Mimi

688 37 0
                                    

Pagi ini tepat pukul tujuh Daddy Brahma terbangun lebih dahulu dengan putra bungsunya yang tertidur diatas badannya. Mikha menolak keras untuk tidur diatas brankar jadi semalaman Daddy harus merelakan tubuhnya untuk menopang tubuh putra bungsunya itu dan berakhir ia tertidur dengan posisi setengah duduk diatas brankar anaknya.

Dengan gerakan yang sangat pelan daddy brahma menidurkan mikha di atas brankar karena takut membangunkan anaknya dan berakhir sang anak akan rewel kembali. Beberapa kali anak itu melenguh namun beruntung tidak sampai membuka matanya. Setelah memastikan mikha tertidur dengan tenang, daddy menaikkan pagar pembatas samping brankar supaya anak itu tidak terjatuh saat tidur.

Sekarang tujuannya adalah membersihkan diri di kamar mandi ruang rawat yang biasanya digunakan anaknya. Tentunya bukan ruang ICCU yang sekarang dihuni anaknya karena kamar itu tidak ada baju ganti miliknya. Memang karena seringnya anak itu keluar masuk rumah sakit, di dalam kamar rawat khusus anaknya itu terdapat baju- baju santai miliknya. Tidak hanya miliknya, milik istri dan ketiga anaknya juga ada beberapa di dalamnya.

Saat memasuki kamar rawat itu terlihat istrinya dan anak ketiganya jeano sedang tertidur diatas brankar tempat tidur yang biasanya digunakan putra bungsunya, sedangkan kedua orang tuanya tertidur di atas kasur khusus penunggu yang disediakan disana. Sedangkan dua anaknya yang lain tertidur di sofa panjang yang tersedia disana.

"Dad, daddy disini? Adek gimana dad?" Itu suara willian yang terbangun akibat suara langkah daddy nya. Pertanyaan dari william membangunkan seluruh penghuni kawar rawat tersebut karena pada dasarnya semua yang disana tidaklah tertidur dengan nyenyak.

"Mas, adek gimana?" Mommy menghampiri daddy brahma yang saat ini duduk di sofa. Daddy membawa mommy kedalam pelukannya.

"Brahma, jelaskan kondisi mikha sekarang bagaimana? Kenapa kamu disini, apa mikha tidak akan mencarimu nanti?"

"Adek sekarang udah sadar seperti apa yang kemarin dijelaskan oleh perawat. Semalam adek rewel kita semua tau kalau adek takut sama ruangan itu ditambah suara berisik monitor. Akhirnya dokter putuskan untuk melepas monitornya dan mengganti dengan smartwatch khusus. Tadi adek baru tidur jam empat pagi dan sekarang masih tidur makanya sekarang aku disini mau mandi sama ganti baju. Sebenernya aku nggak bisa lama lama takut adek keburu bangun terus berontak lagi kalau tau aku tidurin dia di brankar"

"Yaudah kamu cepat bersih bersihnya mas, aku siapin baju ganti buat kamu"

Ceklek

Suara pintu kamar mandi terbuka menampilkan daddy brahma dengan penampilan yang lebih segar. Ia juga sudah berganti baju dengan setelan baju yang lebih santai pilihan istrinya tadi.

"Brahma, papi udah pesankan makanan untuk kita semua sarapan. Kamu ikut sarapan dulu baru nanti kembali ke ruangan adek"

"Nggak usah pi, aku harus buru buru takut adek udah bangun nanti malah rewel lagi kalau tau ditinggal sendiri"

"Brahma, papa sama mama baru aja tadi sana. Mikha masih tidur kok, lagian disana juga ada Athala sama suster yang gantian jaga. Nanti kalo adek bangun, pasti kita dikabarin. Kamu makan dulu sekarang , jangan sampe kamu ikut sakit manti cucu papa sedih daddy nya ikut sakit"

Brahma tersenyum dalam hati is bersyukut mendapat mertua yang sangat baik seperti papa johan dan mama elsa. Mereka memulai sarapan dengan papi damar yang memimpin doa. Mereka memakan sarapan dengan tenang. Setelahnya brahma bergegas untuk menggantikan Athala untuk menjaga Mikha di ruangan ICCU.

"Aku balik dulu ke ruangan adek, kasian abang atha belum makan juga biar aku gantiin biar dia bisa sarapan sebentar"

"Nanti papi dan semuanya nyusul setelah bersih bersih ya, nak"

Setelahnya daddy brahma berjalan menuju ruangan dimana terdapat putra bungsunya berada.

Setelah membuka pintu ia menghampiri putra keduanya yang duduk disebelah brankar.
"Abang makan dulu gih, biar daddy gantiin jaga adek. Sekalian mandi sama ganti baju, udah disiapin mommy diruang rawat adek biasanya"

Setelah kepergian anak keduanya itu ia duduk di atas kursi yang sebelumnya diduduki athala. Ia mengelus punggung tangan anak bungsunya yang masih memejamkan matanya. Setelah beberapa jam ia duduk menemani putranya itu belum ada tanda tanda bungsunya itu terbangun.

 Setelah beberapa jam ia duduk menemani putranya itu belum ada tanda tanda bungsunya itu terbangun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tepat pukul sebelas siang dokter jefry datang untuk pemeriksaan kedua pagi ini. Saat diperiksa si kecil itu melenguh dan membuka sedikit matanya. Setelah manik indah itu terbuka sepenuhnya ia tersenyum dibalik masker oksigannya. Kedua tangannya ia rentangkan ke atas minta untuk digendong oleh sang daddy. Dokter jefry mengangguk menyetujui permintaan pasien kecilnya itu. Kemudian daddy brahma mengangkat bungsunya itu kedalam gendongannya.

"Daddy" ucap si kecil dengan lirih karena kondisinya yang masih lemah.

"Iya daddy disini. Adek mau apa?"

"Daddy mau mimi" pinta si kecil sambil mendongak menatap daddynya yang juga sekarang dalam posisi menunduk sehingga keduanya saling bertatapan. Si kecil itu merasa haus dan juga lapar ternyata.

"Daddy tanya om jef dulu ya nak" kemudian daddy mendekati dokter hefry dan bertanya tentang keinginan putra bungsunya itu.

"Adek sudah tidak sesak memangnya? Kalau om dokter ganti pakai nassal canula adek kuat?"

Mikha hanya mengangguk sebagai jawaban. Kemudian dokter jefry mengganti masker oksigen dengan nassal canula sambil meletakkan oxymetri pada jari telunjuk mingil pasien kecilnya itu.

"Untuk sementara ini bagus, nanti kalau adek sesaknya bertambah harus bilang sama om dokter atau sama daddy ya. Adek tunggu satu jam dulu ya nak, kalau saturasi oksigennya masih dalam kondisi stabil seperti ini adek boleh mimi" ucap dokter jefry sambil mengelus surai pasien kecilnya itu kemudian melepas oxymetri dan memasukkannya kedalam kantong jas putih kebanggaannya.

"Tuh adek dengar kan, adek boleh mimi tapi tunggu satu jam lagi ya nak" daddy brahma sambil mencium pucuk kepala putra bungsunya itu. Daddy merasakan anggukan dari putranya itu yang masih meletakkan kepalanya pada dada bidangnya.

Kemudian dokter jefry meminta salah sorang perawat untuk keluar memberi kabar pada keluarga yang menunggu di depan agar menyiapkan 'mimi' yang dimaksut. Semua keluarga tampak senang mendengar kabar bahagia tersebut.

Little AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang