29

419 50 13
                                    

Happy reading!

Keith mengerjapkan mata, membiasakan cahaya yang masuk ke retina-nya. Desisan pelan keluar seiring dengan kepalanya menoleh, menatap seseorang yang tengah terbaring nyenyak di sebelahnya. Pria manis itu menyunggingkan senyum kecil saat melihat wajah Arthur yang begitu polos ketika tertidur.

Setelah puas dengan pemandangan itu, Keith beranjak lalu meregangkan tubuhnya yang agak kaku, sebelum berlalu untuk membersihkan diri. Dia mempercepat kegiatannya karena harus menyiapkan sarapan juga untuk Arthur.

Selesai berpakaian, ia turun ke dapur dan berkutat di sana selama hampir satu jam. Saat sarapan siap, pria manis itu kembali ke kamar untuk membangunkan Arthur. Dia pikir Arthur akan bangun tak berselang lama setelah dirinya bangun, ternyata tidak.

Keith duduk di pinggir ranjang kemudian mengusap punggung tegap si dominan. Ngomong-ngomong Arthur terlelap dengan posisi tengkurap. “Arthur ....”

Arthur hanya menggeliat kecil sebagai balasan.

Keith menghela napas dengan masih mengusap punggung lelaki yang lebih muda. “Ayo bangun. Aku sudah menyiapkan sarapan.”

Terdengar helaan napas samar dari bilah bibir Arthur. Perlahan, dominan itu membuka mata. Wajah bantalnya terlihat sangat jelas.

Keith mencondongkan tubuh dan beralih mengusap rambut lebat lelaki di bawahnya. “Apa kau tidak ingin mengajakku berkeliling? Sayang sekali jika hanya diam di villa. Pemandangan di luar sangat bagus,” ucapnya seraya melirik ke arah balkon.

Arthur sedikit menoleh lalu menahan tubuh Keith kemudian berbalik dan menindihnya. Mata Keith melotot; menanggapi gerakan tiba-tiba itu.

Cantik,” bisik Arthur seraya menatap lamat wajah pria di bawahnya.

Rona merah mulai terlihat di wajah Keith. Pria manis itu langsung mendengkus untuk menutupi perasaan salah tingkah.

“Bagaimana bisa kau se-cantik ini?” Arthur kembali membuka suara sambil mengusap wajah Keith yang terasa sangat lembut.

“Aish! Hentikan, Arthur!” Tidak ingin Arthur melihat rona wajahnya, Keith berusaha mendorong Arthur menjauh. “Bangun dan cepat bersihkan dirimu! Setelah sarapan, ayo kita keluar. Aku ingin menikmati pemandangan di luar.”

Merasa gerakan Keith semakin brutal, Arthur memilih mengalah dan bangkit dari sana. Lelaki itu berdiri yang terang saja membuat tubuh telanjangnya terpampang nyata. Arthur tidak terlihat malu, berbanding terbalik dengan Keith yang kini wajahnya semakin memerah padam.

Keith refleks membuang tatapan ke arah lain. Saat pintu kamar mandi tertutup barulah ia mengalihkan pandangan dengan jantung yang berdebar kencang.

Benar-benar memalukan.


****

Selesai sarapan, Keith langsung menarik Arthur untuk menemaninya ke pantai. Sejak menginjakkan kaki di sana, senyum Keith tidak pernah surut. Yang ada pria manis itu semakin tersenyum hingga matanya hampir tenggelam.

Mata Keith terpejam, menikmati kakinya tersapu air laut. Saat ini ia tengah berdiri di bibir pantai. Suasana yang sepi, matahari yang bersinar tidak terlalu terik, dan angin berembus pelan namun konstan; semakin membuat pria itu tenggelam dalam kesunyian.

DANGEROUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang