🌷HAPPY READING🌷
"Nih, Papa kemana, sih?! Nggak ingat sama rumah, kah? Orang Alan chat nggak dibalas, Alan telepon juga nggak diangkat! Buat Alan khawatir aja," gerutu Alana terus-menerus, karena khawatir kemana Lian pergi. Ia menunggu dikursi panjang teras depan.
Selang beberapa menit menunggu, akhirnya sebuah mobil bewarna putih memasuki pekarangan rumah, sudah Alana yakini itu pasti Lian. Kenal dari mobilnya. "Nah, panjang umur banh Bapakku,"
Lian pun keluar dari mobil, dan diikuti oleh seseorang Wanita yang tak dikenal oleh Alana.
Alana beranjak dari duduknya, dan berjalan dimana Papanya masih di ares parkiran. Alana mengeryitkan keningnya bingung, siapa wanita yang Papanya bawa itu? Apa jangan-jangan..., itu calon Mama barunya?
"Pa. Dari mana saja, sih?! Alana khawatir tau! Papa pergi nggak bilang-bilang pada Alan. Minimal pamit dulu lah sama Alan, Pa. Supaya Alan nggak khawatir kayak tadi," ketus Alana menghampiri Lian, dan juga Lian yang menghampirinya.
"Maaf, Alana. Tadi Papa jemput seseorang untuk dikenalin sama kamu."
Alana sekali lagi mengeryitkan keningnya, sedikit memiringkan kepalanya, menatap sosok Perempuan yang berada disamping Papanya itu. Entah mengapa, ia menatap tak suka kepada Laras.
"Eh ... yuk, masuk ke dalam. Kita makan malam dulu, terus kita ngobrol," ucap Lian sambil merangkul pundak Laras. Ya, perempuan itu adalah Laras, wanita yang kemarin Lian lamar. Mereka berdua masuk ke dalam rumah meninggalkan Alana yang menatap punggung Papanya nanar.
"Cih! Terlupakan!" gumam Alana sambil berdecih pelan. Ia melangkahkan kaki mungilnya memasuki rumah besar nan megah itu.
Kini, mereka semua duduk di meja makan yang di depannya telah banyak hidangan yang tampak lezat semua. "Kita makan dulu, yuk? Selesai makan, baru kita ngobrol manis lagi."
"Cih! Yang ada aku malah jadi nyamuk! Nggak di perdulikan!" Alana mengangguk malas. Dan Laras yang mengangguk sambil tersenyum manis. Mereka pun kini makan dengan khidmat, dan suasana hening.
Setelah, makan tadi. Mereka berkumpul di ruang tamu. Mereka mengobrol-ngobrol, Alana melihat Papanya yang sedang mesra ke Laras. Seketika membuat Alana bergidik dan memutar bola mata malas.
'Rasanya, aku belum siap untuk mempunyai pengganti Mama. Aku nggak mau punya Mama baru. Aku belum siap. Aku hanya ingin Mama Kinan, nggak mau yang lain.' Alana mengambil sebuah novel dari atas meja.
"Alana?" panggil Lian kala Alana membuka novel yang berjudul, 'Mawar Yang Layu'. Masih ingatkan dengan buku yang Alana pinjam tempo hari lalu di Perpustakaan? Alana berhenti melakukan aktivitasnya, ia menaruh buku tersebut di atas meja.
Ia menatap Papanya dengan alis terangkat satu, yang bagian kanan.
"Iya, Pa? Kenapa?"
"Kenalin..., calon Mama baru kamu," ucap Lian tersenyum sambil memegang tangan Laras yang berada di samping kanannya, sedangkan Alana di samping kirinya.
'Heh! Nggak Papa kasih tahu pun, Ana udah tau. Dari kemesraanya itu, Pa,' batin Alana. Ia berusaha untuk tidak menjatuhkan air mata.
"Mama ... Kakak ...," gumamnya lirih, Lian dan Laras tak akan mendengarkannya, karena hanya pelan.
Alana masih diam tak berkutik, sambil menatap Laras dengan tatapan yang sulit untuk diartikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSALANA
Short Story"Gue cinta sama lo. Dan gue gak akan ngelepasin lo gitu aja!" "Lo harus ngandung anak gue biar bisa nikah sama gue! Gue gak terima sama yang namanya penolakan!!" "Bagaimana pun juga, lo harus nikah sama gue!" _AKSA RAHENDRA L...