Chapter 19 : KARANG KALAH?

1.5K 63 7
                                    

🌷HAPPY READING🌷

Seorang gadis dengan dress selutut dengan lengan pendek, duduk di kursi paling bagian belakang di sebuah Caffe Cappucino. Matanya selalu melihat kaca yang langsung menampakkan parkiran. Melihat arlojinya dengan tatapan kesal yang menyelimuti benak.

"Nih Aksa kemana, sih? Ditelpon nggak diangkat, dichat juga nggak dibales. Apa jangan-jangan dia lupa kalo hari ini ada janji sama gue?" gumamnya bertanya pada dirinya sendiri. Liona, gadis dress biru tua itu adalah Liona, gadis cantik yang membuat janji dengan Aksa untuk bertemu di Caffe Cappucino.

"Ih, nyebelin banget! Gue udah tiga jam di sini, tapi dia nggak dateng-dateng. Apa gue ke rumahnya aja, ya?" monolog Liona berpikir. Setelah itu mengangguk mantap, ia akan ke rumahnya Aksa, untuk menemui laki-laki itu.

Mengambil tas selempang di atas meja, setelah itu bangkit dari kursinya. Berjalan dengan anggun, menuju parkiran di mana sekarang mobilnya berada. Ia pun sudah berada di parkiran, maduk ke dalam mobil hitam miliknya. Ia pun mulai melakukan mobilnya di atas rata-rata.

Tak butuh waktu lama, kini mobil Liona sudah terparkir di depan rumah yang sangat mewah, yang tak lain adalah rumah Aksa. Pemuda yang Liona sukai sejak dulu.

Tujuan Liona ingin ke sini adalah menemui Aksa, bagaimana pun itu, ini adalah satu-satunya jalan terakhir agar ia bisa bertemu dengan Aksa, ia ingin mengungkapkan seluruh isi hatinya.

Liona pun memencet bel rumah berkali-kali,   ia pun juga mengetuk pintu dengan sedikit agak keras, supaya terdengar oleh orang yang ada di dalam sana.

"Permisi?" Nihil, tak ada satupun orang yang membuka pintu untuk Liona, sampai-sampai Liona dibuat lelah sendiri, ia berdecak dengan sangat kesal.

"Ini rumah ada orangnya nggak, sih? Pegel, nih, tangan gue ... okey, kita coba sekali lagi ngetuk pintunya, kalo nggak kunjung kebuka, baru mencet belnya." Ia bermonolog sendiri, dengan kesabaran setipis tisu ia kembali mengetuk pintu dengan suara yang lebih keras dari sebelumnya. Ia seperti seorang istri yang mengetahui suaminya berselingkuh dengan wanita lain.

Ia yang ingin mengetuk pintu lagi, menjadi terhenti kala pintu sudah dibuka oleh seorang gadis muda yang diyakini oleh Liona bahwa gadis itu adalah salah satu dari Art rumah ini.

'Ampir aja, tuh, pala orang gue getok,' batinya meringis jika ia benar-benar mengetuk kepala gadis muda yang menatapnya bingung itu.

"Nyari siapa, ya, Mbak?" tanyanya si gadis tersebut, Denayhas Rhaspati. Salah satu Art termuda di mansion Aksa. Umurnya masih 19 tahun, ia bekerja di sini dengan Ibunya, Resti.

"Aksa–nya ada, Mbak?" tanya Liona, ia tak ingin memanggil gadis di depannya ini dengan sebutan Bibi.

"Tuan Aksa nggak ada di rumah, Mbak. Tadi, dia pamit sama saya, katanya dia mau keluar. Dia keluar tadi sekitar jam tujuh lewat, Mbak," ujar Dena dengan lengkungan manis yang dari tadi tidak pernah luntur, walaupun tadi sempat kebingungan dengan kedatangan Liona.

"Mbak tau Aksa pergi kemana?"

"Maaf, Mbak. Saya kurang tau soal itu, soalnya Tuan Aksa nggak ngasih tau mau kemana," ucap si gadis pemilik lesung pipit itu. Liona hanya manggut-manggut paham, setelah itu tersenyum pada Dena.

"Makasih, Mbak."

"Iya, Mbak. Mbak nggak mau masuk dulu? Mampir gitu, Mbak? Pasti situ pacarnya Tuan Aksa, ya?" ujar Dena seraya menampilkan wajah jahilnya, terbilang, Dena itu Anaknya mudah akrab, ramah, dan juga baik. Jadi siapa pun yang akan berteman padanya, akan selalu bahagia.

AKSALANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang