Happy reading!
Setelah memastikan sekitarnya tidak ada orang, Keith langsung mengangkat panggilan itu.
"Ah, baby, kenapa lama sekali mengangkat teleponnya?"
Dahi Keith mengerut.
"Kau mabuk?"
"Uh? Tidak, aku tidak mabuk. Tapi aku memang sedang minum."
Mendengar dari nada suaranya, Keith semakin yakin bahwa lelaki itu sedikit atau mungkin mulai mabuk. Dia tidak akan menggunakan intonasi ini saat berbicara dengannya jika dalam kondisi seratus persen sadar.
"Apa maksudmu mengirim foto random padaku?"
Keith tentu merasa kaget saat membuka ponselnya dan melihat puluhan pesan dari kontak yang sama. Apalagi ketika dibuka isinya hanya foto-foto random yang tidak jelas asal usulnya.
Ada apa sebenarnya dengan Arthur?
Apa lelaki itu sudah tidak waras?
"Ah, itu? Aku hanya sedang bosan dan sengaja mengirimnya untuk mengganggu waktu santaimu di sana."
Keith berdecak kemudian duduk di kursi panjang. Ia tengah berada di halaman belakang mansion yang ketika malam hari, suasananya berubah sangat sepi.
"Apa kau tidak punya pikiran? Bagaimana jika ada orang lain yang membuka ponselku. Itu akan memancing kecurigaan, Arthur."
"Ya baiklah, aku minta maaf ...."
Mendengar sahutan itu dari seberang telepon membuat Keith semakin yakin bahwa Arthur memang sedang mabuk. Sebenarnya, dia sedikit heran karena seingatnya lelaki itu memiliki toleransi cukup tinggi pada alkohol. Entah seberapa banyak alkohol yang Arthur teguk sampai membuatnya seperti ini.
"Aku merindukanmu. Kapan kau kembali, hm?"
"Berhentilah bicara omong kosong! Lagipula aku baru saja sampai, tidak mungkin langsung kembali ke Boston."
"Kau mengerikan, Sayang. Bagaimana bisa kau menganggap rinduku sebagai omong kosong ...."
Keith tertawa kecil. Malam ini, Arthur tampak berbeda. Belum lagi suaranya sedikit mendayu, persis seperti seseorang yang sedang manja.
"Salahmu tidak ingin ikut bersama kami."
Terdengar decakan di seberang telepon.
"Aku tidak nyaman berada di sana, suasananya benar-benar membuatku muak. Kau tahu, jika bukan karenamu, aku pasti sudah berada di Jerman dan berkuliah di sana sekarang."
Sudut bibir Keith tertarik ke atas. Pria manis itu lalu menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi.
"Benarkah?"
"Iya. Apa kau tidak percaya?"
"Hmm, aku tidak tahu. Tapi mengingat kau agak gila, jadi ... aku sedikit percaya."
"Apa? Kau mengataiku gila? Aku tidak terima, Sayang!"
Keith ingin menjawab namun Arthur kembali menambahkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
DANGEROUS
Fantasy[BL] [Cheating] [M-PREG] This is a wild romance story, if you're not into it, feel free to bounce out of here ASAP! Kisah berbahaya ini dimulai ketika Arthur Raymond Gauthier pulang ke New York setelah delapan tahun menetap di Jerman. Kepulangannya...