Chapter 14 : ALANA & KARANG

1.9K 73 3
                                    

🌷HAPPY READING🌷

Laras memperhatikan sekitar, namun orang yang ia cari tak ada di sana. Lantas, Laras bertanya kepada Karang.

"Karang, Alana dimana?"

"Nggak tau, Ma. "

"Kok nggak tau, sih? Kalian nggak pulang bareng?" tanya Laras menggerutkan kening.

"Enggak, Ma."

"Kamu gimana, sih, Rang?! Harusnya, kamu jagain Alana, dia sekarang Adek kamu. Apalagi kalian, 'kan satu Sekolah," omel Laras tak habis-habis dari tadi, karena belum melihat Alana sejak ia pulang dari rumah lamanya untuk mengambil semua barang-barangnya di sana.

"Maaf, Ma."

"Kamu keluar, gih. Cari Alana."

"Males!"

"Karang, dia sekarang tanggung jawab kamu, kamu nggak boleh egois kayak gini."

"Ck! Iya, iya!" jawab Karang dengan kesal.

Karang yang hanya menggunakan baju kaos putih polos dan celana hitam kotak-kotak pendek itu keluar ke bagasi lalu memakai helm.

Menaiki motor dengan kecepatan rata-rata menuju luar pagar. Saat hendak belok arah, dia melihat sebuah motor vespa bewarna hitam menghampirinya. Dan ternyata itu adalah ... Alana dan Aksa.

Aksa menghentikan motornya begitu pun dengan Karang. Alana turun dari motor Aksa lalu melepas helm-nya yang terpasang di kepalanya.

Aksa juga melepas helm-nya menatap sinis dan terkesan tidak suka kearah Karang yang hanya membalas dengan tatapan cuek tak berminat.

"Makasih." ucap Alana dengan senyuman tipis kepada Aksa.

"Hm, gue duluan."

"Iya."

Aksa menatap sinis kearah Karang lalu memakai helmnya. Memutar balik motornya ke arah rumahnya.

"Lo mau kemana, Rang?" tanya Alana saat menghampiri Karang yang berada didepan gerbang.

"Mama nyariin," ucapnya lalu membalikkan motornya untuk di parkirkan lagi di bagasi.

"Nyusahin!" gumam Karang kala melewati Alana yang sedang melepas sepatunya di depan pintu rumah. Alana yang mendengar gumaman Karang hanya memutar bola matanya malas.

"Cih!" decihnya pelan namun tak didengar oleh Karang karena Karang telah masuk kedalam rumah.

"Assalamualaikum," salam Alana.

"Wa'alaikumusallam. Alana, kamu dari mana aja, Nak?" tanya Laras khawatir, ditambah lagi dia melototkan matanya karena terkejut melihat kepala Alana yang diperban.

"Nak, kepala kamu kenapa? Terus tangannya kenapa juga?" tanya Laras sangat khawatir dengan kondisi Alana saat ini.

Laras menuntun Alana untuk duduk di sofa. "Alana kamu kenapa? Bisa jelasin sama Mama?" ucapnya dengan lembut sambil mengelus punggung Alana.

AKSALANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang