Chapter 14

881 74 2
                                    

Randy dan Salwa sarapan dalam keheningan. Berkali-kali Randy menutup mulutnya karena menguap. Ia bangun sangat cepat hari ini.

Tadi subuh, Randy terbangun karena merasakan dingin pada pipinya. Saat membuka mata, pandangan Randy langsung bersibobrok dengan kaki ranjang. Posisinya tengkurap dengan pipi kanannya yang menempel di lantai. Begitu nyawanya terkumpul sempurna, ia segera bangun.

Randy menggeleng melihat Salwa yang sudah berpindah tempat, tertidur di sisi kasur yang sebelumnya Randy tempati dengan posisi kaki kirinya miring 45 derajat.

"Beneran karate nih orang waktu tidur" gumamnya. Karena masih mengantuk, Randy memilih naik ke sisi kasur yang masih kosong daripada harus membangunkan Salwa dan berakhir dengan perdebatan.

Belum ada semenit Randy memejamkan matanya, punggungnya tiba-tiba dipukul dengan bantal. Siapa lagi pelakunya kalau bukan Salwa?

"Iih Randy! Kenapa kita jadi tukeran tempat gini sih?" Salwa memukul punggung Randy lagi.

"Bangun gak! Randy!!!"

"Apa sih Sal, gue baru mejam"

"Kenapa lo ngambil tempat gue? Gulingnya juga lo ambil! Jangan-jangan semalam lo modusin gue ya?" Tuduh Salwa seraya memeluk tubuhnya sendiri.

Kesal mendengar celotehan Salwa, Randy langsung bangun dan duduk menghadap gadis itu.

"Heh! Asal lo tau ya. Tadi pas kebangun, gue udah tengkurap di lantai gara-gara lo. Pas gue mau naik ke kasur, lo udah di tempat gue. Masih baik gak gue tendang lo balik ke tempat semula. Sekarang bangun-bangun Lo malah nuduh gue" marah Randy.

"Emang iya?"

"Iming iyi"

"Tapi lo juga salah! Kenapa gak langsung bangunin gue? Sengaja ya biar bisa nyalahin gue?"

"Lah jadi gue yang salah?"

"Ya iyalah!"

Allahuakbar... Allahuakbar..

"Udah adzan kan, padahal gue masih mau tidur. Gara-gara lo nih!" Salwa melempar Randy dengan bantal sebelum beranjak dari kasur untuk mengambil air wudhu.

"Harusnya gue yang marah kan? Kenapa jadi gue yang kena marah" gumam Randy.

***

Salwa menyiapkan cemilan untuk mertuanya yang baru pulang dari olahraga.

"Mama abis olahraga loh, Sal"

"Ya gapapa. Biar tenaganya balik lagi Ma. Papa mana?

"Lagi ngobrol sama tetangga depan. Mama kira kalian tuh belum bangun makanya mama beliin sarapan juga"

"Ya gapapa Ma, tinggal aku makan lagi" ujar Salwa lalu membuka styrofoam buburnya dan menghirup aroma kaldu yang menguar. Kebiasannya setiap makan bubur.

"Sekarang Randy dimana?"

"Tidur lagi, Ma. Katanya jam 10 mau ke kantor"

"Loh ngapain? Dia kan cutinya masih 3 hari lagi" ujar Ralin seraya mengunyah.

"Ga tau, Ma" Salwa hanya mengangkat bahunya sambil lanjut menyantap buburnya.

Tak lama, ponsel Salwa berdering.

"Waalaikumsalam, Bu"

"..."

"Gak ada kok, Bu"

"..."

"Nggak. Randy mau ke kantor"

"..."

"Oh gitu. Iya, Bu. Ini Kakak lagi sama Mama Ralin"

MengapaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang