10

1.1K 101 13
                                    








Setelah berteleponan cukup lama dengan Travis, Keith merasa mendapatkan sedikit keberanian untuk mengaku kepada suaminya. Cukup lama merenungkan ucapan dari Travis tadi, Keith beranjak dari kursi untuk masuk ke rumah. Keith bertekad bahwa ia akan mengatakan semuanya kepada Seth nanti, ketika sang suami sudah pulang bekerja.

Dan sekarang, Keith berniat pergi ke supermarket untuk berbelanja kebutuhan dapur serta kebutuhan pribadi yang kebetulan sudah habis. Pria manis itu juga sekaligus ingin jalan-jalan sebentar untuk sekadar menenangkan dan menguatkan diri. Ia terus berkata dalam hati bahwa ketakutannya selama ini tidak akan terjadi. Seth tidak akan meninggalkannya.

Cukup lama Keith menghabiskan waktu di luar dan tanpa sadar ia melewatkan jam makan siang. Setelahnya, Keith memilih berhenti di salah satu restoran Prancis dan makan siang di sana.

Saat sedang menyantap makan siangnya, ponsel Keith tiba-tiba berdering. Pria manis itu tersenyum kecil ketika melihat nama suaminya muncul di layar dan tanpa pikir panjang ia langsung mengangkat panggilan itu.

"Ya ...?"

"Apa kau sedang di luar, Sweet?" Seth bisa menebak karena mendengar suara agak ramai di seberang telepon.

Keith mengangguk meski suaminya itu tidak bisa melihat respons-nya. Namun, belum sempat ia membuka suara, Seth langsung memotongnya.

"Aku ingin mengajakmu keluar nanti. Kau jangan lupa bersiap!"

Dahi Keith sontak mengerut.

"Kau ingin mengajakku ke mana?"

"Ke sesuatu tempat. Aku akan tiba jam lima sore dan kita akan langsung pergi. Jadi, pastikan dirimu sudah selesai sebelum aku datang."

Otak Keith mulai memikirkan tentang ke mana suaminya itu akan membawanya. Ah, apa mungkin Seth sedang menyiapkan kejutan untuknya? Membayangkannya saja berhasil membuat Keith salah tingkah.

"Iya, aku akan bersiap secepat mungkin."

Setelah berbincang sebentar, panggilan itu pun berakhir. Keith menaruh ponselnya ke meja dengan jantung yang berdetak agak cepat. Mendadak ia merasa gugup karena memikirkan surprise dari sang suami. "Suamiku benar-benar romantis ...." Keith membatin dengan wajah yang mulai memerah.

Selepas menenangkan diri, Keith segera menghabiskan makanannya dan segera pulang. Dia harus terlihat rapi dan sempurna nanti. Tentu saja ia tidak ingin mengecewakan suaminya.

****

Keith bersiap cukup lama. Ia bahkan sengaja tidak memasak makan malam karena menurutnya malam ini dia dan Seth pasti akan makan di luar. Setelah memastikan penampilannya, pria manis itu menyemprotkan parfum seraya tersenyum manis; merasa puas ketika melihat pantulan dirinya di cermin.

Tepat pukul lima sore, Keith membuka pintu kamar dan segera turun ke lantai satu. Ia khawatir jika Seth ternyata sudah datang dan sengaja tidak masuk ke kamar.

"Kau ingin pergi ke mana?"

Senyuman Keith langsung surut ketika mendengar suara seseorang yang selalu mengganggunya belakangan ini. Keith memilih acuh tak acuh dan melewati Arthur begitu saja. Kebetulan mereka berpapasan di anak tangga.

Arthur tentu tidak tinggal diam. Lelaki delapan belas tahun itu sontak mencengkeram tangan Keith hingga membuat si empunya refleks meringis.

"Lepas!" Keith berusaha menarik tangannya seraya menatap tajam adik iparnya. Namun, bukan Arthur namanya jika mudah terintimidasi.

DANGEROUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang