Happy reading!
Hubungan Keith dan Seth kian merenggang. Meski keduanya hidup satu atap dan tidur satu ranjang, namun rasio mereka berbicara satu sama lain sangat kecil. Satu minggu terlewati setelah pertengkaran mereka terakhir kali dan selama itu bisa dihitung jari keduanya berbincang.
Seth masih merasa sakit hati dan Keith tidak repot-repot untuk meminta maaf pada sang suami.
Keith masih tetap bersikap selayaknya istri, menyiapkan makanan, mengurus kebutuhan sang suami, namun tidak untuk berhubungan selayaknya pasangan. Keduanya bahkan sudah cukup lama tidak melakukan hubungan itu. Tentu Keith tidak merasa kehilangan karena ia sudah mendapatkan kepuasan dari Arthur. Berbeda dengan Seth yang belakangan ini sering uring-uringan. Dominan itu bahkan tak jarang memarahi bawahannya di tempat kerja, kebiasaan yang sebelumnya tidak pernah Seth lakukan. Seth dulu terkenal sebagai bos yang baik dan pengertian.
Hal itu tentu mengundang tanda tanya di benak Henry dan Evelyn. Selaku orang tua, Henry tak jarang bertanya pada Seth namun Seth selalu menjawab dirinya baik-baik saja. Evelyn juga tidak tinggal diam. Wanita itu beberapa kali menghubungi Keith dan bertanya perihal pernikahan keduanya, lagi dan lagi Keith memberi jawaban yang sama. Rumah tangganya baik-baik saja.
Seperti saat ini.
Seth berlalu begitu saja, tanpa menoleh ke arah Keith yang tengah menyiapkan sarapan. Keith mengernyitkan dahi saat melihat suaminya langsung pergi. Namun, pria manis itu memilih acuh tak acuh. Gengsi rasanya membuka suara lebih dulu.
Semalam, Keith mencuri dengar obrolan suaminya dengan seseorang di seberang telepon. Keith tahu jika hari ini Seth akan pergi ke Manhattan untuk menemui salah satu investor. Entah pria itu akan pulang atau menginap, mengingat jarak Boston ke Manhattan cukup jauh.
Samar-samar, Keith mendengar suara mesin mobil kian menjauh hingga hilang dari indra pendengaran. Pria manis itu menarik napas dalam-dalam kemudian duduk di salah satu kursi makan. Meski terlihat baik-baik saja dan terkesan tidak peduli, Keith tetap tak terbiasa dengan semua ini. Sebenarnya, dia merindukan interaksi dan perlakuan manis Seth untuknya. Ia rindu Seth menggodanya. Namun entahlah, dia masih tidak rela jika dirinya yang harus memulai obrolan lebih dulu
Pemikirannya adalah Seth pasti tidak akan kuat mendiamkannya lama-lama mengingat pria itu sebenarnya cukup berisik. Tapi di sisi lain juga, Keith tidak percaya jika satu minggu ini Seth benar-benar diam dan seolah tidak menganggap keberadaannya.
“Hei, melamun?”
Keith tersentak saat sebuah tangan terulur dan menarik wajahnya agar mendongak, disusul kecupan singkat ia dapatkan di bibirnya.
Keith tersenyum kecil saat beradu tatap dengan Arthur.
Ya, perdebatan mereka kemarin tidak berefek apa-apa. Mereka masih menjalin hubungan secara diam-diam dan sesekali mencuri-curi waktu untuk bersenang-senang.
“Aku menunggumu,” sahut Keith pelan.
Arthur terkekeh lalu menarik kursi di sebelah Keith kemudian mendudukinya. Dominan itu sebelumnya tidak terbiasa makan pagi, namun setelah tinggal bersama Keith, kebiasaannya mulai berubah.
Di sisi lain, Arthur tidak heran lagi ketika menyadari hanya ada mereka berdua di sana. Jika biasanya mereka akan sarapan bertiga, bersama Seth, tapi belakangan ini hal itu tidak terjadi mengingat hubungan Seth dan Keith dingin seperti tidak saling mengenal satu sama lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
DANGEROUS
Fantasy[BL] [Cheating] [M-PREG] This is a wild romance story, if you're not into it, feel free to bounce out of here ASAP! Kisah berbahaya ini dimulai ketika Arthur Raymond Gauthier pulang ke New York setelah delapan tahun menetap di Jerman. Kepulangannya...