4

1.4K 145 13
                                    

Happy reading






Tanpa menunggu lama, Keith langsung menelepon sang suami setelah sarapan. Bahkan di meja makan tadi, Keith terang-terangan menujukkan raut tak nyaman ketika berada di dekat Arthur. Hal itu tentu disadari oleh Evelyn dan Henry. Ketika di dapur, Evelyn langsung bertanya dan Keith memilih berbohong. Keith berkata bahwa ekspresinya sebagai bentuk rasa rindunya kepada Seth. Meski terdengar sangat tidak masuk akal, Evelyn pada akhirnya memilih percaya. Keith juga sempat berkata bahwa dalam waktu dekat dirinya akan pulang ke Boston. Evelyn hanya mengangguk setuju karena bagaimana pun Keith sudah memiliki kehidupan pribadi serta suami.

Dan sialnya, percakapan itu sampai di telinga Arthur. Menyadari jika ibu tirinya tak kunjung kembali dari dapur membuat Arthur yakin jika ada sesuatu hal penting yang sedang dibicarakan dan tepat dugaannya.

Kini, Keith sudah selesai berteleponan dengan Seth dan suaminya itu akan menjemputnya setelah makan malam. Meski masih beberapa jam lagi namun Keith segera bersiap-siap. Ia merapikan dan memasukkan beberapa pakaiannya ke dalam koper lalu menyimpannya di dekat pintu kamar. Karena ibu dan ayah mertuanya sudah pergi ke rumah sakit, artinya sekarang di mansion itu hanya ada dirinya dan Arthur, selain para maid serta penjaga. Oleh karenanya, Keith memilih mengurung diri di kamar sampai mertuanya kembali. Dia juga tak lupa mengunci pintu kamar, mengantisipasi hal-hal buruk terjadi.

Setelah menaruh koper di dekat pintu, Keith beralih menekan tombol di nakas dan tak berselang lama pintu kamarnya diketuk. Tampak seorang pelayan muda sedikit membungkukkan badan ketika Keith berdiri di hadapannya. "Tuan butuh sesuatu?"

Keith berdeham. "Tolong bawakan aku kopi!"

Pelayan itu mengangguk dan segera pergi dari sana. Keith pun kembali masuk kamar lalu menguncinya. Cukup lama menunggu dan seorang pelayan kembali datang dengan membawa nampan kecil berisi secangkir kopi. Setelah mengucapkan terima kasih, Keith kembali mengunci pintu kamar dan berlalu ke balkon seraya membawa secangkir kopi.

Keith benar-benar bosan. Jika saja Seth tidak sibuk, ia pasti akan merecoki suaminya itu untuk membunuh rasa bosannya. Keith tidak terbiasa terkurung seperti ini. Biasanya jika bosan seperti sekarang, pria manis itu akan berkeliling di halaman atau sekadar mengobrol dengan maid ataupun penjaga. Namun, opsi itu mustahil ia lakukan mengingat ada bahaya yang mengintainya di dalam mansion.

"Bagaimana bisa aku terjebak di dalam situasi mengerikan seperti ini?" Keith bermonolog seraya menaikkan kedua kaki ke kursi lalu memeluknya dengan kedua tangan. "Aku kakak iparnya dan bagaimana bisa dia terang-terangan berkata bahwa ia menyukaiku?" Pikiran Keith mulai berawang ke mana-mana. "Apa mungkin dia hanya ingin menggodaku saja? Tapi ...." Keith kembali teringat semua sikap Arthur kepadanya. Jika ditelisik lebih jauh, sikap Arthur memang terkesan mencurigakan dan Keith baru menyadarinya sekarang. "Lelaki itu benar-benar mengerikan. Semoga saja dia segera kembali ke Jerman." Gumaman Keith terhenti ketika telinganya mendengar raungan ganas dari knalpot sebuah mobil sport. Keith yang penasaran langsung beranjak dan bertumpu di pagar balkon lalu melihat ke bawah.

Di bawah sana terlihat Arthur yang hanya mengenakan kaos putih serta celana hitam pendek, masuk ke kursi kemudi dan tak berselang lama, Lamborghini Huracán Evo Spyder berwarna silver melaju meninggalkan halaman mansion yang super luas itu. Sadar jika Arthur pergi, Keith berbalik dan keluar kamar seraya membawa gelas kopinya.

Di lantai dasar, Keith memberikan gelas kopi yang dipegangnya kepada salah satu pelayan. "Di mana Arthur?" Keith sengaja berpura-pura tidak tahu bahwa Arthur tidak berada di mansion.

DANGEROUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang