Bersama Mommy dan Daddy

979 43 0
                                    

Setelah acara perkenalan, baby Mikha menangis karena haus. Mommy dan Daddy segera membawa baby Mikha ke kamarnya. Mommy menyusui baby Mikha sambil duduk di sisi ranjang. Disampingnya ada Daddy Brahma yang turut memandangi wajah mungil putranya yang sedang menyusu. Saat ini baby Mikha terlihat sangat menggemaskan dimatanya. Pipinya yaang bergoyang-goyang menghisap sumber nutrisinya, serta bibir yang mengerucut lucu. Daddy Brahma sesekali membersihkan sudut bibir baby Mikha karena saking kuatnya menyusu, ASInya sampai menetes melalui sudut bibirnya.

"Pelan-pelan dong sayang, ini cuma punya adek kok sekarang. Daddy nggak akan minta, hehe" ujar Daddy Brahma disertai kekehan diakhirnya. Mommy Steffi lantas mencubit lengan Daddy Brahma setelah mendengar perkataan suaminya itu.

"Iiihh mas! Kamu ya!" Brahma tertawa menanggapi ucapan istrinya.
"Hahaha, benar kan sayang. Emangnya aku boleh minta?" Daddy Brahma terus saja menggoda Mommy Steffi membuat pipinya memerah karena malu. Wajah menjengkelkan suaminya, membuat ia merasa sangat kesal sekarang.

"Awas ya kamu!" Mommy Steffi memberi peringatan kepada Daddy Brahma sambil memelototkan matanya. Namun, itu malah membuat sang suami merasa gemas dengannya.

Oeekk
Oeekk
Oeekk

"Shuutt, adek. Maaf ya, Daddy ganggu adek tidur ya? Maafin daddy ya, nak? Shuut, tidur lagi ya" Daddy Brahma mengambil alih Baby Mikha dari pangkuan sang istri, menimangnya hingga tenang dan kembali tertidur.

Daddy merebahkan sang anak di tengah ranjangnya bersama sang istri. Kemudian sepasang suami istri itu turut membaringkan tubuhnya di sisi sang anak. Daddy Brahma di sisi sebelah kanan sedangkan Mommy Steffi di sisi sebelah kiri. Keduanya memandangi wajah tenang sang anak yang sedang terlelap.

Brahma tiba-tiba meneteskan air mata sambil tetap memandangi wajah menggemaskan putranya. Steffi yang tahu suaminya meneteskan air mata, segera menggenggam tangan besar sang suami yang sedang mengusap-usap dada putranya. Steffi paham betul apa yang ada di pikiran dan perasaan suaminya itu, ia juga merasakannya. Perjuangannya menunggu baby Mikha tujuh bulan di kandungan, hingga mereka berpisah selama satu bulan setelah kelahirannya, kini membuahkan hasil. Putranya, bungsunya, telah kembali dalam dekapannya. Ia bisa dengan puas memandangi, menggendong dan memeluk putranya itu kapan saja sekarang. Tidak ada batas waktu yang ditentukan. Ia bahagia, sangat bahagia.

"Aku masih nggak percaya, adek ada bersama kita sekarang. Bahkan sekarang baby Mikha ada disamping kita, tidur bersama kita. Aku janji, baby Mikha akan bersama kita selamanya. Aku akan lakukan apapun untuk mengusahakan kesembuhan putra bungsu kita" ucap Brahma sambil menggenggam tangan sang istri kemudian mencium keningnya.

Malam itu, mereka lalui dengan penuh haru. Malaikat kecil mereka kini ada diantara mereka. Terlelap bersama, hingga pagi menjelang.
*
*
*
Oeeekk
Oeeekk

Mommy Steffi yang saat itu berada di walk in closet tidak mwndengar suara tangis baby Mikha. Kondisi kamarnya memang kedap suara. Daddy Brahma juga sedang berada di kamar mandi, membersihkan badan sebelum bersiap menuju kantor. Tadi, sekretarisnya menelpon ada klien penting yang harus ia temui dan tidak bisa diwakilkan. Padahal kan dia masih ingin menghabiskan waktu bersama dengan keluarganya.

Suara langkah berlari terdengar, langkah kaki kecil itu menuju kamar utama, kamar Daddy Brahma dan Mommy Steffi. Jean, abang kecil itu tadi terbangun, tujuannya menghampiri mommy nya untuk tidur kembali di kasur besar mommynya. Kebiasaan Jean, jika bangun tidur selalu ke kamar sang mommy, tidur sebentar lalu tidak lama akan bangun dengan sendirinya. Kebiasaan yang aneh memang. Itu berlangsung semenjak mommy dan daddy memutuskan jean agar tidur sendiri di kamarnya.

Kaki kecilnya telah sampai di samping ranjang adiknya yang saat ini sedang menangis.
"Adik Mikha kenapa menangis? Jangan menangis, ada abang jean disini. Adiknya abang jean kan pintar" Jean sambil mengelus tangan sang adik yang saat itu terangkat ke atas. Ia mencium tangan kecil sang adik. Baby Mikha berhenti menangis mendengar suara kakak ketiganya. Terus memandangi wajah kakaknya, bibirnya itu membentuk senyum tipis begitu melihat kakak ketiganya disana.

Ceklek

Suara pintu dibuka bersamaan. Terlihat daddy yang baru saja keluar dari kamar mandi. Ada juga mommy yang membawa setelan baju kantor yang telah ia ambil dari walk in closet.

"Abang Jean" mommy steffi memanggil anak ketiganya dengan suara lembutnya.

"Mommy, tadi adek Mikha menangis. Jadi abang tenangkan. Adek Mikha sudah nggak menangis lagi, Mommy" ucapnya antusias menceritakan dengan bangga bahwa ia bisa menenangkan adiknya yang tadi menangis.

"Oiya? Adik Mikha tadi menangis? Terus abang jean yang bantu tenangkan adik Mikha? Hebat sekali sih abang jean" ucap mommy sambil menggesek hidungnya ke hidung anak ketiganya. Hal itu membuat jean tertawa geli. Brahma yang menyaksikan adegan didepannya ini merasa sangat bahagia. Anak ketiganya sudah semakin dewasa sekarang, bahkan usianya sudah menginjak angka lima. Saat diberi tahu bahwa sang mommy hamil lagi dan ketiganya akan mendapatkan adik baru, Jean lah yang paling antusias menyambut kedatangan adik barunya. Setiap hari ia selalu mengelus dan mengajak bicara adiknya yang masih dalah kandungan sang Mommy. Berkali kali juga jean bilang akan menjadi abang yang baik untuk adik kecilnya, Adik Mikha.

 Berkali kali juga jean bilang akan menjadi abang yang baik untuk adik kecilnya, Adik Mikha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Abang Jean dan Adik Mikha

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Little AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang