11

1.3K 113 13
                                    





Keith terbangun ketika tenggorokannya terasa kering. Pria manis itu melihat jam yang menunjukkan pukul dua pagi. Tak lama terdengar helaan napas dari bilah bibirnya saat menyadari teko di nakas tidak berisi air setetes pun. Sebelum turun ke dapur, Keith menyempatkan untuk merapikan selimut yang melingkupi tubuh suaminya dan menyematkan kecupan ringan di pelipis Seth. Melihat wajah sang suami, Keith kembali teringat kejadian semalam. Sepulang dari rumah sakit, Seth sedikit pun tidak mengungkit tentang bayi dan apapun itu.

Seth memperlakukan Keith dengan lembut dan romantis. Dominan itu juga mengajak sang istri untuk dinner di restoran yang sering mereka datangi ketika masih berpacaran dulu. Malam itu, Seth berusaha membuat Keith bahagia hingga Keith mulai bisa melupakan rasa sedih, cemas, dan takutnya meski hanya sementara.

Keith dalam balutan piyama satin berwarna merah, berjalan menuruni anak tangga. Suasana di lantai satu sangat sepi dan remang-remang karena cahaya dari dapur. Keith memang sengaja tidak mematikan lampu dapur ketika malam hari. Ia menaruh teko di kitchen set lalu menuang air ke dalamnya. Setelah menutup teko, Keith berbalik untuk kembali ke kamar. Ia memilih untuk minum di kamar.

"Astaga!" pekik Keith ketika baru menyadari jika ada seseorang yang berdiri di belakangnya. Ia hampir menjatuhkan teko karena rasa kaget.

Sedangkan seseorang itu hanya memasang wajah datar tanpa ekspresi.

Setelah menormalkan napasnya, Keith memilih abai seperti biasa dan bergeser untuk melangkah pergi. Namun, langkah kakinya sontak terhenti seiring dengan dahinya mengerut ketika mendengar ucapan Arthur.

"Aku tidak percaya bahwa pria manis dan penurut sepertimu bisa menyembunyikan rahasia sebesar ini."

Keith masih dalam posisi membelakangi Arthur dan terkesan acuh tak acuh. Meski begitu, ia sebenarnya memikirkan ucapan barusan dan perasaannya pun mulai berubah tidak enak.

"Aku tidak bisa membayangkan seperti apa respons Seth saat tahu fakta yang sebenarnya." Arthur menambahkan seraya mengambil gelas di kitchen set lalu berjalan mendekati Keith dan mengambil teko dari tangan pria manis itu.

Arthur meneguk segelas air putih hingga tandas lalu menaruh gelas dengan gerakan agak kasar hingga menimbulkan bunyi nyaring. "Kau tenang saja, Keith. Aku bisa menampungmu jika Seth menceraikanmu," ucap Arthur tanpa ragu. Lelaki itu seolah mengabaikan fakta bahwa pria di hadapannya itu enam tahun lebih tua darinya sekaligus kakak iparnya sendiri.

"Apa maksudmu?!" Dahi Keith mengerut dan nada suaranya pun mulai meninggi.

Arthur tiba-tiba terkekeh yang hal itu membuat Keith mulai bingung. Ada apa dengan lelaki berengsek ini?

"Tidak ingin mengaku juga?" Arthur balik bertanya seraya tangannya merogoh saku celana untuk mengambil sesuatu.

Keith mengikuti pergerakan itu dan melihat Arthur kini tengah menggenggam ponsel. Keith tiba-tiba menelan ludah tanpa alasan. Perasaannya semakin berubah tidak enak. "Jangan berani macam-macam denganku, Arthur! Aku bisa saja mendepakmu dari rumahku malam ini juga."

Arthur tidak mengacuhkan ancaman yang sama sekali tidak membuatnya terancam. Dominan itu mengutak-atik ponselnya sebentar, sebelum kembali menatap Keith. "Apa kau tetap ingin mendepakku setelah mendengar ini ...?" Arthur menekan play di layar ponsel dan terdengar suara percakapan dari benda itu. Karena situasi sangat sepi membuat suara dari ponsel Arthur terdengar jelas dan nyaring.

"Aku memiliki masalah kesuburan."

"Aku terlalu sering mengkonsumsi kontrasepsi dan itu berpengaruh dengan kesuburanku."

DANGEROUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang