28

506 53 21
                                    

Happy reading!

Beberapa hari berlalu sejak Arthur mengaku telah menyewa sebuah private villa dan semalam dominan itu mengajak Keith pergi ke sana dalam waktu dekat.

Lusa kita akan menginap, jadi segera siapkan alasan yang masuk akal agar suamimu tidak curiga.” Arthur berbisik tepat di telinga Keith semalam seraya memeluk mesra pria yang lebih tua. Sebelumnya, Arthur menyeringai senang ketika mendapati Keith sendirian di dapur.

Dan sekarang Keith tampak termenung di meja makan, bahkan ia tidak sadar jika Arthur sudah berlalu pergi, menyisakan dirinya dan Seth berdua.

“Ada apa?”

Saat itulah fokus Keith teralih. Pria manis itu mendongak, menatap balik Seth dan baru menyadari jika hanya ada mereka berdua di sana. “Di mana Arthur?” Bukannya menjawab, Keith malah balik bertanya.

Seth sontak mengerutkan dahi, heran. “Dia sudah berangkat.”

Keith mengangguk kecil.

“Ada apa, Sweet? Kau terlihat tidak fokus hari ini,” tanya Seth lagi setelah menghabiskan sarapannya.

Melihat itu, Keith tiba-tiba memiliki ide. Ia lantas memasang raut khawatir seraya menghela napas. “Aku khawatir dengan keadaan Travis.”

“Kenapa Travis? Apa dia sakit?”

Keith menaruh kedua tangannya di atas meja lalu meremat satu sama lain. “Dia mengalami kecelakaan.”

Kali ini Seth tidak bisa menyembunyikan rasa kagetnya. Wajah dominan itu perlahan menunjukkan raut khawatir. “Bagaimana kondisinya?”

“Sebenarnya tidak terlalu parah tapi tetap saja aku merasa sangat khawatir. Kau tau, kan, Travis tidak memiliki keluarga? Coba kau bayangkan bagaimana sulitnya dia melewati ini seorang diri.” Keith menjelaskan dengan nada rendah serta tatapan sendu.

Seth mengangguk, menyetujui ucapan sang istri. Meskipun tidak terlalu akrab namun dia cukup mengenal baik teman akrab istri-nya itu. “Aku bisa menemanimu untuk menjenguk Travis.” Seth menawarkan diri.

Keith diam sejenak, matanya menyorot dalam, sebelum bibirnya membentuk senyuman yang sangat tipis. “Aku juga berpikir hal sama, tapi bagaimana dengan pekerjaanmu? Seingatku, daddy pernah berkata saat kita menginap kemarin bahwa pusat perbelanjaan yang kau pegang akan membuka cabang baru dan itu pasti membuat beban kerjamu bertambah dan kau akan semakin sibuk. Agaknya tidak mungkin kau meninggalkan tanggung jawab sebesar itu hanya karena hal ini, Seth.”

Seth tidak memberi respons namun diam-diam dominan itu menyetujui ucapan Keith. Dominan itu tidak mampu membayangkan se-chaos apa situasi di tempat kerja ketika ia memutuskan izin secara mendadak.

Melihat raut suaminya, Keith lantas berdeham kecil sebelum menegapkan posisi duduk. “Apa kau akan memberi izin jika aku menjenguk Travis sendiri?”

“Tentu.” Seth mengangguk cepat.

“Tapi aku berencana ingin menginap di rumah Travis. Aku harus memastikan kondisinya benar-benar baik,” ujar Keith lagi dengan sedikit harap-harap cemas.

Untuk kali ini, Seth terlihat agak keberatan. “Apa harus menginap, Sweet?”

Keith langsung memasang raut sendu lagi. “Aku juga berat meninggalkanmu tapi di sisi lain rasa khawatirku pada Travis sama besarnya. Dia tidak memiliki siapa-siapa untuk membantunya. Travis pasti sangat kesulitan melewati musibah ini sendirian. Sebagai teman dekat, aku tidak bisa jika hanya duduk diam, ditambah Travis juga sering membantuku dulu saat masa-masa sulit.”

DANGEROUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang