16

743 81 13
                                    

Happy Reading



Seth
Sweet, sepertinya aku akan pulang terlambat hari ini.
Jangan menungguku. Tidurlah lebih cepat.
Aku mencintaimu

Keith menghela napas setelah membaca pesan yang dikirimkan Seth beberapa menit yang lalu. Setelah membalas singkat, ia menaruh ponselnya di atas bantal sofa. Saat ini pria manis itu tengah menonton TV.

Volume TV sengaja ia kecilkan yang membuat suasana terasa hening dan sedikit mencekam. Meski netranya tertuju pada layar namun pikirannya berkelana jauh entah kemana.

Dalam diam, Keith teringat akan ucapan Arthur kemarin yang memintanya; memaksanya, untuk menemaninya ke pesta. Keith tidak tahu itu merupakan titah serius atau bocah delapan belas tahun itu hanya bermain-main saja.

Karena setelah percakapan singkat di dapur, Arthur tidak lagi mendekatinya. Bahkan sejak semalam dan sampai malam ini, lelaki dominan itu belum kembali. Entah ke mana dia pergi.

"Kenapa tiba-tiba aku merasa lemah seperti ini." Keith membatin seraya menggigiti kuku jarinya. Setelah Arthur menidurinya, Keith seolah tidak memiliki keberanian lagi. Bahkan sekadar berhadapan dengan Arthur, Keith benar-benar tidak sanggup.

Terlalu banyak berpikir membuat kepala Keith mulai berdenyut. Pada akhirnya ia mematikan tayangan televisi lalu beranjak ke kamar. Namun, suasana rumah yang tadinya sangat hening kini semakin bertambah sunyi saat Keith tanpa sengaja berpapasan dengan Arthur di depan ruang keluarga.

Keduanya bertatapan sejenak sebelum Arthur lebih dulu membuka suara.

"Temani aku mengerjakan tugas," titahnya dengan sorot tanpa bantahan.

Keith mati-matian mencari alasan untuk menolak.

"Aku tahu suamimu pulang terlambat hari ini. Jangan membantah! Ikut aku!" Arthur berjalan lebih dulu dan ketika merasa Keith tidak mengikutinya, ia langsung menghentikan langkah seraya melirik ke belakang. "Keith, jangan uji kesabaranku!"

Dan Keith mengekori Arthur dengan langkah lunglai dan kepala menunduk dalam.

****

Keith memperhatikan Arthur yang tengah fokus pada layar laptop

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keith memperhatikan Arthur yang tengah fokus pada layar laptop. Ngomong-ngomong sudah hampir tiga puluh menit berlalu dan tidak ada pembicaraan di antara mereka. Arthur yang fokus dengan tugasnya dan Keith yang sibuk dengan pikirannya.

"Shit!"

Keith berkedip beberapa kali saat telinganya menangkap umpatan pelan dari Arthur. Dalam sekali lihat, pria manis itu tahu jika adik iparnya cukup kesulitan dengan tugas yang sedang dikerjakan.

Di sisi lain, Arthur yang sudah berada di ambang kesabaran lantas menoleh; menatap Keith yang juga tengah menatapnya. Ia memberi kode agar Keith mendekat.

Helaan napas kasar terdengar samar saat Keith masih mematung di tempat. Arthur berdecak kesal. "Kemari! Bantu aku mengerjakan ini."

Keith diam sejenak sebelum bangkit dan berjalan mendekat. Pria manis itu duduk di sisi ranjang, namun tetap memberi jarak.

Arthur yang menyadari posisi duduk Keith lantas mendekat tanpa pikir panjang hingga posisi keduanya sangat dekat. Bahkan lengan mereka saling bersentuhan ketika ada pergerakan. "Suamimu pernah bercerita jika saat kuliah dulu kau termasuk mahasiswa cerdas," ujar Arthur seraya melirik Keith yang tampak tegang.

Keith berdeham seraya bergeser pelan. "Tidak juga," jawabnya singkat.

