada di meja riasnya berdering.
"Siapa?"
"Mama nge-vc"
"Angkat aja" ujar Randy yang masih sibuk mengancingkan kemejanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengapa
FanfictionSalwa Auliah. Gadis cantik dan mandiri yang berasal dari keluarga sederhana. Sebagai mahasiswa akhir, ia ingin cepat lulus agar bisa mendapatkan pekerjaan yang bagus sehingga dapat membantu membiayai sekolah adik-adiknya. Namun meski sederhana, hid...