19

970 96 13
                                    

Happy reading!

"Bersihkan dirimu setelah itu tunggu di meja makan!"

Belum sempat Keith bertanya, Arthur sudah lebih dulu pergi menuju kamar. Dengan kening mengernyit, pria manis itu berlalu untuk membersihkan diri; sesuai titah Arthur.

Tak berselang lama, Keith berjalan keluar menuju dapur. Saat kakinya menapaki satu persatu anak tangga, bersamaan dengan itu hidungnya menangkap semerbak aroma masakan yang menggugah selera. Tanpa sadar, ia mempercepat langkah kakinya.

Di ambang dapur, Keith sontak mematung; menatap intens pemandangan di hadapannya.

Keith refleks meneguk ludah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keith refleks meneguk ludah.

Punggung itu ... kokoh sekali.

Kini fokus Keith sudah tertuju ke hal lain. Ia tahu ini salah, namun matanya seolah tidak ingin berpaling. Ia tidak rela jika harus melewatkan pemandangan ini.

Arthur itu masih muda. Usianya pun cukup jauh di bawahnya. Namun, kenapa tubuhnya panas dan kokoh sekali. Bahkan hampir menyaingi tubuh Seth.

"Ah, kau sudah datang?" Arthur sedikit terkejut saat berbalik dan menyadari keberadaan Keith. "Aku juga sudah menyelesaikan masakanku. Ayo, kau harus mencobanya!" Lelaki dominan itu berjalan mendahului Keith menuju meja makan.

Keith yang tersadar sontak menggeleng kecil seraya berdecak pelan. Tanpa ia sadari, wajahnya mulai memerah akibat pikirannya sendiri. Setelah berusaha menormalkan diri, pria itu menyusul Arthur.

Keith menurut saat Arthur memberi kode agar duduk di sebelahnya.

"Cobalah!" Arthur menyodorkan piring berisi masakannya.

Keith melirik sekilas. "Kau tidak makan?"

Arthur terkekeh. "Aku sudah menyantapnya sedikit saat masih di penggorengan tadi."

Keith menatap makanan di piring dengan ragu. Meski begitu ia akui jika penampakan dan aromanya sangat menggugah selera.

"Aku tidak menaruh racun di sana." Arthur menambahkan seolah bisa membaca raut wajah Keith sekarang.

Keith meraih sendok dan mulai mencobanya. Sebelum itu, ia mengendus sebentar lalu menyuap dalam suapan kecil. Keningnya sedikit mengerut ketika lidahnya tidak mengecap rasa aneh, selain rasa lezat yang sukses membuatnya tersenyum tanpa sadar.

Demi apapun, masakan Arthur sangat luar biasa. Tidak ia sangka tangan kokoh itu mampu menghasilkan makanan yang begitu lezat.

"Bagaimana?" Melihat reaksi Keith sebenarnya Arthur sudah bisa menebaknya. Hanya saja, ia ingin mendengar pendapat langsung dari mulut pria manis itu.

DANGEROUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang