Chapter 17

973 87 5
                                    

"Bilang apa lo ke nyokap?"

"Ada lah" jawab Randy malas.

"Cih. Kalau nyokap gue tau kita mau ke club. Gak bakal dia maksa gue ikut sama lo" gerutu Nando mulai menjalankan mobil.

Tepat jam 10 malam, Randy tiba-tiba datang ke rumahnya. Sebelumnya, Randy memang sudah menelpon Nando dan mengajaknya keluar. Namun Nando menolak. Ia tidak mau diganggu karena tim bola kesayangannya sedang bertanding.

Entah apa yang sudah Randy katakan pada Sela, hingga memaksa Nando untuk ikut.

"Mama marah ya kalau kamu gak mau ikut sama Randy" Ucap Sela mengancam. Dengan berat hati, Nando harus merelakan tontonannya malam ini.

Sesampainya di club, Randy dan Nando langsung menghampiri Jose yang sedang meracik minuman untuk pelanggan.

"Gue kira lo udah tobat Ran. Abisnya setelah lo nikah Nando datangnya sendiri mulu" kata Jose setelah tak ada pelanggan. "Mau apa? Kayak biasa? Atau mau coba yang lain? Kemarin ada brand baru yang masuk" lanjutnya.

"Mau coba dong Jo"

"Cih. Tadi aja gak mau banget di ajak kesini" Randy berdecih.

"Masa udah kesini gak minum. Rugi dong" ucap Nando sewot. Masih ada sedikit rasa kesal pada Randy.

"Lo, Ran?" Tanya Jose

"Gue yang kayak biasa aja. Gak mau mabok"

Memang, tujuan Randy kesini untuk melepas penat tanpa mabok. Ia sedang malas berada di rumah. Ia masih kesal dengan Salwa yang terus memaksa untuk mengganti biaya perbaikan motor teman Ganta.

Entahlah. Randy hanya merasa tidak dihargai. Salwa terlalu menganggapnya sebagai orang asing sehingga harus melakukan hal tersebut. Padahal jika tidak bisa menerima pernikahan mereka, Salwa harusnya bisa menerima dirinya sebagai seorang teman atau Abang. Toh ia juga sudah menganggap Ganta sebagai adiknya sendiri.

Randy menenggak pelan isi dari gelas kecil yang Jose berikan. Sebenarnya ia juga bingung. Mengapa harus kesal untuk hal kecil seperti itu?

"Ran, Ran, itu kan..." Nando menepuk lengan Randy, membuat pria itu tersadar dari lamunannya. Ia menoleh, mengikuti arah telunjuk Nando.

"NJING!"

***

"AAAAAAAA"

"Berisik banget sih" keluh Randy dengan suara serak.

"LEPASIN GAK! KENAPA LO MELUK GUE ANJIRRR RANDY!!!"

Randy menjauhkan tubuhnya dari Salwa lalu menggeliat. "Ah akhirnya tidur gue nyenyak"

"Nyenyak nyenyak modus lo" Salwa melempar bantal ke wajah Randy. "Udah pulang tengah malem main meluk anak orang aja" omelnya.

"Lebay! Kayak gak pernah dipeluk sama cowok aja"

"Emang gue gak pernah. Emang elu?"

"Eh gue gak meluk ya, gue cuma ngunci badan lo biar gak muter kayak obat nyamuk lagi" Jelas Randy.

"Hari ini gue udah masuk kerja, butuh tidur yang berkualitas. Kalau lo tidurnya gak dikunci, guenya kebangun mulu tiap malam gara-gara ketimpuk tangan sama kaki" Lanjutnya.

"Ya maaf. Tapi kan bisa pake cara lain"

"Apa?"

"Ya apa kek. Tenang aja, besok-besok tidur gue udah kalem kok. Jadi gak usah meluk-meluk lagi!" Ucap Salwa lalu beranjak dari kasur.

"Mau kemana Lo?"

"Ya ngambil wudhu"

"Nitip dong. Gue masih ngantuk"

MengapaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang