Nando mengurungkan niatnya untuk mandi. Begitu masuk kamar, ia segera memakai pakaiannya lalu kembali menemui Salwa dan Randy di dapur."Sal, gue minta maaf ya. Gue beneran gak tau lo ada disini"
"Iya gapapa. Gue juga gak ngelihat lo ke dapur kok"
Nando menatap Salwa dan Randy bergantian. Pandangannya kemudian beralih pada makanan di atas meja.
"Wih ini lo yang bawa, Sal?" Tanya Nando.
Salwa mengangguk pelan.
"Thanks ya. Akhirnya gak jadi makan mie"
Dengan semangat, Nando menarik kursi untuk ia duduki dan langsung menyantap makanan tersebut tanpa mempedulikan ada dua orang lain di ruangan ini, yang sedang berusaha menetralkan kembali degup jantungnya.
***
Jam masih menunjukkan pukul 10 malam ketika Salwa kembali ke vilanya. Itu artinya ia hanya 10 menit berada di vila Randy. Tapi kenapa rasanya seperti ia sudah berjam-jam disana?
"Sal! Bantuin dong" panggil Novelin seraya mengeluarkan taplak meja dari bagasi mobil Adit.
Salwa segera menghampiri Novelin. "Gue bawa yang mana?"
"Gak ada. Bantuin tutup bagasi aja"
Salwa mengangguk lalu menutup bagasi mobil Adit.
"Abis anterin makan ke suami ya? Ciyeee" ledek Novelin setelah Salwa berdiri di sampingnya.
"Mulutmu Nop! Ntar ada yang denger ish" kesal Salwa membuat Novelin kembali meledeknya.
"Dih mukanya merah. Abis ngapain lo? Hayoo ngaku!"
"Apaan sih" Salwa merebut barang yang dibawa Novelin untuk mengalihkan rasa hangat yang tiba-tiba mengalir di kedua pipinya. Ingatan saat pipinya menempel di dada Randy, muncul begitu saja di kepalanya.
"Salwa bego! Itu taplak meja bukan karpet kenapa lo bentangin di rumput sih" Novelin langsung menarik taplak tersebut dan mengibaskannya agar rumput-rumput yang menempel itu hilang.
Acara tiup lilin untuk anniversary angkatan Salwa dilakukan di halaman vila. Para cowok mulai menggelar karpet, mengangkat keluar meja, menempelkan balon di dinding hingga membentuk sebuah frame untuk menampilkan video yang akan diputar menggunakan LCD proyektor.
Sementara para cewek bertugas memasang taplak meja, menata makanan, dan memastikan persediaan makanan cukup untuk mereka semua. Begitu siap, Feby muncul dengan membawa sebuah birthday cake. Ia meletakkan kue tersebut di tempat yang sudah disediakan.
Setelah semua beres, Salwa dan teman-temannya mengambil posisi duduk masing-masing senyaman mungkin. Adit selaku operator memberi aba-aba bahwa pemutaran video akan dimulai.
Cuaca malam ini sangat mendukung kegiatan mereka. Langit diterangi dengan cahaya bulan dan bintang-bintang yang bertaburan.
Salwa menyandarkan kepalanya di bahu Novelin begitu video diputar. Sebuah video berdurasi 15 menit yang menampilkan momen kebersamaan mereka mulai dari penerimaan mahasiswa baru tingkat fakultas, pengukuhan angkatan, kepanitiaan untuk event-event fakultas, aksi demo bersama di gedung pemerintahan, perayaan ulang tahun pertama, kedua dan ketiga mereka di tempat-tempat yang berbeda, hingga pengabdian terakhir mereka pada kepengurusan BEM Fakultas. Mereka sudah melalui susah senang dan jatuh bangunnya berorganisasi bersama-sama, bahkan sempat bersitegang dengan salah seorang dosen yang membuat beberapa dari mereka harus menerima skorsing. Semuanya terangkum dalam video berdurasi 15 menit itu.
Salwa segera menyeka air matanya yang akan menetes begitu pemutaran video berakhir. Ternyata sudah sejauh itu mereka bersama. Dari yang awalnya tidak kenal, hingga seakrab sekarang. Meski mereka berasal dari daerah dan jurusan yang berbeda-beda tapi mereka berada di bawah panji yang sama, Fakultas Teknik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengapa
FanfictionSalwa Auliah. Gadis cantik dan mandiri yang berasal dari keluarga sederhana. Sebagai mahasiswa akhir, ia ingin cepat lulus agar bisa mendapatkan pekerjaan yang bagus sehingga dapat membantu membiayai sekolah adik-adiknya. Namun meski sederhana, hid...