Chapter 08 : AKSA TIBA TIBA BAIK?

2.4K 85 9
                                    

🌷HAPPY READING🌷

Alana sangat bersyukur karena tadi Aksa malah menghantarnya kerumahnya. Ia mengucapkan banyak banyak terima kasih pada Aksa karena telah mengampuninya.

Alana diam diam memasuki rumah langsung bergegas kekamarnya, terlihat disana suasana sedang sepi, pasti Bi Ayu sedang memasak di dapur, dan Lian sedang jalan jalan dengan calon Mama barunya.

Alana mendesah kecil kala jantungnya berdetak kencang. Dia merebahkan dirinya keatas kasur.

Rasanya, hari ini adalah hari tersialnya saat bertemu dengan Aksa, Aksa pagi tadi benar benar membabi buta seperti seorang psikopat yang sedang mengincar mangsanya.

Kepalanya juga sedikit pusing, juga kaki nya yang terasa sangat sakit karna Aksa menendangnya terus terusan, sampai bergganti warna menjadi keunguan.

Alana meringis, luka dilengannya belum juga sembuh, tapi Aksa telah menambah luka baru. Sepertinya Alana besok akan izin sekolah, ia ingin beristirahat beberapa hari dirumah.

Alana memejamkan mata dengan lengan satunya yang tidak terluka menutupi matanya, menangis dalam diam. Ia sangat merindukan Kinan, Aluna. Alana ingin kehidupan nya seperti dulu tak menghilang, Alana menginginkan rumah kecilnya dulu yang selalu ceria, gembira, bahagia, tapi yang ada sekarang malah terpecah belah, Alana merindukan sosok Kinan yang selalu ada untuknya.

Jika saja Kinan masih adah, pasti Alana sudah mengadu kepada Kinan, menceritakan semua masalahnya disekolah.

Tapi kini ia sendiri, hanya tinggal dia dan Lian, keluarga yang harmonis dulu telah pergi dalam sekejap, hanya menyisakan kesedihan didalamnya.

Ia berharap, sosok Mama barunya tak seperti ibu tiri pada umumnya, yang terlihat kasar, licik, dan tidak suka pada anak suaminya dengan istri pertamanya. Ia harap calon Mama barunya itu seperti sosok Kinan.

Alana menghapus air matanya, menutup erat erat matanya untuk kembali tidur. Menenangkan sejenak hatinya yang terasa rindu berat pada Sang Mama.

***

"Tumben lo mau nganterin Alana, kenapa?" tanya Arkan bingung dengan sikap Aksa, yang tiba tiba baik pada Alana.

"Gue khilaf pagi tadi, mukul dia sampai berdarah,"

"Wuahh gila lo, udah kayak psikopet aja." timpal Raigan sambil menggeleng kan kepalanya.

"Habisnya, kesel banget gue."

"Kesel kenapa?"

"Gak tau."

"Sa, malam nanti ada balap, mau ikut?" tanya Karang.

"Siapa lawannya?"

"Geng sebelah, rombongan Reza."

"Gila gak ada kapok kapoknya mereka, padahal udah berapa kali kalah sama kita, tapi masih aja mau tanding ulang." sahut Raigan tak habis fikri.

"Gue ikut deh." jawab Aksa sambil mengeluarkan rokok dari sakunya. Membuka bungkus rokok tersebut, menyalakan apinya lalu menghisapnya.

"Lo jangan terlalu kasar kasar sama Alana Sa, ingat dia bukan Aluna. Percuma lo balas dendam sama Alana orang Aluna juga gak bakal kenapa napa." ujar Raigan mencoba menasehati Aksa.

"Iya juga ya," sahut Aksa sambil menganguk-anggukan kepalanya, baru sadar.

"Iya kan, kasian loh Alananya disakitin terus terusan, padahal dia kan gak tahu apa apa," ujar Raigan.

AKSALANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang