Chapter 10 : PERNIKAHAN LIAN

2.2K 96 4
                                    

🌷HAPPY READING🌷

Seminggu setelahnya, Alana berdiri di samping pasangan pengantin yang sedang berbahagia, disebuah gedung mewah dan megah, dengan dihiasi bunga-bunga dan pokoknya, sempurna. Sangat indah dipandang.

Hari ini adalah hari dimana sang Papa melepaskan status kesendirian dari hidupnya setelah bertahun-tahun lamanya. Papanya telah memilih pasangan sehidup sematinya untuk yang kedua kalinya. Perasaan Alana kini bercampur aduk entah bagaimana. Alana juga kini telah sembuh dari sakitnya, beberapa hari tak bertemu Aksa rasanya sangat lega untuk Alana.

Terkejut, masih tak menyangka, sedih, rasa tak suka bercampur aduk dalam diri Alana. Membuat dia selama acara resepsi hanya berdiam diri dengan menampilkan wajah yang datar, tanpa senyuman sedikit pun. Padahal, Alana adalah Anak yang terbilang ceria. Namun, hari ini tidak ada senyuman darinya sedikit pun.

Dan yang lebih mengejutkannya lagi adalah, Anak dari mama barunya itu adalah teman dari Kakak Kelas yang sering membully-nya, Karang Pradipta. Kakak Kelas sekaligus teman Aksa yang selalu membully-nya, Karang juga dikenal sebagai Kakak Kelas yang pendiam, cool, misterius, cuek, dan juga irit dalam mengucapkan sesuatu. Sungguh kejadian diluar naral.

Alana sangat tak menyangka jika Mama barunya mempunyai seorang Anak, jauh lebih tua setahun dari dirinya. Ia pikir bahwa perempuan yang Lian ambil masih singgle atau belum menikah, tapi ternyata ia telah memiliki satu Anak.

Entah bagaimana nasibnya nanti jika semua orang tahu dia dan Karang bersaudara tiri. Bagaimana jika di Sekolah nanti, apa Karang akan membela dan melindunginya? Atau, malah acuh tak acuh saja saat dirinya ditindas? Entahlah!

Sungguh ini semua sangat diluar dugaan. Ditambah lagi Karang dari tadi hanya berekspresi datar dan dingin. Karang sempat terkejut saat melihat ada Alana disana, tapi dengan cepat ia mengubah ekpresinya menjadi datar kembali.

"Alana?" panggil Papanya berkode untuk menyuruhnya mendekat begitupun dengan Karang.

Sepasang mempelai itu berniat untuk mengambil poto Keluarga. Alana berdiri di samping Lian, sedangkan Karang disamping Laras.

Mereka menampilkan senyuman yang indah kecuali Karang dan Alana, mereka tetap tegar dengan ekspresi datarnya.

Selesai dengan acara sesi poto, mereka kembali duduk.

"Alana dia Mama baru kamu," ucap Lian dengan penuh senyuman menghadap ke sebelah kirinya yang terdapat Alana tengah duduk dengan juga ekspresi datar.

"Iya," jawab Alana, ia sungguh malas rasanya untuk berbicara.

"Nah, Alana. Ini Abang kamu, Karang. Kalian beda cuman setahun. Semoga kalian bisa akur dan saling akrab satu sama lain," sahut Laras sekalian memperkenalkan Karang yang berada di sebelah kanannya.

"Karang, perkenalkan dirimu," ucap Laras menoleh kearah Karang.

"Karang, Pah, Na."  Karang melirik Lian dengan senyum tipis lalu beralih melirik Alana tanpa ekpresi.

"Alana." Alana memperkenalkan dirinya seraya menghadapi ke arah lain. Ia tak ingin melihat wajah Karang dan Laras yang baginya sungguh menyebalkan.

"Semoga kalian bisa akrab, ya?"

"Hm."

***

AKSALANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang