"Kakak mana?" tanya Sari begitu melihat kedua anak laki-lakinya telah siap dengan seragam sekolah.
Sari meletakkan sebakul nasi yang baru saja ia goreng dan sepiring telur dadar yang telah dipotong segitiga ke atas meja makan sebagai menu sarapan mereka.
"Belum bangun kayaknya Bu" ucap Gilang. Ia menuangkan teh hangat ke empat gelas yang telah diletakkan Sari sebelumnya. Sedangkan Ganta langsung duduk manis di samping Gilang.
"Tumben" heran Sari, tidak biasanya anak gadisnya bangun kesiangan seperti ini. "Bangunin gih" tambahnya, kemudian menyendokkan nasi dan telur ke piring anak-anaknya.
"Sana lu bangunin Kakak, Ta!"
Ganta baru saja akan menyendokkan nasi goreng ke mulutnya, namun ia urungkan. Diletakkannya kembali sendok itu ke atas piring lalu mendelik pada Gilang yang malah menyuruhnya.
"Ganta lagi" gerutu Ganta namun tetap beranjak menuju kamar Salwa.
tok..tokk...
"Kakak.. bangun yuk, kita sarapan"
Ganta mengetuk lagi pintu kamar Salwa untuk yang kedua kalinya, namun tetap tidak ada sahutan dari dalam.
"Langsung masuk aja, Ta. Kakak mana bangun kalau cara kamu ngomong lembut kayak gitu. Harus sambil digoyang-goyangin kakinya kakak itu" teriak Sari dari dapur.
"Ish, Ibu. Nggak tau apa kalau anak gadisnya itu galak. Ganta mana berarni" gerutunya sebelum membuka pintu kamar Salwa. Tapi Ganta tetaplah Ganta, yang akan melakukan semua yang disuruhkan padanya meski sambil menggerutu.
Ganta mendekati ranjang salwa dan berdiri di sampingnya. "Kakak, bangun" ucapnya pelan.
"Kak- aduh! Panas banget" Ganta memekik saat menyentuh lengan Salwa.
"BU! IBU! KAKAK SAKIT BUUUU"
"Ganta jangan berisik, kepala Kakak sakit" ucap salwa dengan suaranya yang lirih. perlahan ia membuka matanya saat ganta sudah berlari keluar kamar.
Tak lama, Ganta kembali bersama Sari dan Gilang.
"Ya ampun Kak, badan kamu panas banget" Sari panik begitu menyentuh kening Salwa.
"Gilang, tolong pesankan Ibu taksi sekarang. Ganta, tolong ambilin cardigan sama jilbab kakak di lemari. Kakak bisa berdiri nggak?" Salwa mengangguk pelan.
Sari kemudian membantu Salwa untuk duduk lalu memasangkan jilbab instan dan cardigannya. Begitu selesai, Sari yang dibantu oleh Gilang menuntun Salwa berjalan keluar.
"Kalian lanjut sarapan aja ya, jangan lupa pintu rumah dikunci yang bener sebelum berangkat ke sekolah" ucap Sari saat taksi online yang mereka pesan telah tiba di depan rumah.
***
"Anak Ibu kecapean dan selalu telat makan, jadi maagnya kambuh. Kita tunggu hasil labnya sekalian lihat perkembangan kondisi Salwa dulu ya, Bu. Kalau sampai nanti sore tidak ada kemajuan baru kita pindahkan ke ruang rawat inap"ucap dokter setelah Salwa dipasangkan infus yang telah diberi obat oleh salah satu suster di IGD.
"Nanti ada yang bawain sarapan. Harus dimakan ya, Salwa. walaupun sedikit, perut kamu itu harus selalu diisi"tambah sang dokter sebelum meninggalkan bed Salwa dan beralih pada seorang gadis remaja yang baru saja mengisi bed di sebelah Salwa, mengeluhkan sakit pada perutnya.
"Tuh! Dengerin kata dokter tadi. Lagian kamu kenapa sih Kak sampai telat makan gitu? Udah tau punya penyakit maag" omel Sari
"Kemarin ada yang buat acara di cafe, rame banget yang datang jadi gak sempet makan. Baru bisa makan pas cafe udah mau tutup"
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengapa
FanfictionSalwa Auliah. Gadis cantik dan mandiri yang berasal dari keluarga sederhana. Sebagai mahasiswa akhir, ia ingin cepat lulus agar bisa mendapatkan pekerjaan yang bagus sehingga dapat membantu membiayai sekolah adik-adiknya. Namun meski sederhana, hid...