Happy Reading
Malam harinya, Arthur yang baru saja berpakaian langsung menoleh ketika pintu kamarnya diketuk dari luar. Ia beralih untuk membuka pintu seraya mengusak rambutnya yang basah dengan handuk. Gerakan dominan itu langsung terhenti ketika melihat Keith berdiri di hadapannya sambil tersenyum lembut.
"Ayo turun! Makan malam sudah siap," ucap Keith dengan tidak melunturkan senyumannya.
Arthur menatap rakus wajah rupawan Keith lalu tatapannya turun; menelusuri tubuh kakak iparnya yang terbalut piyama berwarna abu-abu. Keith tentu menyadari pandangan itu tapi ia segera mengenyahkan rasa tidak nyaman karena wajar baginya jika Arthur menatapnya penuh telisik karena bagaimanapun juga ia pendatang di sini.
"Aku akan turun lebih dulu. Kau cepat menyusul, ya!" Keith berbalik dan pergi dari sana, meninggalkan Arthur yang masih fokus menatap kepergiannya.
Sedetik kemudian, Arthur terkekeh tanpa suara dan kembali masuk untuk merapikan rambut sebelum makan malam bersama.
Di ruang makan ternyata Arthur yang paling terakhir datang. Melihat kedatangannya, orang-orang di meja makan langsung menoleh. Evelyn bangkit dan menarik kursi untuk diduduki Arthur. Arthur mengernyitkan dahi ketika mendapati perlakuan itu.
"Ayo duduk di sini!" Evelyn menarik sebuah kursi makan.
Awalnya, Arthur ingin menolak. Namun ketika melihat posisi kursi yang berhadapan dengan Keith membuat dominan itu langsung mengangguk mengiyakan. Evelyn tampak bahagia ketika tidak mendapati penolakan dari Arthur.
"Sweet, tolong siapkan makan malam untuk Arthur." Terang saja, ucapan Seth barusan berhasil merebut atensi semua orang yang ada di meja makan. Keith menatap suaminya dan mengangguk. Pria dua puluh empat tahun itu bangkit dan berjalan memutari meja, mendekati Arthur. Henry serta Evelyn juga tampak tidak keberatan dengan itu.
Ketika Keith berada di dekatnya, hidung Arthur langsung menangkap aroma yang sangat manis. Dominan itu mendongak dan menatap pergerakan Keith dalam diam. Arthur tahu ini salah karena bagaimana pun juga Keith bukanlah seseorang yang single. Pria itu sudah memiliki pasangan, pasangan yang sah. Namun, Arthur merasa rugi jika ia mengabaikan 'keindahan' yang tersaji di depan matanya. Dalam sepersekian detik, ia seolah lupa jika dirinya sudah memiliki kekasih di Jerman sana.
"Aku membuatnya bersama Ibu dan para pelayan. Semoga kau suka makanannya," ucap Keith setelah menyiapkan makan malam di piring Arthur. Pria itu tersenyum sebentar sebelum kembali ke kursinya.
Setelahnya, makan malam pun dimulai dalam keheningan. Di sela mengunyah, Arthur masih mencuri pandang ke Keith yang duduk di depannya. Ia bisa melihat betapa Keith menatap penuh cinta ke arah Seth, suaminya, begitu juga sebaliknya. Dalam hal ini, Arthur yakin jika kedua orang itu menikah atas dasar cinta dan bukan paksaan.
****
Tak berselang lama setelah makan malam, keluarga Spencer datang berkunjung. Mengetahui kedatangan orang tuanya, Keith langsung menyambutnya. Mereka disambut baik oleh Henry, Evelyn, serta Seth. Sedangkan Arthur hanya melirik sekilas karena ia tidak mengenal tiga orang yang baru saja datang itu.
"Aku dengar salah satu anggota keluarga kalian baru saja tiba dari Jerman." Carolina, ibu Keith, berkata.
Henry langsung menoleh dan tatapannya berubah bingung ketika tidak mendapati keberadaan Arthur. Seingatnya tadi Arthur masih berdiri di sebelahnya. "Di mana Arthur?"
KAMU SEDANG MEMBACA
DANGEROUS
Fantasy[BL] [Cheating] [M-PREG] This is a wild romance story, if you're not into it, feel free to bounce out of here ASAP! Kisah berbahaya ini dimulai ketika Arthur Raymond Gauthier pulang ke New York setelah delapan tahun menetap di Jerman. Kepulangannya...