"Sial!" Arthur mengumpat tiba-tiba yang membuat Keith terkejut bukan main. "Kau seperti berhadapan dengan pembunuh berantai saat berada di dekatku. Jika kau terus bersikap seperti ini, Seth pasti akan curiga." Dominan itu menaruh laptopnya di ranjang dengan gerakan kasar.

Mendengar ucapan barusan, Keith sontak mengangkat pandangan.

"Ubah sikapmu jika kau tidak ingin suamimu curiga!" cetus Arthur lagi dengan raut tanpa dosa.

Keith menggeleng kecil; tampak tak percaya dengan semua perkataan Arthur barusan, terutama reaksi dominan itu yang sama sekali tidak menunjukkan rasa bersalah.

"Apa kau takut jika suamiku mengetahui kelakuan binatangmu?" tanya Keith seraya mati-matian menahan kontak mata dengan Arthur.

"Takut?" Arthur balik bertanya dengan senyum mengejek. "Apa yang harus aku takutkan, hm?" Arthur menyeringai seraya mencengkeram dagu Keith. "Jika kejadian itu terbongkar, kau yang akan menjadi pihak paling menderita, Keith."

Napas Keith perlahan mulai memburu. Ia menepis tangan Arthur dengan kasar. Matanya perlahan mulai memerah.

"Kenapa menangis, Sayang? Harusnya kau merasa bangga karena fisikmu mampu memikat dua orang dalam satu keluarga." Arthur berujar santai sambil mengusap pipi Keith. "Percaya padaku ini akan sangat menyenangkan. Lagipula ...." Arthur mendekatkan bibirnya ke telinga Keith; berbisik. " ... Tidak ada yang tahu, mungkin saja suamimu memiliki seseorang juga di luar sana."

Cukup sudah.

"Tutup mulutmu, Sialan!" Keith bangkit seraya menunjuk wajah Arthur. Tubuhnya bergetar pelan akibat amarah yang mulai memuncak. Ia benar-benar tidak suka saat ada yang menuduh Seth melakukan hal gila. Suaminya itu sangat setia. Seth sangat menghargai hubungan mereka. Seth tidak mungkin melakukan hal keji itu. "Siapa kau berani-beraninya menuduh suamiku?! Kau hanya orang asing, Arthur! Sadarlah!"

Alis Arthur menukik tajam ketika mendengar ucapan itu. Dahinya mengerut dalam. Tak lama, dominan itu terkekeh seraya bangkit; menghadap Keith. "Kau mengataiku orang asing?" Setelahnya, Arthur terkekeh lagi.

Keith terdiam.

Suasana di kamar itu berubah mencekam dalam sekejap. Rasanya benar-benar tidak nyaman dan aman.

Diam-diam Keith mundur secara perlahan ketika menyadari ekspresi Arthur sekarang.

Dengan wajah dingin dan mengintimidasi, Arthur mendorong dahi Keith dengan telunjuknya beberapa kali. "Kau dan suamimu lah orang asing di sini, bodoh. Semua yang kau nikmati sekarang bahkan pakaian yang kau kenakan ini, semuanya adalah milik Gauthier. Lalu dengan sangat berani kau mengataiku orang asing?"

Keith terdiam membisu. Wajahnya memerah begitupun dengan matanya semakin berkaca-kaca. Napasnya mulai sesak.

"Pria bodoh sepertimu memang harus diberi pelajaran ...." Arthur menyeringai setan seraya memindai wajah dan tubuh Keith dengan tatapan lapar. Tanpa babibu, ia menarik Keith kemudian melemparnya ke ranjang.

Keith panik bukan main. Dia berusaha menangkis sentuhan Arthur yang hal itu tentu membuat si lebih muda naik pitam.

"DIAM!" Arthur menampar pipi Keith lalu mencekik lehernya yang membuat pergerakan lawannya melemah.

Keith membuang muka, menatap pintu yang tertutup dengan sorot kosong. Ia benar-benar tidak berani berpikir kemungkinan terburuk yaitu Seth memergokinya ditiduri oleh Arthur.

****

See you, baby

Kalo ada typo, tandai ya. Ini ngga diedit soalnya, kkk

14 September 2024
927 kata

DANGEROUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang