Sebagai manusia tentu kita tidak tahu hidup kedepannya akan seperti apa. Sehat atau sakit itu semua sudah diatur oleh Tuhan. Seperti halnya yang dialami Mikha sekarang. Seingatnya semalam anak itu masih bersenang-senang bersama kakak pertamanya mengendarai motor berdua, menikmati semilir angin malam yang berhembus tidak terlalu kencang.
Namun siapa sangka sekarang ia justru terbaring di ranjang rumah sakit dengan keadaan begitu lemah.
Tadi pagi saat Mommy membangunkan bungsunya untuk sarapan pagi justru mendapati kondisi anak itu yang pucat pasi. Hampir seluruh tubuhnya membiru serta dadanya yang bergerak naik turun dengan lambat.
Dengan panik mommy berteriak histeris memanggil siapapun yang bisa mendengar suaranya agar membawa Mikha menuju rumah sakit. Ternyata Daddy yang lebih dahulu datang dan menggendong anaknya untuk dibawa ke rumah sakit menggunakan mobil.
Setelah ditangani oleh dokter kini kondisi anak itu terlihat jauh lebih baik meskipun untuk bernafas anak itu harus menggunakan bantuan oksigen dengan masker yang menutupi hidung dan mulutnya.
Walaupun dokter mengatakan kondisi Mikha sekarang sudah baik-baik saja, namun Mommy dan Daddy masih belum tenang sebab sampai sore ini si kecil yang masih enggan membuka mata. Dokter Jefry bilang ini wajar, sebab oksigen dalam tubuh anaknya masih rendah mengakibatkan tubuhnya terasa lemas dan memerlukan istirahat yang banyak.
Saat ini ruang rawat Mikha telah berkumpul Mommy, Daddy dan ketiga saudaranya. Suasana begitu hening sebab mereka sibuk memikirkan kondisi si kecil. Tidak ada yang memulai pembicaraan sedari tadi membuat suasana kamar rawat itu menjadi semakin dingin.
Mommy menggenggam erat tangan si kecil yang terdapat selang infus. Disampingnya ada Daddy yang berusaha tetap tegar sambil menenangkan Mommy yang sedari tadi menangis dalam diam.
Perlahan tapi pasti jari jemari kecil yang semula digenggam oleh Mommy bergerak kecil namun pergerakan itu masih bisa dirasakan oleh Mommy yang sama sekali tidak melepaskan genggamannya.
"Adek, adek sudah bangun nak? Buka mata ayo, sayang. Pelan-pelan nggak papa Mommy disini terus sama adek" ucap Mommy sambil terus mengelus jari jemari kecil yang sedari tadi ia genggam dan sesekali mengecup punggung tangan yang terdapat infus disana.
"Daddy disini, nak. Nggak papa Daddy tunggu, adek tenang ya pelan-pelan" ujar Daddy sambil mengelus lembut dada si kecil yang naik turun dengan sedikit cepat.
Ketiga kakak yang sedari tadi duduk di sofa mendekat ketika mengetahui bahwa adik kecil kedayangan mereka berusaha membuka matanya.
Beberapa saat kemudian mata yang sedari tadi tertutup itu kembali terbuka menampilkan binar mata indah yang sedari tadi mereka rindukan. Namun beberapa detik setelahnya mata itu terlihat kosong menatap ke atas membuat semua yang ada di ruangan sedikit panik.
"Adek kenapa sayang? Ada yang sakit?" Itu suara Athala yang berusaha menyadarkan si kecil. Ia sangat takut ketika adik kecilnya itu hanya diam saja seperti ini.
Suara Athala ternyata mampu menyadarkan si kecil. Tatapan mata kosong tadi akhirnya menyorot ke arah Mommy dan Daddy yang ada di samping kirinya kemudian beralih ke sisi kanan ranjang yang terdapat ketiga kakaknya yang berdiri di sampingnya.
Hiks
Isakan kecil terdengar saat si kecil kini kembali menatap ke arah Mommy dan Daddy. Setelahnya ia merentangkan kedua tangannya ke atas meraih Daddy Brahma untuk menggendongnya. Daddy yang paham keinginan anaknya merespon dengan gelengan kepala. Bukan tidak mau menggendongnya, ia hanya takut itu justru akan menyakiti anaknya sebab sekarang kondisinya masih sangat lemah dan masih menggunakan masker oksigen untuk membantunya bernafas.
"Nggak sekarang ya, sayang. Adek masih sesak ini. Daddy peluk aja, mau?" Daddy memberi pengertian sebab tidak mau anaknya itu salah paham sebab dalam kondisi sekarang anak itu sangat sensitif perasaannya.
Mendapat anggukan, Daddy langsung memposisikan badannya sedikit membungkuk untuk memeluk putra kecilnya. Tidak terlalu erat sebab takut menyakiti si kecil.
"Mau pulang" ucap si kecil yang terdengar seperti gumaman yang tentu saja hanya di dengar oleh Daddy.
"Nanti ya, adek sembuh dulu makanya" ucap Daddy masih sambil memeluk putra kecilnya itu.
Setelah itu pelukan keduanya terurai sebab dokter Jefry datang hendak memeriksa kondisi Mikha. Karena terlalu lemas anak itu hanya diam ketika dokter memeriksa kondisinya.
"Ada yang sakit, Mikha?" Tanya dokter Jefry yang mendapat gelengan sebagai jawaban.
"Sementara disini dulu ya, masih harus banyak istirahat. Terus ini...." ucap dokter Jefry sambil menyentuh masker oksigen yang bertengger di hidung dan mulut si kecil.
"....tidak boleh dilepas- lepas, oke? Yang boleh lepas cuma Om Jef atau abang Atha atau tante suster, adek ngerti?" Lanjutnya yang lagi- lagi mendapat anggukan dari sang empu.
Kemudian dokter Jefry berjalan ke arah sofa yang diikuti oleh Mommy dan Daddy meninggalkan Mikha yang saat ini bersama ketiga kakaknya yang berusaha menghiburnya.
"Jadi gimana Jef?" Daddy lebih dahulu membuka pembicaraan setelah mereka bertiga duduk di sofa ruang rawat.
"Baik, hanya saja saturasi oksigennya masih sedikit rendah. Tapi ini jauh lebih baik dibandingkan sebelumnya. Angka 83% itu tidak terlalu buruk untuk Mikha yang notabenya punya riwayat penyakit jantung dimana saturasi oksigennya tidak akan sama seperti orang normal pada umumnya kalian pasti sudah tau itu" ucap dokter Jefry panjang lebar.
"Untuk sekarang diet dulu ya, jangan dikasih makan atau minum apapun karena masih terlalu beresiko. Kalau anaknya ngeluh haus atau lapar kasih aja madu sedikit atau kasih air sedikit lewat sendok. Kita lihat lagi besok kalau lebih baik dari sekarang atau setidaknya stabil, kita ganti pakai nassal canula biar bisa makan dan minum"
Setelah mengatakan itu dokter Jefry pamit keluar ruangan sebab ada pasien lain yang harus ia tangani. Mommy dan Daddy segera menghampiri anak-anaknya dan melihat Mikha tersenyum dibalik masker oksigennya. Mereka berdua bersyukur semua anak-anaknya saling menyayangi.
Cepet sembuh ya, Adek
Doain adek cepet sembuh ya kakak-kakak, adek haus mau Mimi 🥺
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Angel
Fanfiction"Semua sayang adek, jadi adek harus kuat ya sayang" Si bungsu kesayangan keluarga Brahmana yang selalu dijaga. Bagaimana tidak, lahirnya ia adalah sebuah harapan semua keluarganya. Harapan untuk mengembalikan sebuah keluarga yang hampir retak. Lanta...