🌷HAPPY READING🌷
"Kemana aja kamu Alana? Menyusahkan! Kamu mau jadi seperti Kakakmu itu, iyah?!" tuduh Lian saat melihat Putrinya pulang larut malam.
Lian sudah pulang dari pukul 20.00 Wib dan Alana baru saja pulang pukul 22.03 Wib, tentu saja membuat Lian merasa khawatir. Apalagi, Alana adalah seorang Anak Perempuan.
"Eng-enggak, Pa. Tadi Alana lagi kerja kelompok di rumah teman, makanya pulang kemalaman," alibi Alana. Tentu saja ucapan yang terlontar dari Alana hanyalah sebuah kebohongan belaka. Hanya saja, ia tak mau memberi tahu kepada Papanya, bahwa ia adalah sebuah bahan bully-an Kakak Kelas, dan budak salah satu Siswa. Karena, ia takut Papanya marah nanti.
"Kenapa nggak pamit? Kan bisa kamu ngabarin Papa dulu." Lian merasa ragu mendengar ucapan dari Putrinya itu. Kerja Kelompok? Pulang jam 22.03 Wib? Tak mungkin, 'kan pulang kerja kelompok jam segitu? Pikir Lian.
"Alana lupa, Pa. Maaf," lirih Alana merasa bersalah kepada Lian. Berbohong dan pulang larut malam, ia benar-benar merasa bersalah yang begitu besar. Nampak Lian menghembuskan nafas pelan.
"Sudahlah Alana. Papa cuma minta sama kamu buat nggak jadi seperti Kakakmu, Aluna. Bisa, 'kan?" tanyanya. Alana pun mengangguk dengan cepat dan tanpa keraguan darinya.
"Iya, Pa. Alana nggak bakalan jadi kayak Kakak kok," ucap Alana dengan sungguh-sungguh.
"Aluna, entah kemana ia sekarang," gumamnya yang masih terdengar digendang telinga Alana.
"Sudah. Sekarang pergi kekamar kamu, lalu tidur. Jangan begadang!" perintah Lian menyuruh Putrinya untuk kekamar, dan tidur.
"I-iya, Pa. Sekali lagi, maaf udah buat Papa khawatir."
"Hm," balas Lian dengan sebuah deheman sahaja.
Dengan sedikit berlari kecil, Alana pun bergegas menaiki tangga menuju kamarnya. Lian menghembuskan napasnya kasar. Ia beralih duduk disofa dengan tangan menopang dagu, dan kaki bersilang.
Tadinya, Alana sangat ingin memeluk Lian mengingat seminggu lamanya ia berada di luar Kota, karena ada suatu pekerjaan lebih tepatnya bisnis. Ia sangat merindukan sang Papa. Tapi, melihat Lian tadi yang sangat marah, ia mengurungkan niatnya untuk memeluk Lian.
Alana juga merindukan Papanya itu.
***
Flashback
Enam tahun lalu ...
"Ma, Pa. Lain kali kita liburan lagi, ya?" tanya Aluna pada kala itu dengan senyuman merekah.
"Iya, Sayang," jawab Kinan, Mamanya Aluna dan Alana dengan lembut dan penuh perhatian.
Mereka sekeluarga sedang berada di luar Kota untuk bersenang-senang. Satu minggu lamanya mereka bersenang-senang sampai suatu hari saat pulang, mereka menghabiskan waktu seharian ditaman bermain.
"Alana senang banget, Ma, Pa. Tapi sayang, kita besok udah harus pulang," ucapnya yang tadi tersenyum gembira malah mengerucutkan bibirnya. Menggemaskan.
"Ututu ... lain kali kita liburan lagi, ya, Sayang ...," ucap Lian sambil mengelus punggung Alana dengan lembut. Mendengar itu, Alana berbinar dan menatap Papanya dengan antusias.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSALANA
Historia Corta"Gue cinta sama lo. Dan gue gak akan ngelepasin lo gitu aja!" "Lo harus ngandung anak gue biar bisa nikah sama gue! Gue gak terima sama yang namanya penolakan!!" "Bagaimana pun juga, lo harus nikah sama gue!" _AKSA RAHENDRA L...