"Hati-hati." Keith refleks memejamkan mata saat Seth mencium bibirnya secara tiba-tiba. Setelahnya, barulah Seth pergi untuk bekerja seperti biasa.
Sepeninggal sang suami, Keith memilih untuk bersantai di ruang tamu seraya menonton televisi. Tak berselang lama, atensi pria manis itu teralih ke anak tangga dan menyadari bahwa Arthur sedang berjalan sambil menyampirkan sebelah lengan tasnya ke pundak. Ketika keduanya saling melempar tatap, Keith lebih dulu memutus pandangan mereka dan kembali fokus ke layar TV.
Entah kenapa setelah melihat Arthur, Keith tiba-tiba kehilangan mood untuk melanjutkan tontonannya. Apalagi ia kembali teringat ucapan Arthur semalam yang hampir saja membongkar rahasianya. Untungnya setelah makan malam, Seth tidak mengungkit hal itu lagi.
Keith lantas mematikan TV saat Arthur berjalan melewatinya. Sepertinya, lelaki itu akan berangkat kuliah. Keith sengaja abai dan memilih bersandar di sandaran sofa. Tatapannya menyapu ke seluruh sudut rumah yang bisa dijangkau oleh mata, hingga fokusnya terpaku pada foto kelulusan yang terpajang di atas meja. Saat itu juga, Keith langsung teringat Travis, salah satu teman dekatnya ketika kuliah dulu.
Keith tiba-tiba merindukan sahabatnya itu.
Pria manis itu lantas meraih ponselnya dan berjalan ke halaman belakang. Ia berencana ingin menelepon Travis sekaligus menceritakan hal-hal yang berhasil mengganggu kewarasannya belakangan ini.
Setelah duduk di salah satu kursi yang berhadapan langsung dengan kolam renang, Keith segera menelepon Travis dan tanpa menunggu lama panggilan itu tersambung.
"Travis?" Keith pertama kali membuka suara.
"Ya? Tidak biasanya kau meneleponku. Apa kau sedang ada masalah, K?"
Keith sontak menoleh ke sekitar dan sedetik kemudian ia lantas menepuk dahi. "Arthur sudah berangkat kuliah. Artinya tidak ada siapapun di rumah selain dirimu, Keith. Bodoh sekali," batinnya.
"Keith?"
"Hm y-ya ...?"
"Ada apa? Apa kau bertengkar dengan suamimu?"
"Tidak. Aku dan Seth baik-baik saja. Kami tidak bertengkar."
"Lalu? Masalah apa yang sedang menimpamu sekarang?"
Keith mendesah dalam hati. Travis begitu pintar menebak situasi. Inilah salah satu alasan Keith awet berteman dengan Travis karena pria bertubuh tinggi itu sangat peka dan dapat dipercaya untuk menyimpan rahasia.
"Huh, sayangnya saat ini aku sedang berada di Los Angeles. Jika tidak, aku sudah mendatangi rumahmu sekarang. Ayo katakan masalah apa yang tengah kau hadapi kini!"
Keith menggigit bibir bawahnya tanpa sadar. Tidak bisa ditutupi bahwa pria manis itu tengah gugup sekarang.
"Aku memiliki masalah kesuburan." Nada suara Keith terdengar tercekat. Tenggorokannya mendadak kering tanpa sebab.
Hening beberapa saat sebelum Travis merespons.
"Bagaimana bisa? Apa penyebabnya, Keith? Apa kau sudah memeriksakan diri ke dokter?"
Keith mengangguk meski Travis tidak bisa melihat anggukannya barusan.
"Ak-aku terlalu sering mengkonsumsi kontrasepsi dan dokter berkata itu berpengaruh dengan kesuburanku." Keith menjelaskan dengan suara bergetar. Rasa takut serta cemas kembali muncul ke permukaan.
Sedangkan di seberang telepon, Travis tidak terlalu terkejut dengan pernyataan Keith barusan. Travis tahu Keith dan Seth sudah bersama selama bertahun-tahun. Apalagi saat itu Keith pernah berkata kepadanya bahwa ia tidak terlalu suka anak kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
DANGEROUS
Fantasy[BL] [Cheating] [M-PREG] This is a wild romance story, if you're not into it, feel free to bounce out of here ASAP! Kisah berbahaya ini dimulai ketika Arthur Raymond Gauthier pulang ke New York setelah delapan tahun menetap di Jerman. Kepulangannya...