18

777 84 13
                                    

Happy reading!



Keith merasa sangat tidak nyaman berada di sana. Meski ini bukan kali pertamanya datang ke tempat hiburan malam, namun rasanya sangat-sangat berbeda. Keith yang social butterfly mendadak berubah menjadi manusia anti sosial ketika berada di tengah-tengah teman Arthur.

Arthur?

Sejak tadi, lelaki itu duduk di sebelah Keith dan sibuk mengobrol dengan yang lain.

Keith yang semakin muak lantas memberi kode pada Arthur. "Aku ingin ke toilet," bisiknya yang untungnya didengar oleh lawan bicara.

Arthur mengangguk kemudian bangkit. Tak ayal itu membuat Keith bingung, begitupun dengan orang-orang di dekat mereka. "Aku akan mengantarmu," ujar Arthur yang membuat Keith hampir terjungkal.

Ayolah, Keith bukan anak bawang yang baru pertama kali datang ke tempat seperti ini. Dulu, ia sering kemari dan untuk letak toilet, itu sudah di luar kepala.

Seolah sadar Keith akan menolaknya, Arthur lantas meraih tangan pria manis itu kemudian menariknya menjauh; membelah kerumunan.

"Aku bisa pergi sendiri, Arthur." Keith berdecak saat mereka melewati lorong yang cukup sepi.

Arthur memilih abai lalu membuka pintu toilet dan baru melepaskan genggamannya. Dominan itu beralih untuk mencuci tangan di wastafel.

Keith yang memang sebenarnya tidak berniat buang air, memilih berdiri di sebelah adik iparnya. Ia menatap air yang mengalir dari wastafel dengan pandangan kosong. Dalam sekejap, pria manis itu tenggelam dalam lamunan.

"Kau ada masalah dengan Seth?"

Sontak saja lamunan Keith pecah ketika telinganya menangkap pertanyaan barusan. Keith refleks menatap Arthur.

"Apa suamimu tidak pulang malam ini?" tanya Arthur lagi dengan raut kalem. Jika orang asing melihat rupa Arthur sekarang, pasti mereka tidak akan percaya jika lelaki dominan itu sangat berbahaya.

Keith mendengkus. "Bukan urusanmu," sahutnya seraya membuang muka.

Arthur yang malam ini tidak menggebu-gebu seperti biasanya, lantas mengangkat bahu; acuh tak acuh dengan respons yang diberikan Keith. Dominan itu lantas menarik lengan kemeja sampai batas siku kemudian membasuh wajah.

Tanpa ia sadari, pergerakannya itu tertangkap oleh mata Keith.

Keith menatapnya lewat pantulan cermin. Dalam diam dan tanpa sadar, Keith menelan ludah dengan mata masih terpaku pada Arthur. Detik itu juga ia akui jika Arthur memang sangat menawan. Jika Arthur datang saat itu, saat dirinya belum berkencan dengan Seth, pasti ...

Keith tersentak. Matanya berkedip beberapa kali ketika sadar akan arah pikirannya tadi. Sedetik kemudian, pria manis itu langsung menunduk seraya kembali menghidupkan keran wastafel.

Astaga, apa yang ia pikirkan barusan?!

Keith merasa sangat berdosa.

Tidak. Ini tidak boleh terjadi.

Se-menawan apapun lelaki di sebelahnya, ia tetaplah manusia brengsek. Manusia yang berani meniduri milik orang lain.

DANGEROUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang